Desa Punggul, Badung

Yup... Menikmati keindahan seputaran Desa Punggul, Badung di Bali pada 3 Maret 2015.


Petani bersepeda di pematang sawah seputaran Punggul.


Pelinggih Dugul di persawahan


Seorang ibu bersembahyang di Monumen Punggul


Suasana Petang di Mumbul.

Desa Sading, Gianyar

Yup... Menikmati desa Gianyar seperti Desa Sading, Peliatan di Bali pada 2 Maret 2015.


Sading


Sading


Buruan


Peliatan

Vihara Dharma Catra Bali

Yup... Vihara Dharma Catra di Tabanan, Bali pada 1 Maret 2015.







Pentas Seni Anak

Yup... Menonton pentas seni anak-anak di Denpasar, Bali pada 1 Maret 2015.


Tari Kupu-kupu Tarum

Sangat unik Tari Kupu-kupu Tarum ini dengan memasangkan berupa sayap kupu-kupu di kedua tangan, tetapi biasa terbuat dari kayu yang lumayan keras.. Penari adalah seorang gadis dengan mengenakan mahkota dan juga hiasan motif dipasangkan di telinga. Dai pakian yang masih kental bernuansa Bali. Kain-kain yang masih bercorak ukiran yang berprada emas.

Layaknya kupu-kupu beerbangan di taman penuh bunga. Begitu juga penari selalu menghempakan sayapnya bergerak ke sana-sini seolah mencari bunga dengan keharumanya. Hinggap di bunga satu ke bunga yang lainya. Keindahan taman yang penuh bunga dan sejuknya udara tanpa polusi adalah kekayaan alam yang sangat berharga.

Tarian ini merupakan tarian hiburan yang biasa dipentaskan saat ada kegiatan seni di setiap daerah di Bali. Dari beberapa pertunjukan yang tapil kebanyakan yang membawakan Tari Kupu-kupu Tarum ini adalah dari anak-anak saja. Mulai jarang dibawakan oleh remaja. Kemungkinan geraak lucu anak sesuai dengan indahnya kupu-kupu yang indah berwarna-warni.



Baris Aku seorang Kapiten

Aku seorang Kapiten
mempunyai pedang panjang
Kalau berjalan prok-prok-prok
Aku seorang Kapiten


Tari Wirayuda

Busana yang digunakan oleh penari Wirayuda adalah busana seorang prajurit yang sedang latihan perang. Tarian ini dibawakan oleh laki-laki dengan membawa senjata tombak. Biasanya ditarikan secara berkelompok antara duan atau lebih pasang penari.

Tari Wirayuda mengisahkan kepahlawanan, patriot yang siap membela bangsa. Tarian yang terinsfirasi oleh tarian-tarian Baris yang sudah ada sebelumnya seperti Bari Baris Gede, Baris Tumbak dann juga Baris Katekok Jago. Tari inu terlihat menarik ketika para penari saling meengadu tombak sesama penari lainnya.




Tari Payung


Tari moderen, dengan busana baju dan topi merah yang menarik.


Tari Condong

Tari Condong merupakan tarian Bali yang biasanya menggunakan busana serba merah daengan hiasan prada emas. Dengan memakai mahkota (gelugan) seperti seorang putri. Tari ini dimainkan oleh seorang atau sekelompok gadis.

Tari ini merupakan bagian Tari Legong Kraton (lasem). Mengisahkan para bidadari yang sangat gemar menari dengan gerak tubuh yang lemah gemulai. Tarian ini sangat menarik untuk disaksikan, para penari bergerak sangat lentur baik saat mereka dengan agem (gerak) berdiri ataupun saat bersimpuh.


Kesenian Janger

Penampilan dai penari jangger memang eksentrik. Terlihat para pemain yang gadis biasa disebut dengan janger dan pemain pria yang dikatakan dengan kecak. Para gadis biasanya mengenakan mahkota, membawa kipas dan juga dari segi pakian sangat indah dengan dilengkapi selendang. Tak kalah dengan penari kecak mereka juga mengenakan mahkota udenga, gelungan melingkar di leher berupa badong juga dengan pakaian yang unik. Kecak dan janger biasanya seragam dan menyesuaikan keserasian masing-masing.

