Pentas Seni Anak

Yup... Menyaksikan pentas tari anak-anak di Denpasar, Bali pada 22 Februari 2015.



Tari Pendet

Para penari berpakian cukup unik. Dengan hiasan bunga dan emas di rambut serta membawa nampan kecil yang berisi rangkaian janur dengan isi beraneka bunga. Dari segi pakaian ini masik terlihat gadis Bali zaman dahulu. Masih mneggunakan sabuk dan pundak masih belum tertutup oleh pakaian hanya sabuk yang diselempangkan di salah satu pundaknya. Beberapa daerah menggunakan busana agak berbeda mulai dari prada emas yang masik minim dan juga full prada.

Tarian ini dibawakan gadis-gadis dengan lembah gemulai. Tarian penyambutan tamu ini tidak begitu beringas, tapi sangat sayu penuh dengan senyum. Pada saat berdiri maupun bersimpuh sesekali mengedipkan mata dan melemparkan bunga-bunga yang dibawakanya. Pada masanya sekarang tidak hanya para remaja yang menarikan Tari Pendet ini tetapi tidak kalah anak-anak dan para ibu-ibu juga berperan aktif. Tarian diiringi dengan tabuh gong yang agak lambat.

Tarii ini biasa tampil saat para tamu mulai berdatangan. Kerap kali tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu penting dan juga yang bergerak di pariwisata akan sering menjumpai tarian ini. Tak dipungkiri kelestarian ini juga didukung seringnya tampil saat acara-acara besar yang bersifat internasional ada di Bali. Tapi tidak hanya hal tersebut, kesenangan dan kecintaan warga untuk tetap belajar dari kecil sebagai salah satu upaya melestarikannya.

Konon tarian ini terinsfirasi dari Tari Pendet yang sering ditarikan di pura-pura. Tarian sakral ini memang ada sejak dahulu. Biasanya tarian pendet di pura ditarikan secara idak sadar (kesurupan). Diperlukan beberapa upakara ataupun sesajen sebelum tarian dimulai. Terkadang mereka langsung sentak bisa menari walaupun keseharianya tidak pernah menari. Inspirai ini membuat dibuatkan tari pendet untuk pertunjukan.


Gender


Tari Baris Tunggal

Terlihat dari awal yang dikenakan adalah busana keprajuritan. Badong, Lamak juga mahkota krucut tidak lupa terselip sebuah keris di punggung. Busana yang penuh dari kepala sampai kaki lebih menggambarkan prajurit yang siap berperang dan penuh dengan perlindungan badan. busana dasar putih dan dilapisi beberapa asesoris lain pembungkus tubuh.

Gerak tari ini sangat enerjik layak seorang prajurit gagah perkasa. Gerak memutar tubuh, tangan yang selalu sigap, dan juga likikan matn yang selalu tajam menatap ke segala arah. Bahu naik dan beberapa kali dada diusungkan ke depan.

Baris tunggal terbiasa ditarikan saat pertunjukan tidak jarang pula saat upacara ngaben (kematian) tarian ini selalu ada. Tarian ini ditampilakn semabai penghormatan kepada orang yang telah meninggal atau leluhur. Saat dipertunjukan dlam pentas seni juga tarian ini sebagai balih-balihan atau tontonan hiburan bagi masyarakat.





Tari Merak Angelo

Burung Merak menginspirasi tarian ini. Terlihat busana yang dikenakan mirip dengan burung merak. Mulai dari mahkota yang berisi kepala merak dan beberapa bulu terselip di belakang mahkota. Pakaian yang dikenakan juga mirip, dari corak warna juga ada motif ekor merak di kain belakang layaknya ekor indah merak yang seddang berdiri.

