Pentas Tari Janger

Yup... Pentas seni tari Bali yang dilaksanakan di Denpasar, Bali pada tanggal 17 Maret 2013. Beberapa pentas seni anak-anak ditampilkan di pertunjukan ini. Dari mulai Tari Pendet, Tari Condong, Tari Gopala dan juga tari Bali modern. Yang palin gmenarik adala pentas Tari Janger yang dibawakan sangat baik dari para penari, yang perempuan biasanya disebut dengan janger dan yang lelaki disebut dengan kecak. Pertunjukan ini sangat memikat para penonton dan begitu antusias untuk menyaksikan seni pergaulan ini. Selesai pertunjukan pentonton memberikan tepuk tangan yang sangat meriah.


Tari Janger


Tari Pendet


Tari Condong


Penari Bali modern


Tari Bali Modern


Penari Janger


Tari Janger


Tari Gopala

Calonarang di Sangeh

Yup... Pentas calonarang di Pura Bukit Sari, Sangeh, Bali pada tengah malam tanggal 16 Maret 2013. Acara calonarang ini dipenuhi pentonton. Selain caranya cukup menyeramkan juga diselingi dengan pentas-penta lelucon yng membuat tertawa penonton. Pertunjukan yang diadakan di sisi luar pura berlangsung sekitar dua jam. Diawali dengan pentas tari barong, napak pertiwi mengawali pertunjukan di tengah malam dilanjutkan dengan tari Jauk Manis dan dilanjutkan pentas penyalaonarangan. Sisya-siya mulai keluar pertama menari dengan gemulai. Slanjutkan pertunjukan lainya seperti kartala dan juga rangda maupun rarung.









Tradisi Nuuh di Sebatu

Yup... Tradisi nuuh pedanan-dananyang dilaksanakan di Sebatu, Bali paada tanggal 16 Maret 2013. Banten sok mulai memenuhi pura puseh saat mulai sore dan cuaca mendung ini. Ibu-ibu membawa banten sok ini datang dari semua rumah yang ada di desa. Ibu-ibu ke pura ini diisi tanda dengan bunyi kulkul di desa. Setelah semua warga berkumpul di pura dan sok banten mulai ditaruh dengan rapi di halaman pura. Terlihat juga asagan yang berisikan jaja lempeng, sejenis jaja uli. Ritual pun segera dimulai, setelah persembahyangan oleh warga selesai seorang wali nuuh mendekati asagan yang ada di tengah-tengah sambil mengucapkan mantera dan membawa pecut yang terbuat dari lidi. Beberapa orang mulai mengangkat asagan tersebut untuk dibawa keluar pura mengikuti wali nuuh. Di luar pura sudah berkumpul masyarakat dan anak-anak yang bertelanjang dada siap merebut isi asagan. Teriakan-teriakan heroik semangat anak diluar menanti saat hujang berlangsung. Wali nuuh pun memecutkan lidi saat anak-anak merebut isi asagan. Dan acara pun selesai.


Tradisi nuuh pedanan-danan


Warga menjunjung banten sok menuju pura.


Wali nuuh mulai berjalan keluar pura.


Banten sok yang ada di halaman pura.


Asagan mulai dibawa keluar pura.

Melukat di Sebatu

Yup... Malukat di Sebatu, Bali pada tanggal 16 Maret 2013. Melukat ini bertujuan untuk membersihkan diri secara jasmani dan rohani. Sebelum masuk ke tempat air pengelukatan bisanya warga bersembahyang terlebih dahulu memohon untuk kelancaran dan bisa bermanfaat dalam melukat. Tempat melukat ini memang begitu bagus, masuk ke dalam kawasan dalam sehingga suasana masih terasa asri dan alami. Kayu-kayu dan semak belukar tumbuh di sekitar tempat ini. Biasanya pada hari-hari ayu, seperti puranama dan hari baik menurut kalender Bali tempat ini akan ramai.


Melukat di Sebatu.


Relief yang ada di jalan menuju penglukatan.


Pancuran pertama yang dijumpa, sebelum tempat penglukatan.


Pesembahyangan sebelum melukat.

Odalan di Bali

Yup... Odalan di bali memang menjadi suasana setempat menjadi beda di hari itu. Kali ini pada tanggal 15 Maret 2013 acara berlangsung di pura daerah Badung, Bali. Ibu-ibu tampak berjalan beriringan menuju puran. dengan menjunjung banten pepranian atu sering disebut gebongan tampak begitu indah dengan menganakan buana adat khas Bali. Sesampainya di pura banten-banten diletakan di depan dan warga siap melaksanakan persembahyangan bersama. Mereka mencakupkan tangan dan menghaturkan bakti kepada Tuhan atas anugrah yang diberikan selama ini. Banten yang dipersembahkan sebagai ucapan terima kasih juga atas limpahan rejeki.


