Tampilkan postingan dengan label martawan photography book. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label martawan photography book. Tampilkan semua postingan

m book 29 - ngalih insfirasi

Yup... Puji syukur kepada Tuhan atas anugerahNya. Kesehatan dan kesempatan selalu bisa motret adalah hal yang tidak bisa dibilang lagi kehebatan, harta yang diberikan.

Ini adalah kumpulan foto-foto tentang saya yang dipotret oleh teman-teman dan diunggah di jejaring sosial Facebook. Foto-foto yang sangat menarik dan juga menggambarkan sedikit perjalanan motret saya. Hal-hal yang berhubungan dengan tempat motret khususnya budaya Bali. Beberapa foto saya unduh dan ditampilkan dalam buku ini. Akan lebih mudah saya menikmati, mungkin dengan cara melihat pada buku daripada di jejaring sosial. Salah satunya, kalau menikmati di internet tentunya saya memerlukan setidaknya menyalakan komputer ataupun handphone dan perlu jaringan intenet. Sangat mudah dilihat di buku tanpa memerlukan itu semua. Foto-foto yang sangat menarik dan sangat berharga bagi saya tentunya. Ini merupakan sebuah memori bagi saya sendiri nantinya.

Tentunya ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua teman yang pernah motret sayan dan dibagikan di jejaring sosial facebook. Tanpa bermaksud lain buku ini hanya untuk kesenangan saya saja. Beberapa ada keterangan fotonya dan juga ada yang tidak, itu karena saya lupa, saat unduh foto juga tidak ditulikan keterangannya yang jadi membingungkan juga.

Buku foto ini sekarang sudah memasuki edisi ke 29, Februari 2015. Dan sampai jumpa di karya-karya selanjutnya. Sekian singkat dari apa yang saya utarakan.

Mohon maaf jika ada kesalahan yang tentunya tidak disengaja. Saran dan masukannya tentunya diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas semuanya dalam pembuatan buku galeri foto ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Nyoman Martawan

m book 28 - Pawai PKB 2006-2014

Yup... Terima kasih Tuhan atas anugerah dan sinar suciMu selama ini. Puji dan syukur selalu dipanjatkan dalam kehidupan ini.

Pesta Kesenian Bali (PKB) selalu dilaksanakan setiap tahun dan pertama dimulai dari tahun 1979. PKB dengan istilah luarnya disebut dengan Bali Art Festival dilaksanakan dalam beberapa kegiatan salah satunya yang menarik adalah pawai budaya, biasanya dilaksanakan pada awal acara. Kegiatan PKB biasanya berlangsung selama sebulan penuh, mengambil jadwal saat liburan sekolah berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Juli. Pertunjukan seni berlangsung sepanjang hari selama sebulan itu. Pentas dilaksanakan dalam empat sesi waktu yaitu pagi, siang, sore dan juga malam bertempat di Taman Budaya (Art Center). Di areal Taman Budaya terdapat beberapa tempat pertunjunkan dalam satu sesi biasanya diadakan beberapa pentas seni dalam waktu bersamaan.

Dalam pawai PKB ditampilkan parade kesenian dari masing-masing kabupaten yang ada di Bali dan juga seni budaya dari beberapa daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri. Pawai biasanya dilaksanakan di arel jalan Niti Mandala Renon (seputaran Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi) atau seputaran Lapangan Puputan Badung. Dua tempat ini yang selalu digunakan dalam penyelenggaraan.

Dalam buku ini menampilkan beberapa foto-foto tentang pawai dalam sisi lain, bukan dalam pentas di panggung utama. Mulai dari tahun 2006 berturut-turut sampai tahun 2014. Kendala bagi masyarakat umum agak sedikit sulit medapatkan izin motret di areal panggung utama, setelah mencoba ngurus tanda pengenal. Termasuk juga saat pawai dikarenakan di panggung utama tempat para pejabat jadi tidak bisa leluasa untuk menonton. Biasanya pawai langsung dibuka oleh Presiden, dilaksanakan pada sore hari. Tapi tidak jadi masalah juga, walau foto yang ditampilkan adalah sebelum mereka pentas. Semua sangat menarik untuk difoto tentunya. Mulai dari busana, kreatifitas dan juga tampilan-tampilan seni budaya yang begitu unik berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya.

Selalu ada hal yang menarik dalam pawai untuk difoto. Beberapa kesenian luar daerah yang jarang kita saksikan tentunya menjadi sesuatu hal yang baru. Tidak kalah juga seni budaya Bali dari berbagai kabupaten/kota yang jarang dan tidak pernah kita tahu. Walau tidak dipungkiri beberapa juga ada penampilan yang berulang dari PKB sebelumnya.

Salah satu upaya yang dilaksanakan dalam melestarikan seni budaya dan sangat bermanfaat. Kesempatan bagi para seniman untuk menampilkan kreatifitas seni dan juga tak kalah penting merupakan hiburan bagi masyarakat sebagai penonton dan gratis pula.
Mohon maaf jika ada kesalahan yang tentunya tidak disengaja. Saran dan masukannya tentunya diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas semuanya dalam pembuatan buku galeri foto ini.
Foto dan tek oleh Nyoman Martawan


