Tari Manukrawa

Yup... Tari Manukrawa yang ditarikan oleh taman kanak-kanak (TK) di Denpasar pada tanggal 14 Mei 2011. Penanaman seni dari kecil khususnya seni tari untuk kelestarian budaya Bali memang sangat bagus.



Otonan itu Ulang Tahun

Yup... Memang kalau ulang tahun memang tidak asing lagi dan untuk umat Hindu di Bali juga merayakannya dengan nama Otonan. ilaksanakan setiap enam bulan sekali kalender bali, satu bulan berkisar 3 hari. Dengan menggunakan hitungan pewukuan dan dicari harinya yang tepat. Dan pada saat saya foto ini tanggal 7 Mei 2011.

Kalau di hari ulang tahun kita mendapatkan kue ulang tahun begitu juga saat otonan, seseorang biasanya dibuatkan banten otonan yang berisi beberapa buah dan daging. Pada saat seseorang memasuki satu dan tiga oton (enam bulan dan satu setengah tahun) bagi mereka yang mampu biasanya dibuatkan babi guling dan diadakan dengan hiburan seperti wayang dan sebagainya, karena dianggap hari sepesial.


Saat otonan di tangan biasanya diikatkan benang putih, terlihat banten otonan yang cukup sederhana. Otonan yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali.


Otonan biasanya dilaksanakan di tempat tidur (bale) ataupun juga di bale dangin (bangunan khusus yang diperuntukan dalam upacara Manusa Yadnya, yang berhubungan dengan kemanusiaan.

Tumpek Landep Hari untuk Senjata

Yup.. Tumpek Landep memang identik dengan penghormatan bagi semua senjata yang membantu manusia. Tumpek Landep jatuh pada Saniscara uku Landep setiap enam bulan sekali kalender Bali yang kali ini pada tanggal 7 Mei 2011. Dari katanya 'landep' yang mengandung arti ketajaman memang tidak dipungkiri bahwa di tubuh kita juga memilikinya yang sering disamakan dengan pikiran. Pada dahulu peringatan ini sering digunakan untuk menghormati beberapa peninggalan berupa senjata yang terbuat dari besi dan sejenisnya. Keris dan alat-alat kebutuhan pekerjaan seperti pisau, sabit dan yang sejenisnya selalu mendapat perhatian yang khusus di hari ini.

Dalam perkembanganya tidak hanya alat-alat berupa besi yang dibuatkan sesajen, tetapi sebagala sesuatu yang membantu dalam kehidupan manusia pun dibuatkan upacara seperti mobil, motor, televisi dan lainya. Di hari penghormatan kepada Dewa Pasupati, segala sesuatu yang ada dalam tubuh seperti pikiran juga tetap mendapat perhatian penuh untuk hari ini.



Pisau-pisau yang tampak sudah berkarat dan dianggap bertuah juga diupacarai.


Di era kemajuan ini motor pun diupacarai sebagaimana layaknya.

Ngubeng di Pura Samuan Tiga

Yup... Pada upacara Padudusan Alit di Pura Samuan Tiga tidak dilaksanakan acara melasti sebagai pengganti dilaksanakan acara yang disebut dengan ngubeng. Ngubeng dilaksanakan pada tanggal 29 April 2011. Saat hari mulai petang, tapakan-tapakan dari berbagai desa datang untuk melaksanakan upacara ngubeng ini.


Jempana dibawa ke tempatnya untuk ditaruh secara rapi, yang nantinya dipakai untuk mundut tapakan.


Salah satu barong nampak datang ke pura untuk mengikuti acara ngubeng.


Jika dilihat memang pemedek-pemedek yang datang ke pura membawa banyak banten, karena di pura ini terdapat banyak palinggih-palinggih.


Tapakan-tapakan yang berupa barong atau pralingga sesampainya di Pura Samuan Tiga melaksanakan Prasawia yaitu memutai pura dengan arah berlawanan jarum jam.


Persembahyangan yang dilakukan di madya mandala pura.


Semakin malam pemedek semakin banyak memadati pura.


Topeng Tua mengiringi upacara.


Tapakan-tapakan yang baru datang ke pura.

Odalan di Pura Kehen

Yup... Serangkaian odalalan di Pura Kehen, Bangli selama empat hari pada hari ini 29 April 2011 adalah hari ke dua setelah puncak karya.


Terlihat hiasan banten yang sangat menarik yang terbuat dari bunga.