Maleladan menuju ke pura.


Banten-banen prani di pura.


Jero mangku yang memercikan tirta ke banten-banten prani.


Seorang nenek yang pulang dari pura.


Ibu-ibu dengan menjunjung banten prani saat memasuki pura.


Selesai hujan.

Mapeed ke Pura di Bali

Yup... Budaya mapeed ibu-ibu ke pura di Bali sangat menarik dan ini berlangsung pada tanggal 14 Maret 2013. Acara seperti ini biasanya ada di setiap pura ketika ada odalan. Ibu-ibu menjunjung banten gebogan berjalan berbarisan ke pura. Dengan menggunakan busana adat khas Bali, kebaya dengan kain dan selendang juga memakai sanggul. Warna-warni buah yang dirangkai dengan jajan dan janur terlihat Bali yang penuh dengan keceriaan dan berwarna. Sesampainya di pura acara prsembahyanga bersama pun dimulai.


Perjalanan mapeed menuju pura.


Persembahyangan di pura.


Suasana asri di pura.


Ibu menjunjung geboganmeintasi kayu-kayu besar.


Acara mapeed menuju pura.


Pulang dari pura.

Pura Taman Mumbul

Yup... Pura Taman Mumbul, Bali difoto saat sore dan malam pada tanggal 14 Maret 2013. Pura ini merupakan tempat sumber air bagi warga sekita untuk pengairan persawahan dan memenuhi kehidupan lainnya. Biasanya tempat mata air ini digunakan oleh warga sekitar sebagai tempat melasti dan tempat persembahyangan untuk kepentingan pengolahan air lainnya.



Odalan di Pura Beratan

Yup... Odalan di Pura Beratan, Bali pada tanggal 13 Maret 2013. Pura ini berada di Danau Beratan dengan suasana alam pegunungan yang sangat sejuk. Upacara berlangsung dari pagi. Tari Baris Gede juga tampil dalam persembahyangan umah Hindu di Bali ini. Umat mulai berdatangan ke pura untuk melaksanakan persembahyangan. Selain warga setempat yang melaksanakan persembahyangan pura ini juga dikunjungi wisatawan karena merupakan salah satu objekk wisata di Bali. Upacara kali ini berlangsung sehari setelah Hari Nyepi. Umat mulai bersembahyang di beberapa tempat di areal pura. Mulai dari Pura Dalem, Pura Beji, Ulun Danu dan pura lainnya.


Pura Beratan


Patung naga berlatar Pura Beratan.


Tari Baris Gede saat odalan di Pura Beratan


Persembahyangan bersama di pura.


Jalan massuk menuju pura.

Ngerupuk di Bali

Yup... Ngerupuk di Bali pada tanggal 11 Maret 2013. Tradisi pengerupukan yang biasanya dilaksanakan tawur agung di beberapa tempat dan juga pecaruan-pecaruan di desa-desa bertujuan untuk membuat somia butakala atau membuat keheningan. Kedamaian ini diharapkan berlanjut di kemudian hari. Gari pengerupukan ini berlangsung setahun sekali. Di saat hari mulai sore mulai dlaksanakan tradisi mengarak ogoh-ogoh keliling desa, dan biasanya juga diikuti dengan remaja-remaja membawa obor penerangan. Acara kreativitas anak muda ini memang menarik. Ogoh-ogoh ini juga ditimpali dengan gambelan baleganjur sehingga menambah semangat dalam pengarakan. Keesokan harinya merupakan hari Nyepi dan warga Bali, suasana Bali akan menjadi sepi. Dijalan-jalan tidak akan terlihat kendaraan berlalu lalang.


Mengarak ogoh-ogoh.


Ogoh-ogoh


Pecaruan di desa.


Sesajen pecaruan.


Membawa obor sebagai penerangan saat mengarak ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh saat Ngerupuk

Yup... Ogoh-ogoh saat hari ngerupuk di Denpasar, Bali pada tanggal 11 Maret 2013. Ogoh-ogoh dengan bentuk patung besar yang yang berbentuk raksasa, tokoh pawayangan dan lainya. Bentuk-bentu yang sangat porposional ditampilkan dalam ogoh-ogoh kali ini. Segala tumpahan seni dipasang dalam ogoh-ogoh. Saat menjelang sore akan diarrak berkeliing dan pusat pentas atraksi akan dilaksanakan di seputaran Catur Muka. Bentuk patung besar ini sekarang biasanya dipakai dengan bahan steropum, lain dengan dulu dengan anyaman dari bambu. Bentuk tubuh, guratan tangan dan juga dicat dengan sangat sempurana. Ogoh-ogoh merupakan cipta seni yang biasa dibuat menjelang hari Nyepi.































Paling Banyak Dilihat