m book 27 - Patulangan Ngaben

Yup... Puji syukur selalu dipanjatkan
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Karena
anugerahNya kita semua bisa menikmati
kehidupan ini.
Salah satu yang menarik terlihat
dari upacara pitra yadnya, ngaben adalah
bentu-bentuk patulangan. Bentuk seperti
lembu, babi, macan dan sebagainya.
Patulangan diusung beramai-ramai dan
kemudian dibakar. Patulangan adalah
tempat membakar tulang dalam hal ini
adalah jenazah. Mungkin di beberapa
tempat lain diberikan sebutan yang beda.
Beberapa dari sebutan upacara ini adalah
ngaben, pelebon, ngerit dan beberapa
istilah lain. Secara umum disebut dengan
ngaben. Pelebon dikhususkan untuk orangorang
di puri/kerajaan, pedanda maupun
orang suci. Ngerit biasanya dilaksanakan
ngaben secara bersama, berbanyak dengan
alasan aturan adat setempat dan beberapa
juga dengan alasan pengiritan dalam biaya
dan kebersamaan.
Selain patulangan djuga akan
ditampilkan beberapa bentuk wadah, bade
maupun padma. Karena bentu-bentuk
bangun ini sangat berkaitan secara erat.
Perbedaan yang mendasar dari bentuk
atapnya. Wadah biasanya beratap satu
layaknya rumah. Bade atapnya bertingkat
menyerupai meru-meru pura, istilahnya
tumpang biasanya jumlahnya ganjil tiga,
lima, sembilan dan yang tertinggi sebelas.
Sehingga disebut tumpang telu, tumpang
sia dan selanjutnya. Sedangkan untuk
padma tidak ada atapnya.
Hal yang menarik juga, seperti lukislukisan
di dingding api. Lukisan yang
menceritakan tentang kehidupan yang ada,
kehidupan sederhana dan juga dosa-dosa
selama hidup maupun hukumannya nanti
di alam sana. Biasanya menggambarkan
kehidupan mendiang yang diaben.
Konon fungsi dari patulangan ini
adalah untuk mengantar roh ke alam surga
maupun neraka sesuai karmanya. Bentukbentuknya
nantinya disesuaikan dengan
mendiang, tentunya biasa disesuaikan
keturunan (kasta), pekerjaan semasa
hidupnya, persembahan keluarga dibuatkan
semenarik mungkin juga dibuat menyerupai
wahana-wahana para dewa. Rasa yang
menjadi hal utama dalam hal ini. Keluarga
yang berkecukupan biasanya membuatkan
patulangan semegah mungkin dengan
alasan itu merupakan jerih payah mendiang
selama hidup dan inilah hal terakhir yang
bisa dipersembahkan.
Terdapat banyak sekali bentukbentuk
patulangan. Tumpukan pohon
pisang merupakan patulangan yang paling
sederhana. tetapi ada juga bentuk-bentuk
lain yang lebih dibuat menarik seperti :
Tabla, petulangan berbentuk seperti
peti atau kotak. Petulangan ini memang
sangat sederhana. Digunakan kepada
orang-orang yang dihormati dan juga
dituakan.
Lembu, petulangan ini mungkin yang
paling sering kita lihat. Warnanya pun
bermacam-macam ada yang hitam, putih,
kuning dan lainnya. Warna yang putih
biasanya dikhususkan untuk orang yang
suci, seperti jero mangku, pedanda dan
orang-orang yang disucikan.
Singa, patulangan dengan bentuk singa
bersayap. Kebanyakan diberikan warna
merah hati sebagai simbol pemberani.
Biasa dipakai untuk para pemimpin, raja
atau kasta pasek.
Naga kaang, petulangan berbentuk
naga bermahkota emas berbadan ikan
lengkap dengan sirip yang menyerupai
sayap. Beberapa juga ditampilkan dengan
megah memakai sisik ikan berupa warna
emas. Dipergunakan bagi mereka bekerja
di air, penguasa lautan atau yang lebih ke
para pemuja Wisnu.
Gajah mina, patulangan dengan
bentuk kepala gajah dengan badan ikan.
Kekuatan gajah di darat juga sanggup di air
sungguh perpaduan yang luar biasa. Konon
dipakai untuk golongan wesyia, pedagang,
nelayan dan orang-orang yang suka bekerja
keras.
Macan (harimau), bentuk petulangan
layaknya macan. Biasanya dipakai warna
merah, loreng tetapi ada juga dengan
warna beda disesuaikan dengan seni
masing-masing. Biasanya dipakai oleh
warga pande.
Sudang-sudangan, petulangan ini
seperti agak sedikit sederhana. Biasanya
bentuk ikan atau binatang laut yang
terbelah menjadi dua dan tengahnya bisa
disisipkan kotak. Tetapi bagi mereka yang
berkecukupan tentuknya dibikin seseni
mungkin sehingga cukup sulit dibedakan
dengan patulangan lain. Beberapa orang
dapat membedakan dengan patulangan
lain, sudang-sudangan tidak memiliki kaki.
Biasanya digunakan untuk yang bekerja
sebagai nelayan, bekerja di laut, atau
berhubungan dengan air.
Dan banyak lagi bentuk patulangan
yang lain. Biasanya lebih berbentuk
binatang. Bahan-bahan utama yang dipakai
adalah kayu sebagai rangka. Bambu,
kain, kertas, kapas dan sekarang juga
banyak memakai gabus sterofom untuk
memudahkan mengukir dan menghiasnya.
Beberapa bagian juga diisi emas seperti di
tanduk lembu dan juga di puncak bade.
Satu hal yang menarik adalah naga
banda. Naga banda hanya dikhususkan
untuk orang-orang tertentu. Keturunan
raja salah satunya dan beberapa orang
khusus lainnya. Untuk yang ada naga
banda ini akan dilaksanakan prosesi khusus
yang disebut ‘manah naga banda’. Seorang
pedanda akan memanah secara simbolis
naga banda, konon akan mempertaruhkan
kehidupan pedanda itu sendiri.
Kalau dilihat dari beberapa patulangan
semua adalah persembahan yang luar
biasa dari keluarga yang ditinggalkan
kepada mendiang. Mereka tidak pernah
mengeluh dengan menghabiskan banyak
harta untuk itu. Banyak warga berpendapat
bahwa harta hanyalah titipan dan harusnya
dikembalikan, salah satunya dalam bentuk
yadnya. Hutang kita kepada leluhur yang
telah memelihara kehidupan ini.
Foto-foto patulangan dikumpulkan
dari beberapa upacara ngaben di beberapa
tempat di Bali. Gianyar, Tabanan, Bangli,
Kungkung, Karangasem. Patulangan
biasanya dibuat oleh warga setempat atau
keluarga yang memiliki seni. Kalau dibuat
oleh keluarga sendiri akan sangat kentara
stil dan gaya seni masing-masing. Tapi
beberapa daerah membeli patulangan ke
tempat lainnya, jadi stilnya akan mengikuti
gaya daerahnya membeli.
Mohon maaf jika ada kesalahan
yang tentunya tidak disengaja. Saran dan
masukannya tentunya diharapkan demi
perbaikan dikemudian hari. Terima kasih
atas semuanya dalam pembuatan buku ini.
Foto dan tek oleh Nyoman Martawan