Seorang ibu pulang dari pura dengan menutup bantennya dengan pelastik, karena huan sudah mulai turun.


Oong ini yang sering mengluarkan asap dan teraa sangat panas, yang mulai disakralkan di pura.


Seorang nenek yang sedang bersembahyang.


Pemedek pulang dari pura melewati tangga yang cukup tinggi.

Peed di Tengkulak

Yuup... Peedan yang nampak menarik terlihat dengan hamparan sawah di Tengkulak menuju Pura Samuan Tiga pada tanggal 26 April 2011.


Dengan hamparan sawah peedan nampak begitu indah dipandang.


Peedan melewati sungai kecil.

Persembahyangan di Pura Samuan Tiga

Yup... Upacara Pedudusan Alit di Pura Samuan Tiga, Belahbatuh, Gianyar. Unpacar yang berlangsung selama sebelas hari ini memang setiap harinya ramai oleh pemedek. Begitu juga pada tanggal 24 April 2011 ini, selain persembahyangan yang begitu banyak oleh pemedek terlihat juga peedan yang ada.


Gebogan yang begitu indah dipandang dengan susunan buah dan jajang yang diatur sedemikian rupa.


Gong wanita saat berlangsuungnya acara.


Peedan terlihat dari dua arah, timur dan barat sehingga harus ergiliran untuk masuk ke pura.


Pemedek tampak bersembahyang.


Ibu-ibu tampak ada yang berjalan pulang dan ada juga yang duduk-duduk terlebih dahulu untuk menikmati makanan yang dibelinya di sekitar jaba pura.


Tidak peduli pria atau wanita semua siap sedia menjunjung gebogan.


Tampak anak yang bermain di samping gebogan.

Mepeed di Samuan Tiga

Yup... Serangkian dalam upacara Pedudusan Alit di Pura Samuan Tiga yang berlokasi di Blahbatuh, Gianyar pada tanggal 22 April 2011 dilaksanakan penganyaran. Penganyaran dilaksanakan dengan mepeed dari dua desa, Pekandelan dan Wanayu.


Peedan oleh Desa Pekandelan yang datang dari timur pura.


Peedan oleh Desa Wanayu terlihat di depan pura.


Pepranian di Pura Samuan Tiga.


Ibu-ibu sedang beristirahat setelah cukup leleh dengan berjalan saat mepeed.


Ibu-ibu siap-siap melaksanakan persembahyangan.


Selesai bersembahyang ibu-ibu tampak berkumpul untuk menggambil gebogan miliknya dan selanjutnya akan di bawa pulang.


Seorang ibu nampak melewati gebogan yang ditinggalkan pemiliknya.


Pemedek yang datang ke pura saat malam.

Pedudusan Alit di Pura Samuan Tiga.

Yup... Odalan Padudusan Alit di Pura Samuan Tiga yang berlokasi di Belahbatuh, Gianyar. Salah satu rentetan upacara saat ini 21 April 2011 saat penganyaran.


Di pintu masuk pura para pemedek diperciki tirta pengelukatan dengan tujuan menyucikan secara rohani.


Seorang anak sedang nunas tirta.


Gebogan-gebogan yang terlihat menarik di pura.


Serang ibu terlihat mengaturkan bakti dengan berlatarkan barong.


Pemangku yang sedang melakukan persembahyangan.


Terlihat pemedek yang begitu ramainya.


Suasan malam di pura.


Banyaknya pemedek yang akan menghaturkan bakti sehingga mengharuskan beberapa dari mereka harus antri.

Mepeed di Pura Kehen

Yup... Keunikan mepeed memang berada di mana saja di Bali ini. salah satunya di Pura Kehen, Bangli ini. Sehari setelah odalan rutin dilaksanakan mepeed sampai dengan penyineban. Pada tanggal 1 Mei 2011 dilaksanakan mepeed sejak sore hari. Disamping mepeed ada juga tarian-tarian pengiring upacara.


Banten-banten di pura.


Jaja Sarad sebagai pelengkap upakara.


Persembahyangan bersama di Pura Kehen.


Mepeed di Pura Kehen.


Rejang Dewa mengiringi odalan di pura.


Baris Tombak sebagai pengiring upacara.


Baris Bedil mengiringi upacara di Pura Kehen.


Para pemedek yang sudah selesai bersembahyang dan pulang dari pura.

Paling Banyak Dilihat