Mapeed di Pura Beratan

Yup... Upacara penganyar yang dilaksanakan di Pura Beratan pada 25 Juni 2011. Mapeed oleh dua banjar yaitu Baturiti Kaja dan Pacung.













Panganyar di Pura Beratan

Yup... Penganyar, mengganti beberapa banten dari berberapa desa. Pada hari ini 27 Juni 2011 giliran Desa Baturiti mendapat bagian untuk penganyaran.









Nyenuk di Beratan

Yup... Upacara Penyenukan yang berlangsung dari Pura Puseh Candikuning menuju Pura Beratan berlangsung di siang hari pada 28 Juni 2011. Sama seperti acara Nyenuk di tempat lain, pada intinya adalah penerimaan tamu dari lima penjuru tempat yang disimbulkan dengan ogoh-ogoh berbagai dewa-dewa dari lima penjuru ini.


Bentuk payung dibuat dari lemak yang terlihat menarik.



Suasana di Pura Puseh Candikuning.


Tempat pura yang berada di pinggir danau dan hutan kecil menambah nyaman dan sejuk dalam perjalanan penyenukan.


Sekar Sanganan/Bungan Jaja dan banyak juga menyebut Magayot dalam penyenukan ini.


Perjalanan samapi di jalan beraspal.


Ogoh-ogoh yang dipakai dalam penyenukan.

Puncak Karya di Pura Beratan

Yup... Hari ini 21 Juni 2011 merupakan puncak karya Panca Wali Krama di Pura Beratan. Upacara yang dilangsungkan 30 tahun lalu.


Dari pagi masyarakat mulai berdatangan ke Pura Beratan.


Sesuunan dari desa lain tampak berdatangan.


Masyarakat yang mulai berdatangan ke Pura Beratan


Pura Beratan yang juga merupakan objek wisata, jadi dipasang penyekat adntara orang yang mau berkunjung dengan yang bersembahyang.


Tarian Rejang Dewa.


Tarian Baris Gede.


Gubernur Bali Mangku Pastika juga hadir dalam upacara ini.


Uang-uang dari masyarakat yang diletakan di atas kain kasa.


Jero Mangku Gede Beratan.


Acara Memasar, acara layaknya pasar ada penjual dan pembeli barang yang didagangkan. Hasil barang yang dibeli nanti akan diletakkan di tempatnya. Bayarannya pun tidak dipatok, disa dibayar berapapun sesuai kerelaan. Contohnya, ketika saat memasar membeli beras saat sampai di rumah maka akan ditauh di tempat besar, sebagai kepercayaan bahwa beras itu akan sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Upacara di Pasar Mengwi

Yup... Setelah bangunan Pasar Mengwi selesai dilaksanakan upacara agar bangunan bisa digunakan. Hari ini 18 Juni 2011 merupakan hari terakhir dari upacara. Kebiasaan mapeed juga berlangsung, aga beda dari tempat lain junjungan dari ibu-ibu tidak berupa gebogan tetapi penduduk lokan menyebut sobagan.









Pakelem di Danau Beratan.

Yup... Setalah melaksanakan pakelem di berbagai tempat pada hari ini 18 Juni 2011 pakelem dilakukan di Danau Beratan sendiri.

Pelaksanaanya tergolong sangat unik. Dengan meletakan berbaga sarana untuk pakelem di sebuah rakit, dan di tarik oleh boat-boat menuju tengah danau. Di tengah danau juga dibuatkan bangunan terapung sebagai tempat persiapan upacara.

Sebelum upacara pakelem dilaksanakan berbagi acara seperti tawur dan pembacaan lontar juga dilaksanakan.


Sarad, jajan khas yang dibentuk sedemikian rupa bemotifkan Boma.


Tradisi nguncang, irama bunyi yang ditimbukan seperti musik.


Acara tawur, penari Rejang Dewa dan Baris berputar mengelilingi tempat tawur.


Suasana di luar pura yang dipasang deretan payung.