Disamping gerak tari Bali yang dipentaskan, kesenian pergaulan ini juga diiring nyanyian serempak dari masing-masing penari. Lebih terbiasa nyanyiannya bersahutan. Dalam perkembangan gerak-gerak kesenian ini begitu bervarian, dimunculkan gerak-gerak baru untuk menjaring penonton agar tidak monoton, walaupun dengan pakem yang sama. Gerak goryang kanan-kiri penari saat berdiri. Penari jangger biasa jalan di tempat dengan memainkan kipasnya juga selndang dikibaskan layaknya sayap burung. Kecak juga gaya jalan di tempat dengan gaya satu tanggan di pinggang dan tangan yang lainya digerakan di depan dada secara bergantian. Begitu juga saat duduk kecak dengan bersila dan janger bersimpuh dengan terus bergerak dan bernyanyi.

Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara seni pertunjukan tradisi, kelulusan sekolah, dan juga hiburan di desa-desa. Pemainya saat sekarang mulai dari kumpulan anak-anak, ramaja dan bahkan sering juga dijumpai kesenian dibawakan oleh orang yang lanjut usia. Kesenian dibawakan dalam suasana suka cita, layaknya tarian untuk pesta semua bergembira. Biasanya yang membedakan adalah jenis nyanyian yang dibawakan. Misal anak-anak lebih sering menyanyikan tentang pelajaran masa-masa bermain dan juga tentang sekolah. Untuk remaja terbiasa membawakan nyanyian tentang cinta. Untuk yang usia lanjut nyanyian tentang pengalaman hidup, dan perbuatan-perbuatan agar bisa hidup dengan baik.

Konon kesenian janger ini moncul di Bali berkisar tahun 1930-an. Saat itu hanya dipentaskan oleh muda-mudi saja. Kesenian Janger ini mengalami pasang surut, pada akhirnya di tahun 1960 lagi mulai banyak ditarikan, sungguh sayang kesenian ini dipakai untuk saling sindir dalam persaingan politik. Beberapa daerah di Bali mulai membentuk sekaa (kelompok) tetap dalam kesenian ini, yang sebelumnya jika akan ada pentas baru dikumpuklan para pemainnya. Beberapa sekaa yang konon terkenal adalah dari daerah Sibang, Tabanan, Singapadu, Metra. Yang menarik lagi di daerah Metra kesenian ini dijadikan kesenian sakral layaknya sanghyang, lebih dikenal dengan sanghyang janger maborbor. Para pemain biasanya bergulingan di bara api, sampai makan api.



Tari Puspawresti

Tari Puspawresti menggambarkan keindahan bunga saat hujan. Puspa yang artinya bunga dan wresti diartikan sebagai hujan. Tarian ini adalah tari penyambutan kepada tamu. Para muda-mudi menari dan menyambut para tamu dengan rasa hormat dan penuh dengan suka cita. Para pemuda membawa tombak sedangkan pemudi membawa bunga.


Tari kreasi


Tari Lebah Madu


Tari Katak Dongkang

Peteng lemah hujan bales magrudugan
Katak dongkang pada girang ia macanda
kek kung kek kong
kek kung kek kong

Dingin pesan awak tiange ngetor
Nyemak saput ngojog bale
tur masare


Tari Pendet

Para penari berpakian cukup unik. Dengan hiasan bunga dan emas di rambut serta membawa nampan kecil yang berisi rangkaian janur dengan isi beraneka bunga. Dari segi pakaian ini masik terlihat gadis Bali zaman dahulu. Masih mneggunakan sabuk dan pundak masih belum tertutup oleh pakaian hanya sabuk yang diselempangkan di salah satu pundaknya. Beberapa daerah menggunakan busana agak berbeda mulai dari prada emas yang masik minim dan juga full prada.