m book 26 - Snapshot Singapore

Yup... Segala kehidupan membuat saya selalu
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Beberapa hal yang sering dianggap tidak
mungkin menjadi nyata terjadi.
Sungguh senang sekali kali ini saya
diajak jalan-jalan ke Singapore dengan gratis
oleh Keluarga Bapak Putrajaya Candra Wisnu
dengan Ibu Vera. Semua tanpa bayar dari
A-Z. Makan, tiket dan segalanya ditanggung
selama 4 hari berada di sana. Dari tanggal 25
sampai 28 September 2014. Dengan pesawat
dari Bandara Ngurah Rai sampai di Changi
Airport sekitar 2 jam penerbangan jam 7
keberangkatan dan jam 9 kedatangan, karena
waktu Bali dan Singpore sama. Sesampinya
langsung menuju hotel yang berada di
belakang Orchard Road.
Memang tidak dipungkiri Singapore
adalah negara maju di kawasan Asia. Negara
yang sering dikunjungi untuk berbelanja,
berobat dan juga wisata. Semuanya ada di
negara yang daerahnya tidak lebih besar dari
Pulau Bali. Keamanan, nyaman dan berbagai
kemudahan bisa didapatkan di negara yang
disebut dengan ‘negeri seribu satu aturan’ ini.
Disiplin yang sangat tinggi, pemerintah
yang sangat mementingkan warganya ini
membuat sistem yang begitu ketat untuk
memajukan negaranya. Mulai dengan
penggunaan transportasi umun dan
meminimalisasi penggunaan kendaraan
pribadi. Dengan mode transportasi kereta api
bawah tanah yang disebut dengan MRT (Mass
Rapid Transit). Kereta api listik cepat, semua
terjadwal tepat waktu. Penumpang tidak
perlu kawatir terlambat, sistem komputerisasi
yang dibuat dengan akurat menjadikan mode
transportasi ini sangat terpercaya di dunia.
Cukup dengan menggunakan kartu eZ-link.
Kartu ini bisa digunakan di beberapa tempat,
cukup dengan mengisi saldo dalam kartu yang
dipakai. Salah satu kegunaan adalah dalam
hal transportasii seperti MRT dan bus. Biaya
untuk itu juga sangat murah hanya dipotong
beberapa sen saja untuk perjalanan. Semua
tempat di kota ini sudah ada terminal MRTnya
jadi tidak perlu kebingungan dalam hal
transportasi.
Disiplin dalam berbagai bidang sangat
diterapkan walau ada juga yang kurang suka
karena dianggap terlalu ketat. Ini dibuat
pemerintah untuk tujuan melindungi setiap
warga negaranya. Salah satu hal yang menarik
dalam setiap larangan tidak diperkenankan
membawa buah durian. Konon baunya sangat
sulit hilang karena kota yang sudah dipenuhi
dengan AC (Air Conditioner). Kebanyakan
orang jalan kaki dari satu tempat ke tempat
lainnya jika jaraknya satu-dua kilometer. Dan
jika mereka berjalan agak lambat mereka
selalu berada di jalu agak ke pinggir atau kiri.
Semisal berada dalam eskalator, orang yang
bergegas bisa langsung berjalan di sebelah
kanan.
Hal-hal lain mungkin tidak perlu
ditanyakan lagi. Bagimana negara ini juga
sebagai tempat belanja (shoping) kelas
internasional karena segala merek barangbarang
berkelas dunia ada di sini. Dalam dunia
pengobatan juga manjadi juara, di negara ini
memiliki pelayanan terbaik tentunya dengan
biaya yang tidak murah juga.
Tempat-tempat wisata juga dibikin
sangat menarik dan mudah dijangkau.
Wisatawan dianggap seperti raja. Seakanakan
segala kebutuhan wisatawan sudah
disediakan di sini. Mulai dari hiburan, kuliner
maupun hotel. Sehingga yang datang bisa
memberikan kesan puas dan diharapkan mau
datang kembali mengajak rekan dan keluarga
lainya berwisata menikmati Singapore.
Mohon maaf jika ada kesalahan
yang tentunya tidak disengaja. Saran dan
masukannya tentunya diharapkan demi
perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas
semuanya dalam pembuatan buku ini.
Foto dan tek oleh Nyoman Martawan

m book 25 - ngerit baturiti 2014



Baturiti Ngerit 2014

Pertama saya ucapkan puja dan puji
syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Karena selalu diberikan berkah dan bisa selalu
berkarya sampai saat ini.

Kali ini saya menampilkan foto-foto
tentang upacara Ngerit yang ada di Desa
Baturiti, Tabanan. Desa tempat tinggal saya,
keluarga saya juga mengikuti prosesi ini
karena memiliki sawa nenek saya yang telah
meninggal beberapa waktu lalu. Sekalian
mendokumentasikan upacara-upacara yang
ada. Tentunya tidak keseluruhan dapat saya
dokumntasikan dengan foto.

Upacara Ngerit merupakan upacara
ngaben bersama-sama (massal). Upacara
kematian ini merupakan bagian dari Upacara
Pitra Yadnya yang ada dalam umat Hindu Bali.
Satu tempat dengan tempat lainya tentunya
memiliki tradisi dan budaya berbeda dalah
melaksanakan upacara ini. Tujuan masingmasing
adalah sama.

Ngaben memliki beberapa tujuan,
banyak prosesi dilakukan saat upacara yang
berlangsung kurang lebih satu bulan. Upacara
yang dikatakan sebagai hutang seseorang
kepada leluhur. Ada juga yang mengatakan
upacara ini adalah mengembalikan apa yang
telah dipinjam semasa hidup, yaitu Panca
Maha Buta. Pertiwi atau tanah, Apah atau
air, T eja atau api, Bayu atau angin, Akasa
atau Ether/ruang kosong. Mungkin secara
bodoh saya katakan adalah semua yang telah
dipakai dalam kehidupan sang mendiang
dikembalikan lagi dan atman bisa menyatu
dengan Tuhan.

