Barongsai di Gajah Mada Town Festival

Yoi... Tanggal 29 Desember 2009 diadakan pertunjukan barongsai di acara Gajah Mada Town Festival tepanya di Jl. Gajah Mada, Denpasar. Selain barongsai penonton juga disuguhi lawak dengan menapilkan Cedil dan kawan-kawan.


Suasana malam di seputaran Patung Catur Muka


Anak-anak SMA di Depasar juga ikut memeriahkan suasana dengan pergelaran musik


Pengunjung memadati Gajah Mada Town Festival












Aksi Barongsai yang sangat memukau


Cedil dan kawan-kawan ikut memeriahkan suasana

Pawai Pembukaan Gajah Mada Town Festival

Yup... Gajah Mada Town Festival yang di gelar di Jalan Gajah Mada Denpasar untuk mengenang kembali memori Jl. Gajah Mada pada zaman yang lalu. Kenangan ini terakhir diadakan tahun 1965 dan tahun 2008 ini kembali dibangkitkan.


suasana ramai di Gajah Mada Town Festival di saat malam


Anak Agung Ngurah Ariman bermain biola, tahun 1965 ikut meramaikan kenangan di gajah mada


aksi Cedil (kiri) dan Dadab (kanan) dengan leluconya


parada pedagang yang memamerkan aneka daganganya dari buah-buahan, sayuran dan sebagainya. tampak aksi Cedil sedang mengambil rambutan hee....dalam parade mobil yang sedang berjalan


keragaman eknis terjalin rukun di Kota Denpasar. Terlihat kesenian yang ditampilkan dari Agama Islam.




Busana Kain Endek yang dikenakan oleh siswa-siswi Denpasar.




Food Festival juga menyuguhkan berbagai masakan nostalgia yang begitu jarang dijumpai saat ini.


parade kebudayaan daerah


aksi motor tua yang begitu spektakuler


sepeda ontel juga tidak kalah saing......


tari jempiring merupakan tarian khas kota Denpasar


IB. Rai Darmawijaya Mantra tampak tersenyum menyaksikan parade yang berlangsung


parade kesenian Bali yang dipadukan dengan Cina


marcingband apa drumband yaa.... heee.....

Lomba Tari Margapati dan Baris dalam Indonesia ACT

Yup... Tari Margapati adalah tari bebancihan, penarinya perempuan menarikan dengan gaya lelaki.
Tari Baris adalah seorang prajurit yang gagah berani.
Lomba yang ditampilkan adalah grup anak-anak sekolah dasar. Acara berlangsung di Art Center denpasar dalam memeriahkan Indonesia ACT (Art Culture and Tour).


Tari Baris Tunggal


Tari Baris Tunggal

Terlihat dari awal yang dikenakan adalah busana keprajuritan. Badong, Lamak juga mahkota krucut tidak lupa terselip sebuah keris di punggung. Busana yang penuh dari kepala sampai kaki lebih menggambarkan prajurit yang siap berperang dan penuh dengan perlindungan badan. busana dasar putih dan dilapisi beberapa asesoris lain pembungkus tubuh.

Gerak tari ini sangat enerjik layak seorang prajurit gagah perkasa. Gerak memutar tubuh, tangan yang selalu sigap, dan juga likikan matn yang selalu tajam menatap ke segala arah. Bahu naik dan beberapa kali dada diusungkan ke depan.

Baris tunggal terbiasa ditarikan saat pertunjukan tidak jarang pula saat upacara ngaben (kematian) tarian ini selalu ada. Tarian ini ditampilakn semabai penghormatan kepada orang yang telah meninggal atau leluhur. Saat dipertunjukan dlam pentas seni juga tarian ini sebagai balih-balihan atau tontonan hiburan bagi masyarakat.

Tari Mregepati



Tari Mregepati

Tari Mregapati atau sering disebut dengan Tari Margapati mengisahkan tentang raja hutan. Dari katanya mrega berarti binatang dan pati berarti raja. Raja hutan (singa) yang sedang memburu mangsa. Tari ini biasanya ditarikan oleh seorang putri dengan gerakan seperti lelaki atau sering disebut dengan bebancihan. Gerakan yang cepat dan agresif jauh dari kesan putri yang lemah lembut.

Anak-anak sedang Mapayas

Yoi... Anak-anak sedang mepayas yang akan melakukan pentas tari.













Pantai Sanur

Yup... daerah di Pantai Sanur.









Catur Muka dan Puputan Badung

Yup... daerah yang berada di tengah jantung Kota Denpasar.







Drama Tari Sri Tanjung di Art Center

Kidung Sri Tanjung dikenal sebagai salah satu karya sastra yang ditulis di Banyuangi pada abad ke-17 saat Banyuangi masih bagian dari Blangbangan, kerajaan terakhir di Jawa Timur. Pigeaud menmpatkan karya saatra ini dalam kelompok karya-karya sastra yang diberi judul 'Original Old Javanese and Javanese-Balinese ecorcist tales and related literature in bellestric form', yang dimaksud 'javanese balinese' oleh Pigeaud adalah karya-karya sastra yang menggunakan bahasa jawa-tengahan, yang sumbernya berada pada kegiatan sastra di kerajaan jawa timur samapi Majapahit, dan nantinya berkembanga tersendiri di Bali pada masa kerajaan Gelgel.
Di sisi lain, diperkirakan ceritra Sri Tanjung itu sendiri telah lahir dan ditramsmisi secara lisan di Jawa Timur paling lambat apada abad ke-13, lantas terintregrasi ke dalam kebudayaaan Hindu-java. Kita bisa melihat ceritea Sri Tanung digambarkan pada relif-relief candi di java timur, seperti di Batur Pendopo di Candfi Penataran yan gberlokasi di Bliktas dan candisuraawana di Para, Kediri. Bisa dikatakan bahwa salah satu tema yang simuinsulkan pada relif-relif dua candi ini adalah pencarian kesemputrnaan hidup bagi manusia. khususnnya pada cerita sri Tanung, kita bisa melihat unsur ruweatan atau 'penglukatan;, yaitu upacara yang dilaksanakan dengan tujuan untiuk memusnajkan hal yang negatif dan memperkuat, menyucikan diri.
Di bali pun ditemukan beberapa naskah cerita Siri Tanjung yang ditulis dalam bentuk tembang macapat, ceritanya sendiri pernah menjadi populer sebagai lakon untuk drama tari Arja pada masa kejayaannya dan pernah digunakan sebagai lakon pewayangan dalam upcara pengelukatan juga. Namun bisa dikatakan bahwa sekarang cerita ini sudah terlupakan oleh masyaraka Bali. (text brosur)







Paling Banyak Dilihat