Tarian ini dibawakan gadis-gadis dengan lembah gemulai. Tarian penyambutan tamu ini tidak begitu beringas, tapi sangat sayu penuh dengan senyum. Pada saat berdiri maupun bersimpuh sesekali mengedipkan mata dan melemparkan bunga-bunga yang dibawakanya. Pada masanya sekarang tidak hanya para remaja yang menarikan Tari Pendet ini tetapi tidak kalah anak-anak dan para ibu-ibu juga berperan aktif. Tarian diiringi dengan tabuh gong yang agak lambat.

Tarii ini biasa tampil saat para tamu mulai berdatangan. Kerap kali tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu penting dan juga yang bergerak di pariwisata akan sering menjumpai tarian ini. Tak dipungkiri kelestarian ini juga didukung seringnya tampil saat acara-acara besar yang bersifat internasional ada di Bali. Tapi tidak hanya hal tersebut, kesenangan dan kecintaan warga untuk tetap belajar dari kecil sebagai salah satu upaya melestarikannya.

Konon tarian ini terinsfirasi dari Tari Pendet yang sering ditarikan di pura-pura. Tarian sakral ini memang ada sejak dahulu. Biasanya tarian pendet di pura ditarikan secara idak sadar (kesurupan). Diperlukan beberapa upakara ataupun sesajen sebelum tarian dimulai. Terkadang mereka langsung sentak bisa menari walaupun keseharianya tidak pernah menari. Inspirai ini membuat dibuatkan tari pendet untuk pertunjukan.


Tari Gopala

Tari Gopala menceritakan para pengembala sapi yang riang gembira bermain di ladang. Mereka bermain-main bersama teman-temanya. Saling menari, berlari dan saling kejar-kejaran sambil mengawasi sapi-sapinya yang sedang makan. Sambil menunggu sore, akhirnya mereka pun kembali pulang.


Tari Kreasi


Tari Sekar emas

Dengan lagunya :
Sekar di sekar emas mangeronce
Sekar agung di Sanggalangit
Soyor kangin, soyor kauh
Layak layak


Tari Gembira


Musik ala Papua

Pentas Tari-tari Bali

Yup... Menyaksikan pentas tarian Bali di Denpasar, Bali pada 28 Februari 2015.


Tari Sekar Jagat

Penari sekar jagat biasanya mengenaan mahkota bunga emas yang berbentuk krucut di bagian depan. Dari segi pakian juga terlihat dandanan gadis Bali zaman dulu karena masih terlihatnya bahu penari masih terbuka. Penutup badan hanya sampai di atas dada dengan hiasan di leher serupa badong. Di kedu tangan juga terlihat adanya gelang emas dan juga subeng di kuping. Yang menguatkan penari membawa bunga kertas yang dirangkai dengan janur di atas dulang kecil. Dengan kain yang diikatkan dengan sabuk besar juga terdapat selendang di depan.

Tari Sekar Jagat identik dengan tari yang lemah gemulai, diperuntukan untuk penyambutan. Terkesan tarian ini lebih aktif dengan satu gerakan tangan saja, karena tangan satunya memegang rangkaian bunga yang selalu dibawa. Mimik wajah yang kebanyakan senyum dari awal pentas sampai akhir menjadikan tontonan yang asik untuk dinikmati. Tarian ini biasanya dibawakan secara berkelompok oleh gadis-gadis, mereka sering membuat formasi sehingga lebih manis untuk ditampilkan.

Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara formal sebagai pendahuluan. Lebih sering juga diadakan dalam acara pentas seni dan tontonan mengisi upacara di pura ataupun kegiatan sekolah.

Dari asal katanya sekar dan jagat mengandung arti, sekar yaitu bunga sedangkan jagat berarti alam semesta. Kemungkinan dimaksudkan keharuman bunga di seluruh nusantara. Tidak hanya bunga tapi juga kecantikan dan gerak tari yang diiringi gambelanya.



Tari Tenun

Busana dari tarian ini lebih sederhana layaknya seorang gadis desa yang jauh dari kemewahan. Dengan busana lelunakan, pakaian dan juga kain yang cukup sederhana. Tapi dengan kemajuan sekarang ini biasanya juga ditambahkan dengan asesoris rambut dan kepala disimpakan bunga emas. Sabuk yang melilit di badan terasa kehidupan wanita Bali ditambah dengan sanggul rambut dan juga asesoris subeng di kuping. Di dada juga tampak colekan beberapa titik pamor, konon ini sebaga pertanda supaya tidak diganggu secara gaib disamping juga sebagai penangkal alergi karena banyak bekerja dengan kapas atau pun benang.