Semua dikembalikan dengan baik dan
dilepaskan dari dunia ini. Dalam diri manusia
terdiri dari dua unsur yaitu Jasmani dan
Rohani. Menurut Agama Hindu manusia itu
terdiri dari tiga lapis yaitu Raga Sarira, Suksma
Sarira, dan Antahkarana Sarira. Raga Sarira
adalah badan kasar. Badan yang dilahirkan
karena nafsu (ragha) antara ibu dan bapak.
Suksma Sarira adalah badan astral, atau badan
halus yang terdiri dari alam pikiran, perasaan,
keinginan, dan nafsu (Cinta, Manah, Indriya
dan Ahamkara). Antahkarana Sarira adalah
yang menyebabkan hidup atau Sanghyang
Atma (Roh).

Raga sarira atau badan kasar manusia
terdiri dari unsur panca mahabhuta yaitu
pertiwi, apah, teja, bayu, dan akasa. Pertiwi
merupakan unsur tanah yaitu bagian-bagian
badan yang padat seperti daging. Apah
meruakan unsur cair yaitu bagian-bagian
badan yang cair seperti darah, kelenjar,
keringat, air susu dan lainnya. Teja adalah
api yaitu panas badan (suhu), emosi. Bayu
merupakan angin yaitu nafas. Dan yang Akasa
adalah ether, yakni unsur badan yang terhalus
yang menjadikan rambut, kuku.

Hal yang menarik dilaksanakan dalam
Ngerit ini adalah semua masyarakat desa
bergotong-royong (ngayah) sehingga upacara
bisa berjalan dengan baik dari awal sampai
akhir. Rasa semangat warga yang dilaksanakan
sepanjang hari dari pagi sampai pagi lagi.
Saat malam basanya dilaksanakan hiburan
seperti wayang, joged sebagai penyemangat
begadang.

Kali ini ngerit dilaksanakan dalam dua
bentuk. Ngelungah dan sawa wedhana,
Ngelungah merupakan upacara kematian
untuk anak yang belum tanggal gigi sedangkan
Sawa Wedhana merupakan upacara ngaben
jenazah yang telah dikubur .

Mohon maaf jika ada kesalahan
yang tentunya tidak disengaja. Saran dan
masukannya tentunya diharapkan demi
perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas
semuanya dalam pembuatan buku ini.
Foto dan tek oleh Nyoman Martawan

m book 24 - Karya Pura Dalem Lokaserana



Syukur kehadapan Tuhan atas
anugerahNya bagi kita semua. Semoga semua
memperoleh kesehatan dan kebahagiaan
tentunya. Dan Agustus 2014 buku ini selesai.

Karya merupakan upacara Hindu Bali
yang besar tidak setiap saat dilaksankan di
pura. Dalam upacara yang rutin dilaksankan
biasanya setiap enam bulan sekali (kalender
Bali), biasa disebut dengan odalan di desa
setempat. Karya biasanya dilaksanakan
minimal dalam 30 tahun sekali, juga
disesuaikan dengan kelengkapan, dana dan
segala sesuatu untuk melaksanakan upacara
besar ini. Rentetan acara pun biasanya
dilangsungkan kurang lebih selama sebulan.

Kali ini Desa Lokaserana, Siangan,
Gianyar, Bali melaksanakan Karya di Pura
Dalem Kadewatan yang puncak upacaranya
dilaksanakan pada Buda Cemeng Merakih
tanggal 9 Juli 2014. Rentetan upacara yang
tertera di jadwal dimulai 13 April 2014 yaitu
Mapiuning dan Nanceb Rompok dan berakhir
pada 20 Agustus 2014 yaitu Nugtug Bulan
Pitung Rahina.

Antusias dan semangat warga desa
untuk melaksanakan Karya sudah tampak
dari dilaksanakan bebrbagai kegiatan jauhjauh
hari sebelumnya. Ngayah, membuat
upakara sudah dilaksanakan lebih dari dua
bulan sebelumnya. Persiapan ini dilaksanakan
agar nantinya Karya ini bisa berjalan lancar.
Hal yang menarik dari upacara
keagamaan di Pura Dalem Kadewatan adalah
upacara ini baru pertama kali dilaksanakan.
Beberapa orang tua, tokoh masyarakat yang
sempat ditanyakan mereka belum pernah
mengenal atau melaksanakan Karya di desa.
Jadi hal ini sangat menarik, hal baru bagi
warga desa.

Tidak semua rentetan upacara sempat
saya saksikan dan foto, hanya beberapa saja.
Beberapa hal menarik seperti Nyukat Genah
(Pengukuran Tempat Upacara), Pakelem di
Puncak Gunung Agung dan Danau Batur tidak
sempat saya saksikan dan didokumentasikan
dengan foto tentunya.
Karya di Pura Dalem tentunya diisi dengan
persiapan, Puncak Karya dan selanjutnya
adalah Karya berakhir. Upacara ini dipimpin
(Yajamana) oleh Ida Pedanda Wayahan Bun
Griya Sanur Pejeng.

Awal Karya dilaksanakan persiapan
seperti pembuatan sarana upakara, Nyukat
Genah-Ngaryaning Rompok (Mengukurmembuat
tempat upacara). Mendak Ida
Betara Pangrajeg Karya di Penataran Pura
Besakih (Upacara Penjemputan), Nyengker
Setra (Mengurung Kuburan). Mapepada
(pembuatan isi-isi upakara), Tawur (upacara
pembersihan), Padanan (berderma kepada
warga luar desa), Mlasti ke Pantai Masceti
(upacara pensucian), Mendak Bagia ke Griya
Pejeng dan beberapa upacara lain.
Untuk Karya dilanjutkan dengan Puncak
Karya dengan berbagai kegiatan upacara.
Beberapa hari selanjutnya dilaksanakan
upacara Nganyarin (persembahyangan),
Ngider Dangsil (keliling desa). Nyenuk atau
lebih dikenal oleh warga dengan nama
Mabanjar-banjaran dan beberapa upacara
penting lainnya.