Pada saat pertama keluar pentas seakan penari datang mematuk penonton. Selanjutnya kelihatan suasana penari mulai bergaya penari Bali lainnya. Yang paling menarik saat para penari memainkan ekornya begitu indah dan sangat menarik. Seakan ingin memamerkan ekornya yang begitu indah, terlihat juga saat penari memblakangi penonton dan mengibas-ibaskan kain ekornya. Gerakan ke kiri dan ke kanan sperti burung sedang bermain juga kerap kali ditampilkan.

Pertunjukan tari ini sering dibawakan saat pentas seni-seni di Bali. Terutama saat pentas tari-tarian Bali sebagai hiburan warga-warga baik di desa maupun kota, kelulusan siswa dan hiburan selingan upacara keagamaan.


Tari Kreasi



Tari Cendrawasih

Penari Cendrawasih berbusana layaknya mengikuti keindahan dari burung cendrawasih. Biasanya dengan ekor berwasna kuning. Memakai mahkota (gelungan) dengan berbentuk burung, kepala menghadap depan dan sayapnya terhempak ke samping. Penari juga mengenakan gelang yang melekat di kedua lengan dan pergelangan tangan.

Gerak tari mengikuti burung cendrawasih, yang mungkin banyak terdapat di daerah Indonesia timur seperti di Papua dan sekitarnya. Penarinya biasanya gadis-gadis yang berpasangan. Gerak terkadang melakukan lompatan-lompatan kecil dan memamerkan ekornya. Terihat dari tarian ini mereka layaknya burung yang saling bercanda, merpindah dari dahan ke ranting dan mereka sangat menikmati keindahan alam bersama teman dan pasanganya.

Tari Cendrawasih bisanya dipentaskan saat acara-acara tertentu sebagi tontonan kepada warga. Terlihat dibawakan saat pesta kenaikan kelas, pentas seni tari dan beberapa acara lain untuk memberikan tontonan.




Tari Panji Semirang

Tari Bali ini identik dengan busana yang cukup menarik dan unik. Terlihat membawa asesoris kipas, mengenakan mahkota semacam udeng dan kain dengan kancutan di pinggiran kiri. Kegagahan tarian putri ini terlihat dari badong yang dikenakan. Di zaman sekarang busana kebanyakan mengenakan prada layaknya emas berkilauan dan dikombinasi dengan pernak-pernik kaca cermin kecil-kecil agar tampak mencolok dan berkilauan.

Gerak tari sangat energik seorang wanita yang bertingkah layaknya pria yang gagah perkasa dan sering diistilahkan dengan tarian bebancihan, yaitu wanita yang kuat dan gagah perkasa tetapi juga gerak gemulai dan kelembutanya tidak bisa disembunyikan dan jika dilihat dengan teliti akan nampak jelas. Tarian ini juga identik dengan tatapan mata yang tajam, selalu melirik ke segala arah. Kesigapan dan kewaspadaan terpancar jelas. Permainan kipas juga lebih sederhana dari tarian Bali lain yang menggunakan asesoris kipas. Hanya terlihat penari lebih banyak bergaya dengan kuda-kuda yang kuat dan sesekali memainkan kain yang berada di sebelah kiri dan bergerak memutar.

Panji Semirang biasa ditampilkan dalam acara-acara pertunjukan seni. Biasanya lebih ditampilkan dalam seni hiburan kepada warga. Dewasa ini tari-tari kekebyaran juga digalakan kepada generasi muda untuk tetap melestarikan budaya khususnya dalam seni tari yang juga diiringi dengan seni tetabuahn atau musik Bali.

Tari ini mengambil cerita seorang gadis yang bernama Galuh Candra Kirana dalam perjalanan mencari kekasihnya yang bernama Raden Panji Inu Kertapati. Lika-liku perjalanan digambarkan dalam gerak tarian ini. Penyamaran Galuh Candra Kirana memerankan sorang pria dengan nama Raden Panji. Mengambil cerita di kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kisah cinta yang tidak mulus karena di antara mereka juga ada cinta seorang Galuh Liku yang juga nekat melaukan apa saja demi cinta.

Tidak ada komentar:

Paling Banyak Dilihat