Tarian ini biasanya ditarikan oleh beberapa orang gadis atau tidak jarang juga tunggal. Gerak-gerak tari ini menampilkan si gadis yang sedang menenun. Mulai dari memintal benang, memasang benang di alat tenun pempersiapkan alat tenun dan sampai menenun untuk menghasilkan kain tenun yang berkwalitas baik. Dalam aksinya menenun ini penari selalu aktif terkadang berdiri layaknya memperbaiki benang, juga tampak bersimpuh untuk meneliti benang yang masuk ke alat tenun. Yang paling terlihat ketika penari bersimpuh tetapi terus bergerak, mungkin hal yang cukup sulit dilakukan oleh penari-penari yang belum terlatih. Terlihat sambil bersimpuh serong kiri-serong kanan dan juga bandan tegak dilakukan beberapa kali.

Dalam pentas seni setiap daerah di Bali tari ini sering sekali ditampilkan. Mungkin karena banyak yang tertarik karena dalam busana tidak terlalu mahal dan juga geraknya yang lebih mudah. Tari tradisi ini sampai saat ini masih tetap lestari tak terlepas dari sanggar-sanggar yang ada untuk selalu mengajarkan seni tari ini kepada murid-muridnya.

Kalau dilihat dalam kenyataanya kegiatan menenun sekarang mungkin sangat jarang dijumpai di Bali. Tidak sebanyak Tari Tenun yang ada, para pengerajin kain tenun dan kain endek ini sudah mulai banyak meninggalkan pekerjaanya konon karena penghasilanya tidak mencukupi mereka banyak beralaih ke profesi yang lain.



Tari Pendet

Para penari berpakian cukup unik. Dengan hiasan bunga dan emas di rambut serta membawa nampan kecil yang berisi rangkaian janur dengan isi beraneka bunga. Dari segi pakaian ini masik terlihat gadis Bali zaman dahulu. Masih mneggunakan sabuk dan pundak masih belum tertutup oleh pakaian hanya sabuk yang diselempangkan di salah satu pundaknya. Beberapa daerah menggunakan busana agak berbeda mulai dari prada emas yang masik minim dan juga full prada.

Tarian ini dibawakan gadis-gadis dengan lembah gemulai. Tarian penyambutan tamu ini tidak begitu beringas, tapi sangat sayu penuh dengan senyum. Pada saat berdiri maupun bersimpuh sesekali mengedipkan mata dan melemparkan bunga-bunga yang dibawakanya. Pada masanya sekarang tidak hanya para remaja yang menarikan Tari Pendet ini tetapi tidak kalah anak-anak dan para ibu-ibu juga berperan aktif. Tarian diiringi dengan tabuh gong yang agak lambat.

Tarii ini biasa tampil saat para tamu mulai berdatangan. Kerap kali tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu penting dan juga yang bergerak di pariwisata akan sering menjumpai tarian ini. Tak dipungkiri kelestarian ini juga didukung seringnya tampil saat acara-acara besar yang bersifat internasional ada di Bali. Tapi tidak hanya hal tersebut, kesenangan dan kecintaan warga untuk tetap belajar dari kecil sebagai salah satu upaya melestarikannya.

Konon tarian ini terinsfirasi dari Tari Pendet yang sering ditarikan di pura-pura. Tarian sakral ini memang ada sejak dahulu. Biasanya tarian pendet di pura ditarikan secara idak sadar (kesurupan). Diperlukan beberapa upakara ataupun sesajen sebelum tarian dimulai. Terkadang mereka langsung sentak bisa menari walaupun keseharianya tidak pernah menari. Inspirai ini membuat dibuatkan tari pendet untuk pertunjukan.


Tari Gopala

Tari Gopala menceritakan para pengembala sapi yang riang gembira bermain di ladang. Mereka bermain-main bersama teman-temanya. Saling menari, berlari dan saling kejar-kejaran sambil mengawasi sapi-sapinya yang sedang makan. Sambil menunggu sore, akhirnya mereka pun kembali pulang.