Di akhir Karya dilaksanakan Rsi Bojana
(terima kasih kepada semua sulinggih), Nuwek
lan Mendem Bagia (Penanaman Bagia). Dan
untuk acara lebih lengkapnya bisa dilihat di
jadwal yang tertera di buku ini.

Mohon maaf jika ada kesalahan
yang tentunya tidak disengaja. Saran dan
masukannya tentunya diharapkan demi
perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas
semuanya dalam pembuatan buku ini.

m book 23 - tari-tari Bali anak-anak



tari-tari Bali anak-anak

Tak henti-hentinya saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua anugerahNya selama ini. Semua yang pernah dan akan kita nikmati adalah berkat karuniaNya.

Perkenalan seni tari kepada anak-anak merupakan tujuan utama dari buku foto ini. Tari-tari Bali yang ditampilkan di sini hanya ada beberapa saja, tidak mencakup semuanya. Mungkin tari-tari yang lebih sering dipentaskan atau sering kita jumpai dalam pertunjukan-pertunjukan seni. Tidak ada ulasan secara mendetail dari masing-masing tari, hanya satu dua kalimat saja yang disampaikan dalam satu tarian. Lebih diharapkan anak-anak mengetahui tari-tari Bali dalam bentuk foto dengan sedikit keterangan tentang tari yang dimaksud.

Penari-penari yang ditampilkan di buku foto ini kebanyakan anak-anak, baik mereka yang baru masuk Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan ada juga para remaja. Jika diperhatikan ternyata kebanyakan tari-tari Bali adalah putri sebagai penarinya dibandingkan dengan putra. Misalnya tari yang memerankan raja muda, keperkasaan raja hutan dan lainnya biasa ditarikan putri. Kemungkinan kalau seorang putri memiliki gerakan yang lebih luwes, lemah gemulai sehingga lebih gampang diatur dan menyesuaikan dengan segala tari. Anak-anak yang hebat, mereka selalu giat berlatih di sanggar tari maupun di sekolah mereka.

Foto-foto tari yang ada dalam buku ini dikumpulkan mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2014. Semua foto dipotret saat mereka pentas baik saat upacara di pura atau pun ketika anak-anak sedang membawakan tarian di panggung. Tetapi kali ini foto-foto yang ditampilkan sebagian besar hanya menonjolkan penarinya saja untuk memudahkan fokus pengenalan tari.
Kesenangan dalam menyaksikan anak-anak yang sedang menari ternyata agak sedikit berbeda dengan orang yang sudah dewasa. Mereka biasanya lebih dalam tahap belajar, keberanian menggerakan badan di depan penonton merupakan pengujian mental yang tidak mudah dilakukan untuk anak-anak yang masih baru di dunia pertunjukan seni tari ini. Belum lagi untuk menghafal sebuah tarian atau pun mengenakan busana (pakaian) tari yang membuat mereka terkadang tidak nyaman. Dalam pertunjukan seni yang biasanya menampilkan beberapa tari membuat mereka untuk berhias jauh beberapa jam sebelum pementasan. Sungguh luar biasa semangatnya.

Memang yang paling menarik dari tari-tari Bali ini adalah busana yang dikenakan. Penari terlihat mencolok dari orang-orang di sekitarnya. Dengan pakaian yang dibuat khusus dengan berbagai hiasan yang menarik. Prada emas adalah warna yang lebih sering ditemukan dalam busana tari Bali.

Nampak ada dalam kain-kain, mahkota (gelungan) dan asesori seperti gelang, badong (kalung besar) maupun subeng (anting). Warna-warni busana juga terlihat cerah, dengan memadukan warna-warna kontras seperti merah, hijau, kuning dan biru.
Kalau diperhatikan tari-tari Bali juga lebih banyak terinsfirasi dari keindahan alam. Burung adalah salah satu contoh, keindahan bulu-bulu, tingkah laku dan juga merdu kicauanya. Kegiatan sehari-hari, pekerjaan, keindahan bunga bahkan sampai kisah cinta. Juga terlihat beberapa tari dengan nama yang mirip (sama) dengan beberapa tari yang ada di nusantara.

Mohon maaf jika ada kesalahan yang tentunya tidak disengaja. Saran dan masukannya tentunya diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas semuanya dalam pembuatan buku ini.
Foto dan tek oleh Nyoman Martawan

m book 22 - Tari Rejang



Tari Rejang

Puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan karuniaNya bagi kita semua. Semoga semua diberikan kebahagiaan.

Bali memiliki berbagai seni budaya dan seakan tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Dari seni yang bersifat tradisi maupun moderen. Bermunculan seni baru dewasa ini kebanyakan mengacu pada seni-seni tradisi yang ada seperti seni suara, seni pertunjukan, seni tari dan seni-seni lainnya.
Berbagai tarian juga ada di pulau dewata ini. Tarian ini ada yang sakral (wali), untuk upacara (bebali) dan juga untuk hiburan (balih-balihan). Tarian ini ada yang sengaja diciptakan juga ada tarian alam, mereka bergerak secara tidak sadar dan gerak-geriknya mempertunjukan layaknya sebuah tarian. Salah satu tarian sakral yang diperuntukkan upacara adalah Tari Rejang.
Tari Rejang biasanya ditarikan saat ada upacara di pura atau tempat-tempat tertentu saat dilaksanakannya upacara keagamaan. Di masing-masing daerah biasanya memiliki tarian ini dengan busana yang unik dan dikhususkan saat hari suci saja.

Tari Rejang ini juga memiliki beraneka jenis dengan berbagai perbedaaan mulai dari gerak, busana dan masih banyak lagi. Tarian ini mungkin memiliki beberapa sebutan nama. Tari Rejang yang paling memasyarakat adalah Tari Rejang Dewa karena hampir dapat dijumpai diseluruh Bali. Gerak tarian ini lebih banyak jika dilihat dari jenis Rejang lainnya. Tari Rejang pada umumnya memiliki gerak yang sangat sederhana. Ada Rejang yang cuma menggerakan selendangnya sedangkan tubuhnya diam dan tidak berpindah. Begitu sederhana dan begitu terlihat sakralnya.

