Tradisi saat Galungan

Yup... Galungan kali ini pada tanggal 1 Februari 2012 suasana tertutup mendung. Tradisi Galungan memang sangat menarik bagi orang Bali. Dimulai dari pembuatan penjor di masing-masing depan rumah sampai pembuatan berbagai jenis makanan khas Bali. Nyait dan metanding istilah yang akrab oleh Ibu-ibu dalam membuat sarana upakara yang dihaturkan saat Galungan.

Satu hari sebelum Galungan disebut dengan Penampahan Galungan di hari ini biasanya dari pagi banyak dibuat berbagai makanan sebagai sarana upacara seperti lawar, sate dan urutan. Dan ibu-ibu mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk kepentingan saat Galungan keesokan harinya. Pemasangan penjor dan menghias tempat suci juga dilakukan di hari ini.

Mulai pagi di hari Galungan masyarakat mulai melaksanakan persembahyangan. Dimulai dari tempat suci yang ada di rumah (Sanggah/Merajan) sudah dipersembahkan berbagai jenis sesajen. Persembahyangan dilanjutkan ke pura-pura yang ada di desa setempat, sampai hari sore persembahyangan masih tetap berlangsung.


Persembahyangan masyarakat Bali ke pura yang ada di desa setempat.


Urutan sebagai salah satu makanan tradisional yang dibuat dari daging babi.


Berbagai jenis lawar dibuat di hari Penampahan Galungan seperti Lawar Nangka, Lawar Pepaya, Lawar Paku (Pakis) dan Lawar Kacang.


Pembuatan sate lilit yang terbuat dari isi daging ayam yang dicampur dengan parutan kelapa dengan berbagai bumbu yang nantinya dipakai untuk sesajen.


Tum merupakan jenis lauk yang dibungkus dengan daun pisang dengan cara dikukus.


Setumpukan banten yang belum selesai ditanding. Berisikan buah, jajan, saur, penek dengan beralaskan tamas.


Suasana sanggah di saat galungan.


Suasana jalanan yang setiap depan rumah dipasangi dengan penjor.

Tidak ada komentar:

Paling Banyak Dilihat