Tari Sundaram

Tari Bali ini ditarikan oleh gadis secara tunggal atapub berkelompok. Dengan gerak-gerak tarian Bali yang khas, memperlihatkan kecantikan dan gerak gemulai. Lebih terlihat gerak di bagian tubuh seperti tanggan dan pinggul penari.

Konon Tari Sundaram ini mengandung makna keindahan dan keharmonisan. Dari penari memepertunjukan Keindahan dan kepandaian memikat para penonton untuk menyaksikan tarian ini. Tarian ini juga dipertunjukan kepada alam dan yang tak kalah penting adalah dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tarian Bali ini juga menggambil salah satu pelajaran hidup lokal yang sering disebut dengan Tri Hita Karana. Hubungan harmonis ini adalah, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam atau lingkungan. Satyam, siwam dan sundaram adalah tiga Sifat Tuhan. Itu diartikan sebagai Satyam (kebenaran), Siwam (kesucian), Sundaram (keharmonisan, keindahan).


Tari Legong Kraton (Lasem)


Salah satu jenis tari legong adalah Tari Legong Kraton ato ada juga yang menyebutnya denga Legong Lasem. Terdiri dari tiga penari satu sebagai condong dan dua orang sebagai lasem. Condong dengan mengenakan busana merah sedangkan lasem dengan hijau, terkadang juga ungu tua. Lasem juga dilengkapi dengan gelungan dan juga kipas. Saat keluar terakhir condong mengenakan sayak layaknya sang rajawali.

Tari legong merupakan tari klasik sehingga geraknya begitu kuat. Sangat terasa dari lirikan mata dan mimik muka yang sangat berkarakter. Pada kahir pertunjukan terjadi pertarungan antara condong dengan memakai sayap dan juga penari lasem.

Konon tarian ini pertama muncul dan dikembangkan di Sukawati dan dahulu hanya ditarikan di kalangan kerasaan sebagai hiburang orang-orang berkuasan di sana. Tetapi penari-penarinya dipilih dari kalangan rakyat yang pintar menari dan juga cantik tentunya. Belakangan tari legong ini bisa disaksikan di pementasan seni di mana saja.

m book 29 - ngalih insfirasi

Yup... Puji syukur kepada Tuhan atas anugerahNya. Kesehatan dan kesempatan selalu bisa motret adalah hal yang tidak bisa dibilang lagi kehebatan, harta yang diberikan.

Ini adalah kumpulan foto-foto tentang saya yang dipotret oleh teman-teman dan diunggah di jejaring sosial Facebook. Foto-foto yang sangat menarik dan juga menggambarkan sedikit perjalanan motret saya. Hal-hal yang berhubungan dengan tempat motret khususnya budaya Bali. Beberapa foto saya unduh dan ditampilkan dalam buku ini. Akan lebih mudah saya menikmati, mungkin dengan cara melihat pada buku daripada di jejaring sosial. Salah satunya, kalau menikmati di internet tentunya saya memerlukan setidaknya menyalakan komputer ataupun handphone dan perlu jaringan intenet. Sangat mudah dilihat di buku tanpa memerlukan itu semua. Foto-foto yang sangat menarik dan sangat berharga bagi saya tentunya. Ini merupakan sebuah memori bagi saya sendiri nantinya.

Tentunya ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua teman yang pernah motret sayan dan dibagikan di jejaring sosial facebook. Tanpa bermaksud lain buku ini hanya untuk kesenangan saya saja. Beberapa ada keterangan fotonya dan juga ada yang tidak, itu karena saya lupa, saat unduh foto juga tidak ditulikan keterangannya yang jadi membingungkan juga.

Buku foto ini sekarang sudah memasuki edisi ke 29, Februari 2015. Dan sampai jumpa di karya-karya selanjutnya. Sekian singkat dari apa yang saya utarakan.