Dalam buku ini akan ditampilkan beberapa foto Rejang yang ada dibeberapa tempat di Bali. Dengan busana yang berbeda, sederhana dan juga agak rumit dalam penggunaannya. Ini adalah sebagian kecil dari Tari Rejang yang ada, masih banyak lagi yang masih belum terdapat di buku ini.
Tarian ini memang lebih bersifat sakral dibandingkan tarian lainnya. Terkadang ditarikan dalam keadaan tidak sadar. Mereka begitu lemah gemulai dalam menari dalam keadaan seperti itu. Mereka melakukannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerahNya selama ini.

Konon sebelumnya juga ada buku-buku yang sudah dibuat mengenai Tari Rejang ini. Di internet juga banyak terdapat berbagai foto-foto yang memuat begitu banyak jenis tarian ini, mungkin mengulas lebih lengkap baik dari tulisan dan berbagai sudut bidik foto. Mulai dari bagaimana penari berhias, tata cara mengenakan busana dan tentunya mahkota (gelungan/kakompolan) dengan indahnya.

Buku ini tidak bisa begitu saja menjadi patokan pembenaran untuk berbagai jenis Tari Rejang yang ada. Karena berbagai informasi berbeda sering didapat. Semisal kita bertanya dari beberapa orang yang ada di tempat saat motret akan ada beberapa informasi yang mungkin berbeda. Tetapi itu bukan menjadi alasan kita untuk menyalahkan satu sama lainnya.

Saran dan masukannya sangat diharapkan untuk kemajuan buku ini. Maaf jika ada kesalahan yang tentu tidak disengaja. Terima kasih atas bantuan dan perhatian semuanya.

m book 21 - Perjalanan panjang kehidupan orang Bali



Perjalanan panjang
kehidupan orang Bali

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan karunianya bagi kita semua!

Dalam buku ini akan diceritakan perjalanan hidup orang Bali mulai dia kecil sampai orang akan kembali kepada Tuhan. Kehidupan dan kematian sangat sulit ditentukan, karena itu adalah rahasia Tuhan.

Kehidupan orang Bali memang identik dengan upacara, dari mereka kecil sampai dengan mereka mati. Mulai dari dalam kandungan ibunya pun dilaksanakan upacara agar nantinya anak bisa menjadi orang yang baik di dunia. Perjalanan dari masih bayi, menjadi anak-anak, remaja, tua dan akhirnya mati semuanya ada upacaranya. Karena mereka yakin hidup ini adalah sesuatu yang patut dihargai dan nantinya bisa memperoleh tujuan akhir yang mereka sebut dengan ‘moksa’.

Sebelum mereka mendapatkan moksa, kehidupan akan selalu berputar seperti lingkaran tanpa ujung.

Mereka akan lahir-hidup-mati-lahir kembali, sesuatu yang mereka sebut dengan ‘purnarbawa’ atau reinkarnasi. Kehidupan akan kembali diulang sesuai dengan perbuatannya sebelumnya. Jika dalam kehidupan mereka selalu buruk dan jahat makan mereka akan lahir kembali menjadi yang lebih buruk. Sebaliknya mereka yang selalu bijak dan selalu berbuat baik maka kehidupannya akan menjadi lebih baik. Di tingkat kebaikan paling tinggi maka mereka tidak akan lahir kembali, atma akan menyatu dengan Tuhan itulah moksa.

Kehidupan orang Bali sangat unik karena banyak sekali nilai yang terkandung di dalamnya. Mereka selalu menjaga hubungan baik kepada semua, kepada orang-orang sekitar, kepada lingkungan, kepada leluhur di alam sana dan juga Tuhan. Mereka selalu sayang dan hormat kepada semua, termasuk kepada anak yang dianggap para leluhur yang lahir kembali ke dunia. Semua dijaga dengan baik seingga dapat lestari dan dapat diwariskan hal-hal yang baik kepada penerusnya.

Hal ini tidak memadang status mereka, apakah mereka seorang pejabat, seorang yang miskin atau pun kaya. Kehidupan yang mereka inginkan adalah kebahagiaan. Mereka merasa berkewajiban untuk menjalankan dan memelihara adat dan budaya karena itulah mereka hidup di dunia ini.

Hanya beberapa foto dapat ditampilkan dalam buku ini. Tidak terlalu mendetail tetapi diharapkan bisa memberikan sedikit gambaran bagaimana kehidupan orang Bali. Beberapa tentang upacara dan juga keseharian kegiatan pekerjaan dilakukan.

Mohon maaf jika ada kesalahan yang tentunya tidak disengaja. Saran dan masukannya tentunya diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas semuanya dalam pembuatan buku ini.

m book 20 - kroping



Mengkroping Foto

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas anugrahnya kepada
kita semua.

Kali ini saya mencoba menampilkan foto-foto dengan nuansa yang di
kroping. Kroping merupakan istilah dalam bidang fotografi dengan cara
menggunting foto sehingga tidak menimbulkan kesan foto ditampilkan
dengan posisi persegi atau bentuk kotak. Dalam berbagai keperluan kroping
foto juga difungsikan untuk menghilangkan beberapa elemen foto yang
serasa mengganggu dan untuk mempertegas apa yang mau ditampilkan. Pada
zaman dulu sebelum digital berkembang seperti saat ini mengkroping foto
digunakan dengan cara menggunting, merobek dan menggunakan beberapa
alat seperti mesin plong. Membuat garis seleksi foto dengan menggunakan
garis lubang jarum, paku atau pun dengan silet.

