Pelebon di Gria Kemenuh, Tulikup

Yup... Upacara pitra yadnya pelebon Ida Pedanda Istri Alit Nabe di Gria kemenuh, Tulikup, Gianyar dilaksanakan hari ini tanggal 29 Mei 2013. Setelah dari beberapa hari dilaksanakan ritual ini siang ini dilakukan pemlaspasan padma dan tetulangan lembu putih yang akan diberangkatkan ke semanggen tempat pembakaran jenasah. Semanggen merupakan sawah yang dirubah untu ritual pembakaran sawah, tidak seperti orang kebanyakan yang melaksanakan pembakaran di kuburan. Setelah ritual upacara berlangsung di gria saat siang petulangan berupa lembu putih dan padma dengan jenasahnya. Di seanggen dilakukan pembakaran jenasah dan ritual lainya sampai dengan upacara selesai. tampak juga beberapa wewalen, seperti topeng dan wayang lemah dalam mengiringi upacara ini.














Haturan Banten Tinggi

Yup... Umat Hindu di Bali hari tanggal 25 Mei 2013 ini melaksanakan persembahyangan dalam upacara Usaba Wates di Bali. Ada yang menarik kali ini yaitu persembahahan harutan banten yang tingi-tinggi. Tidak seperti banten gebogan yang biasan banten ini berisikan berbagai jenis buah-buahan, daging, bunga, janur dan lainnya. Haturan banten-banten tegeh ini disebut sebagai dengan pajegan. Pajegan dirangkai diatas sebuah dulang dengan serasi sehingga membentuk seni tata letak dan keserasian. Terlihat salah satunya kepala babi yang tampak begitu menarik. Nampak juga gapura-gapura pura yang begitu megah dan menjulang tinggi ke angkasa yang dilewati oleh ibu yang menjunjung gebogan. Usai bakti persembahyangan bersama umat nunas tirta (pembagian air suci) dan ngelungsur (membawa) baten tegeh pulang ke rumah masing-masing.











Menikmati Alam Bali

Yup... Menikmati sepanjang perjalanan hari ini tanggal 25 Mei 2013 menuju Karangasem, Bali. Terlihat begitu pemandangan alam yang sangat menarik, mulai dari persawahan gunung-gunung dan juga hutan. Beberap tempat memang sangah indah dan sayang kalu tidak difoto terlebih dahulu, mulai dari asap-asap dan juga sinar mentari yang begitu indah untuk dinikmati. Persawahan yang membentang dengan latar pegunungan. Juga dalam masuknya celah sinar terlihar warga dengan anjinya peliharaanya menembusnya.















Persembahyangan Umat Hindu Bali

Yup... Saat upacara (odalan) di pura umat hindu melaksanakan bakti persembanyangan. Terlihat hari ini tanggal 24 Mei 2013 warga bersembahyang ke pura, ibu-ibu dengan menjunjung haturan banten gebogan sedangkan para remaja dan anak-anak terlihat dengan busana payas Bali yang akan melaksanakan mapeed menuju pura beji. Acara mapeed ini disebut dengan ngenik istilah lokalnya yaitu pengambilan tirta atau air suci. Selain barisan mapeed terlihat juga tarian di awan barisan yang diiringi gambelan kahas Bali.











Mapeed Busana Adat Bali

Yup... Hari ini tanggal 23 Mei 2013 dilaksanakan mapeed dengan busana adat Bali modifikasi saat odalan di pura. Para putri tampak begitu anggun dengan menggunakan payasan Bali ini begitu penuh dengan warna-warni dan juga dengan mengenakan mahkota emas di kepala. Barisan ini juga tampak begitu rapi beriringan menuju tempat mengening. Mapeed dilanjutkan kembali menuju pura saat upacarang ngening mencari air suci (titra) selesai dilaksanakan. Payasan ini saat ini memang menjadi trand, selain digunakan untuk acara mapeed ini juga kerap kali sebagai upacara-upacara keagamaan lainnya seperti pernikahan, mapandes dan sebagainya.











Payasan Bali saat Odalan di Pura

Yup... saat odalan atau upacara di bali para warga bisanya mengenakan pakaian adat Bali. Odalan yang biasa dilaksanakan rutin dalam priode kalender Bali sudah menjadi kegiatan yang dilakukan atas rasa syukur kehadapan Ida Betara (Tuhan). Begitu juga hari ini tanggal 22 Mei 2013 saat odalan di pura para warga mulai datang ke pura untuk melaksanakan bakti persembahyangan. Tampak beberapa dari mereka mengenakan busana yang sepesial, dalam bahasa lokal mereka menyebutnya payas Bali. Dari wanita dan lelaki mengenakan busana payas Bali yang biasa dipakai dalam acara-cara sepesial seperti pernikahan, mapeed dan sebagainya. Terlihat para remaja putri dengan busana ini berhiaskan mahkota bunga emas dan para lelaki yang mulai dari anak rsampai remaja juga busana payas Bali ditambahkan dengan keris di pungung. Merka berkumpul dan berjalan beriringan menuju pura yang ada di ujung desa. Mereka mulai beristirahat, ada yang duduk-duduk saja dan ada juga yang mengisi perut dengan berbelanja di dagang ketupat dan lainya. Dan usai prosesi pengambilan air suci mereka kembali lagi dengan iring-iringan menuju pura sebelumnya.











Budaya Mapeed di Bali

Yup... Serangkaian odalan di pura warga Sukawati, Bali melaksanakan budaya mapeed pada tanggal 21 mei 2013. Sebagian warga masyarakat menggunakan pakaian spesial, tidak hanya busana adat ke pura tetapi juga memakai pakaian rias Bali modifikasi. Mereka berjalan beriringan dalam upacara ngening, yaitu mencari tirta (ari suci) ke pura yang ada di ujung desa. Perjalanan menempuk jarak berkisar 3 km dengan berjalan kaki. Para wanita mengenakan mahkota bunga emas sedangkan padra lelaki mengenakan udeng emas. Mapeed ni diikuti seluruh umat sedangkan yang memakai busana payas bali modifikasi kebanyakan adalah remaja sampai anak-anak.









Tradisi Perang Ketupat

Yup... Tradisi Perang Ketupat yang dilaksanakan di Apit Yeh, Karangasem, Bali pada tanggal 21 Mei 2013. Dalam sebutan lokal daerah ini, disebutkan "Masantalan". Mesantalan merupakan perang ketupat, dua kuba saling lempar ketupat nasi yang dibawa dari rumah masing-masih orang sebanyak enam buah (a kelan). Sebelum acara dimulai dilaksanakan bakti persembahyangan bersama. Setelah persembahyangan warga mulai menuju ke ujung desa untuk melaksanakan pecaruan dengan menggunakan samblehan anak sapi. Selesai persembahyangan juga terjadi tradisi yang unik yaitu 'marebut lis'. Marebut lis merupakan merebut sebuah ikatan janur yang dibuat dirangkai sedemikian rupa yang tadinya dipakai untuk memercikan tirta ke umat yang melaksanakan persembahyangan. Lis yang diperebutkan nanti akan dipakaikan untuk dipecutkan ke binatang peliharaan dan dipercaya sebagai memperbaik dan memperbanyak perkembangbiakannya. Selanjutnya warga kembali ke desa untuk perang ketupat, semua para pria sudah siap dengan ketupat yang dibawa di tangan. Aba-aba untuk memulai pun berlangsung dengan dibatasi jarak ke dua bambu ereka saling lempar beberapa saat. Usai acara para warga maprani (makan) di banjar masing-masing bertanda berakhirnya acara tradisi unutk hari ini.











Paling Banyak Dilihat