Mohon maaf jika ada kesalahan yang tentunya tidak disengaja. Saran dan masukannya tentunya diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas semuanya dalam pembuatan buku galeri foto ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Nyoman Martawan

Pertunjukan Barongsai

Yup... Pertunjukan, Wushu, baongsai, naga, tari lampion di Wihara Satya Dharma, Benoa, Bali pada 27 Februari 2015.











m book 28 - Pawai PKB 2006-2014

Yup... Terima kasih Tuhan atas anugerah dan sinar suciMu selama ini. Puji dan syukur selalu dipanjatkan dalam kehidupan ini.

Pesta Kesenian Bali (PKB) selalu dilaksanakan setiap tahun dan pertama dimulai dari tahun 1979. PKB dengan istilah luarnya disebut dengan Bali Art Festival dilaksanakan dalam beberapa kegiatan salah satunya yang menarik adalah pawai budaya, biasanya dilaksanakan pada awal acara. Kegiatan PKB biasanya berlangsung selama sebulan penuh, mengambil jadwal saat liburan sekolah berlangsung dari bulan Juni sampai dengan Juli. Pertunjukan seni berlangsung sepanjang hari selama sebulan itu. Pentas dilaksanakan dalam empat sesi waktu yaitu pagi, siang, sore dan juga malam bertempat di Taman Budaya (Art Center). Di areal Taman Budaya terdapat beberapa tempat pertunjunkan dalam satu sesi biasanya diadakan beberapa pentas seni dalam waktu bersamaan.

Dalam pawai PKB ditampilkan parade kesenian dari masing-masing kabupaten yang ada di Bali dan juga seni budaya dari beberapa daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri. Pawai biasanya dilaksanakan di arel jalan Niti Mandala Renon (seputaran Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi) atau seputaran Lapangan Puputan Badung. Dua tempat ini yang selalu digunakan dalam penyelenggaraan.

Dalam buku ini menampilkan beberapa foto-foto tentang pawai dalam sisi lain, bukan dalam pentas di panggung utama. Mulai dari tahun 2006 berturut-turut sampai tahun 2014. Kendala bagi masyarakat umum agak sedikit sulit medapatkan izin motret di areal panggung utama, setelah mencoba ngurus tanda pengenal. Termasuk juga saat pawai dikarenakan di panggung utama tempat para pejabat jadi tidak bisa leluasa untuk menonton. Biasanya pawai langsung dibuka oleh Presiden, dilaksanakan pada sore hari. Tapi tidak jadi masalah juga, walau foto yang ditampilkan adalah sebelum mereka pentas. Semua sangat menarik untuk difoto tentunya. Mulai dari busana, kreatifitas dan juga tampilan-tampilan seni budaya yang begitu unik berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya.

Selalu ada hal yang menarik dalam pawai untuk difoto. Beberapa kesenian luar daerah yang jarang kita saksikan tentunya menjadi sesuatu hal yang baru. Tidak kalah juga seni budaya Bali dari berbagai kabupaten/kota yang jarang dan tidak pernah kita tahu. Walau tidak dipungkiri beberapa juga ada penampilan yang berulang dari PKB sebelumnya.

Salah satu upaya yang dilaksanakan dalam melestarikan seni budaya dan sangat bermanfaat. Kesempatan bagi para seniman untuk menampilkan kreatifitas seni dan juga tak kalah penting merupakan hiburan bagi masyarakat sebagai penonton dan gratis pula.
Mohon maaf jika ada kesalahan yang tentunya tidak disengaja. Saran dan masukannya tentunya diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Terima kasih atas semuanya dalam pembuatan buku galeri foto ini.
Foto dan tek oleh Nyoman Martawan


Suasana di Tegalalang, Gianyar

Yup... Suasana pedesaan Tegalalang, Gianyar di Bali pada 25 Februari 2015. Tampak bentangan terasering sawah yang begitu indah. Warga melaksanakan persembahyangan di pura. Usai bersembahyang juga beberapa nampak menikmati bubur Bali (bubuh letok) yang di beli mereka di luar pura.











Patung Sakah

Yup... Warga melaksanakan persembahyangan seputaran patung bayi, Sakah, Gianyar di Bali pada 25 Februari 2015.



Paling Banyak Dilihat