Zaman serba digital seperti sekarang hal itu begitu mudah dilakukan
dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada di komputer. Aplikasi
pengolahan foto yang begitu banyak beredar seperti salah satunya dengan
photoshop, corelpaint, InDesign dan banyak lagi aplikasi olah foto sekarang.
Hanya dengan menggerakan mouse hasil seleksi bisa didapatkan dengan
mudah. Lebih cepat dengan sentuhan, bisa juga memanfaatkan teknologi
layar sentuh yang sudah mulai tersedia sekarang jika membeli komputer
dengan spesifikasi terbaru.

Beberapa foto mulai saya lihat beda dan mungkin menarik ditampilkan
dengan cara kroping ini. Karena kita bisa melihat foto dengan beda tidak
selalu persegi selama ini. Tapi tetap yang dipentingkan dalam sebuah
foto adalah kenangan, dokumentasi dan kepada siapa foto diperlihatkan.
Penikmat foto akan selalu memberikan nilai kepada sebuah foto.

Dengan tidak berpanjang lagi marilah kita nikmati foto-foto dengan
nuansa kroping dari beberapa tahun belakangan ini! Mohon maaf jika ada
kesalahan yang tidak disengaja. Saran dan kritik selalu diharapkan demi
perkembangan buku ini!



http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_20

m book 19 - malalai 9 magerosan




Fotomu ku teman

Terima kasih Tuhan atas semua anugrah dan karuniaMu pada hamba dan
semua yang ada di dunia ini.

Melali 9 magerosan merupakan istilah utuk jalan-jalan dengan
menikmati kuliner setempat, ya sambil ngisi memori kamera juga isi perut.
Kali ini di edisi 19 pada September 2013 ini saya menampilkan foto temanteman
tentang diri saya. Ternyata ini membuat kenangan perjalanan diri
saya. Tidak semua foto dapat saya tampilkan di sini. Beberapa foto ini
mewakili serangkaian perjalanan ini. Tentunya ucapan terima kasih kepada
semua teman-teman yang tidak saya bisa ucapkan satu-satu. Semuanya fotofoto
kalian sangat berharga bagi saya dan memberikan kenangan yang tidak
ternilai dari barang berharga lainnya. Sebelum saya mengumpulkan fotofoto
ini saya sudah meminta izin sebelumnya, melalaui jejaring sosial yang
ada di data saya. Maaf tidak saya ‘inbox’ satu-satu saking banyaknya.

Foto-foto yang ada dimulai dari tahun-tahun sebelumnya sampai
saat ini. Semua foto-foto kebanyakan berhubungan dengan dunia motretmemotret.
Kebanyakan saat motret kegiatan budaya di Bali dan ada juga di
luar dan hanya saya wakili dengan satu-dua foto saja.

Mungkin banyak terjadi kesalahan yang tentunya tidak disengaja
dalam pembuatn buku digital ini. Mohon maaf dan masukan-masukan demi
perbaikan di kemudian harinya. Dan mungkin beberapa dari teman belum
mengetahui bahwa fotonya saya pakai di sini mohon maaf sebelumnya.
Sekian dan terima kasih saya ucapkan kepada semuanya.





Sepesial terimakasih kepada :
Abi Artworks, Agus Wiryadhi Saidi, Anggara Mahendra, Ari Yudiana,
Bli Bhagus, Boby Lesmana, Cokie Maiden, Dewa Enggung Susila,
Dwi Sucipta Blackmajesty, Gesang Setya, GN Bao Zdewa,
Gusti Rendra, Haryadi Wijaya, IB Agung Santhyasa, Ismail Imli,
Nengah Januatha, Kadek Raharja, Komang Artha Susila,
Mang Rawit Erawan, Mario Blanco, Ngurah Gde Parwata, Ngurah Rai,
Nyoman Wesnawa, Pageh, PFB, Gusti Semarabawa, Gusti Suarsana,
Sudiantara, Tapaginarsa, Tjandra Niti Mandala, Tony Van Den Hout,
Uli Bali, Wayan Gunada, Widnyana Sudibya, Yande Ardana





http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_19

m book 18- Foto Putih Hitam



Foto Putih Hitam

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
anugrahNyalah bisa terwujudnya buku digital ini.

Sebuah foto terkadang sangat indah dan berkesan ketika kita lihat
dengan warna putih hitam. Bali yang memang begitu kental dengan
budayanya dengan cara apapun selalu akan indah untuk diabadikan. Karena
warga selalu menjaga budaya, alam dan sesamanya. Kebiasaan-kebiasaan
yang diwariskan dan dijalankan turun-menurun yang sering disebut dengan
kearifan lokal akan terasa di sini. Kemanapun Anda berkunjung di Bali akan
merasakan aura yang beda, sangat damai dan memiliki kekuatan magis.
Mulai dari orang, bangunan bahkan udaranya.

Mohon maaf jika ada kesalahan yang terjadi, masukan dan sarannya
tentunya sangat diharapkan. Marilah kita nikmati beberapa foto yang ada di
buku ini. Terima Kasih atas semuanya.


http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_18

m book 17 - gaya lukis



Bangkit Lagi

Terima kasih Tuhan atas semua karuniaMu kepada kita semua sehingga
dapat menjalankan kehidupan ini sebagai mana layaknya.
Tidak terasa sudah dari September 2010 terakhir membuat kupulan foto
yang dirangkum dalam buku digital, sekarang mencoba bangkit kembali. Kali
ini saya mencoba menampilkan foto-foto bernuansa Bali saya dalam bentuk
berbeda. Dengan olahan sehingga tampak dengan beberapa goresan-goresan
walaupun semuanya masih begitu mentah dan beberapa juga masih tampak
menyerupai dengan foto aslinya. Semua ini terinspirasi dari lukisan-lukisan
yang saya lihat di Bali dan juga beberapa teman yang melakukan tehnik
menyerupai lukisan-lukisan tersebut. Beberapa foto mulai saya gores melalui
tehnik digital, perlu sedikit gerakan gores sehingga bisa mengaburkan aslinya
dan bahkan kekuatan mata yang selalu melihat warna yang berbeda.

Akhirnya di September 2013 ini memulai lagi, mari nikmati bebrapa
foto yang sudah mengalami tehnik goresan-goresan sehingga memberikan
kesan yang berbeda untuk kali ini.

http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_17

m book 16 - my journey



Latihan

Syukur kepada Tuahan atas apa yang telah tercipta di dunia ini sehingga
kita bisa menikmatinya.