Pakelem di tengah danau.

Beratan Melasti di Batu Bolong

Yup... Pura Beratan yang melaksanakan upacara Panca Wali Krama sebelum puncak karya dilaksanakan melasti di berbagai tempat. Pura Batu Bolong di pantai daerah Canggu merupakan salah satu tempat pamelastian pada tanggal 15 Juni 2011.

Keberangkatan pagi dari Pura Beratan dengan memakai beberapa angkutan seperti truk dan mobil pribadi lainya. Teriknya mentari di Pantai Batu Bolong menambah semangat dalam upacara ini.


Tarian Baris slah satu pengiring upacara di Batu Bolong.


Truk-truk yang mengangkut masyarakat dari Beratan.


Bagia Pulekerti, salah satu sarana yang ditenggelamkan di tengah laut.


Beberapa perahu membawa berbagai sarana yang akan ditenggelamkan di tengah laut.


Di pantai juga beberapa sarana upacara di bawa ke laut.

Perang Pandan di Pegringsingan

Yup... Perang pandan atau sering disebut dengan Makare-kare memang tidak asing lagi di Bali. Dengan tameng dari rotan dan pandan berduri sebagai senjata, para pemuda Tenganan Pegringsingan mulai pertarungan di jalan desa. Budaya ini berlangsung setiap tahun sekali, kali ini tepat siang 14 Juni 2011.

Biarpun dalam pertarungan satu lawan satu dalam satu kalangan yang diitari para penonton tampak begitu keras, tapi semua melakukannya dengan senyum penuh kedamaian.

Di akhir acara luka-luka akibat geretan duri pandan mulai diobati dengan ramuan khusus berbahan utama kunyit. Makan bersama atau dalam istilah setempat disebut magibung menjadikan suasana persaudaraan yang sangat erat bagi penduduk desa. Selanjutnya yang tak kalah menarik adalah permainan ayuan yang dilakukan gadis-gadis Tenganan menjadikan suasana kebagaiaan semakin berlanjut.


Suasana Perang pandan atau makare-kare. salah satu peserta tampak udeng-nya (pengikat kepala) terlepas karena sengitnya pertarungan.


Obat yang dipakai untuk mengobati bekas geretan pandan di tubuh para pemain.


Acara makan bersama atau sering disebut magibung.


Gadis tenganan main ayunan, diketinggian tampak wajah cemas setelah sampai di bawah senyum ceriapun mulai terpancar.


Gadis-gadis Tenganan duduk-duduk di samping ayunan sambil menunggu giliran main.

Panca Wali Krama di Pura Beratan

Yup... Upacara Panca Wali Krama di Pura Beratan pada tahun 2011 ini konon terakir diselenggarakan 30 tahun yang lalu. Upacara yang berlangsung lebih dari satu bulan ini terbilang sangat besar. Melibatkan yang disebut Satak Beratan sebagai pengempon pura. Satak Beratan yang terdiri dari Satak Baturiri, Satak Bangah, Satak Mayungan dan Satak Candikuning.

Sebelum puncak karya dilaksanakan dilakukan pessiapan yang sangat matang termasuk hari ini 13 Juni 2011. Setelah di setiap Satak Beratan diwajibkan setiap sanggah atau merajan sudah melaksanakan mendem pedagingan.

Acara awal adalah setiap sesunan yang ada di Satak Beratan datang menuju Pura beratan.


Setiap desa dan warga wajib melaksanakan upacara di masing-masing tempat atau pekarangan rumah dan mengambil sedikit tanah yang nantinya dikumpulkan di balai desa yang nantinya dibawa bersamaan ke Pura beratan.


Terlihat dari salah satu desa, bersiap menuju Pura beratan.


Salah satu pelinggih yang terendam oleh danau.


Warga yang ada di Pura beratan bersiap melakukan persembahyangan.


Masyarakat berdatangan dari berbagai desa dan memenuhi Pura Beratan.

Paling Banyak Dilihat