Air

Dalam organisasi pertanian Bali yang secara khusus mengatur tentang air (irigasi) biasa disebut dengan Subak. Secara umum pengaturannya dalam Tri Hita Karana. Pertama: hubungan para petani dengan Sang Pencipta, seperti mengadakan upacara untuk air contohnya adalah Upacara Magpag Toya, Ngendagin, Pangwitwit dan lainnya. Kedua: adalah hubungan para petani dengan petani lainnya contohnya dengan adanya Sangkep, berkumpul para petani untuk membicarakan masalah-masalah tentang air yang biasanya dilakukan di Bale Timbang. Ketiga: adalah hubungan petani dengan alam, seperti cara-cara pengaturan air.

Secara umum air ini ternyata sudah diatur sedemikian rupa dalam Subak. Itu sudah ada ketentuannya, jadi tidak ada main-main atau keraguan. Sehingga Subak ini adalah acuan utama dalam pengaturan air di Bali.
Dari sumber air di hulu akan mengalir menuju sawah masing-masing dan sampai pada pembuangan. Dari sumber air (klebutan, bulakan atau lainnya) akan mengalir melalui telabah, dan masuk ke samping menuju sawah (ngerirun) untuk menjaga air yang diterima tetap besar maka akan dilakukan bendung air (empelan), air yang masuk ke sawah biasa disebut dengan tempek. Pada akhir penggunaan air yaitu pembuangan air akan mengalir melalui pangkung.

Tampaksiring, Bali 23 Oktober 2017.


Tidak ada komentar:

Paling Banyak Dilihat