Latihan secara berkala merupakan cara yang paling jitu untuk
memahirkan kita. Itupun yang terjadi dalam dunia fotografi, semakin sering
kita melatih diri maka kita akan secara cepat dapat menentukan apa yang
akan kita rekam. Rekam dalam hal ini yaitu memilih subjek foto kita. Dari
apa yang kita lihat kita bisa cerna dalam otak kita selanjutnya kita bisa
rasakan apakah itu baik atau tidak. Rajin-rajinlah berlatih karena dapat
memberikan kita kecepatan dan hasil yang maksimal dalam karya foto kita.

Selamat menikmati galeri kali ini dan terima kasih atas semua batuannya
sehingga buku galeri ini bisa selesai.


http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_16

m book 15 - Ngerit di Lokaserana



Ngerit di Lokaserana

Syukur kepada Tuahan karena kita diberi kehidupan di dunia ini dan kita bisa menikmatinya. Baik dalam keadaan senang maupu sedih.

Ngerit adalah acara ngaben yang diadakan secara bersama-sama. Ngerit
ini bisa juga diartikan dengan ngirit (tidak boros). Ngerit yang dilaksanakan di
Lokaserana, Gianyar ini dilaksanakan pada Juli 2010 yang pada sebelumnya
berlangsung tahun 2005. Acara ini tentunya sangat panjang berkisar satu
bulanan. Dari galeri foto yang di buku ini cuma ada dua hari saja yaitu saat
pengangkatan mayat dari kuburan dan pembakaran.

Sekian dan terima kasih. Selamat menikmati.


http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_15

m book 14 - PKB XXXII


PKB XXXII

Syukur kepada Tuhan karena karuniaNyalah kita bisa menikmati hidup
ini.

Pesta Kesenian Bali XXXII (PKB XXXII) yang berlangsung dari 12 Juni 2010
sampai 10 Juli 2010 adalah acara rutin yang diselenggarakan setiap tahun oleh

Pemerintah Provinsi Bali. Kali ini mengusung tema “Sudamala” dalam artian
mendalami kemurnian nurani. Bali Arts Festival nama keren PKB sebagai
proses penggalian, pelestarian, pembangunan dan Hiburan diselenggarakan
di Taman Budaya (Art Center) Denpasar dan pawai pembukaan berlasung
dari Lapangan Puputan Badung berparade menuju Taman Budaya.

Terima kasih atas semuanya, mari nikmati beberapa hasil bidikan
kamera PKB XXXII ini, kali ini dari beberapa sudut berbeda.


http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_14

m book 13



Ide untuk Foto

Syukur kepada Tuhan atas karuinaNya.

Ide untuk menghasilkan foto yang sesuai dengan keinginan, tentunya
memberikan kepuasan bagi kita sang pemotret. Begitu juga saat acara
tertentu kita akan berpikir saat memencet tombol shutter dari kamera kita,
sehingga foto yang kita hasilkan diharapkan tepat sesuai dengan yang ada di
pikiran kita. Bila pun foto yang kita hasilkan tidak sesuai tentunya kita bisa
mengulang kembali bila memungkinkan jadi kita akan lebih puas. Alhasil
ide dengan hasil foto yang sesuai dengan keinginan akan memberikan nilai
kepuasan bagi kita sang pemotret.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan selamat menikmati buku
galeri ini.

http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_13

m book 12



Motret di Lapangan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karuiaNya kita bisa ada
di dunia ini untuk bisa menikmati hidup.

Sekilas tentang motret di lapangan, tentunya perlu persiapan
yang matang. Selain mempersiapkan kelengkapan memotret tentunya
pengetahuan tentang lokasi dan susunan acara sangat perlu diketahui. Dari
segi alat tentunya baterai harus penuh, memori harus kosong, dan lensa yang
seperlunya harus dibawa. Dari segi pengetahuan lokasi dan susunan acara
tentunya akan lebih memudahkan kita untuk melakukan pemotretan, dari
mana enaknya kita motret pas momen tertentu sehingga kita mendapatkan
hasil bidikan yang bagus dan tidak ketinggalan momen.

Dan pada akhirkata mari kita nikmati galeri berikut, dan terima kasih
atas segalanya.

http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_12

m book 11



Cepat & Tepat

Syukur ke hadapan Tuhan karena atas karuniaNyalah buku galeri ini bisa
terselesaikan.

“Cepat & Tepat” itulah yang sangat dipelukan ketika kita melakukan
pemotretan suatu acara, yang tentunya momen yang sama tidak akan
terulang kembali. Tentunya dalam keadaan begini kita tidak lagi memikirakan
hitung-hitungan mengenai, berapa speed yang dikasi? bukaannya berapa?

Hal seperti ini harus sudah ada di luar kepala. Untunglah pada saat sekarang
kamera-kamera sudah memiliki fasilitas memotret secara otomatis jadi bisa
sangat membantu kita untuk salah satu pilihan tercepat dalam melakukan
keputusan motret dalam momen yang harus dieksekusi dengan cepat dan
tepat tentunya.

Akhirnya terima kasih atas segalanya, selamat menikmati.

http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_11

m book 10



Tuhan terima kasih atas karuniaMu, sehingga kehidupan ini dapat
berjalan sebagaimana mestinya.

2010 jika diambil deretnya akan mendapatkan 20 10 “00”, jadi akan
mendekati 00. Dalam dunia fotografi mungkin mengandung artian, dalam
membentuk fotografi jangan terlalu dinilai dengan aturan-aturan yang
mengikat tapi bagamana foto itu bisa dinikmati bagi para penikmatnya. Lebih
banyak berkarya daripada menilai ataupun hanya belajar teori-teorinya saja
melainkan lebih banyak praktek untuk menghasilkan karya.

Terima kasih atas bantuanya, semoga foto-foto ini bisa dinikmati.

http://issuu.com/nyomanmartawan/docs/m-photo_10

Paling Banyak Dilihat