Pura Dipenuhi Payung

Yup... Odalah di Pura Taman Pule, Mas, Gianyar hari ini tanggal 14 Februari 2012 diisi dengan mapeed oleh dua banjar yang ada di desa setempat. Puncak upacara dilaksanakan pada Hari Kuningan. Di pura ini juga dikenal dengan adanya tarian Wayang Wong yang sangat unik. Areal pura yang banyak dipasangi dengan payung menjadikan pura ini terlihat begitu unik dan sangat teduh bagi para umat yang datang untuk melaksanakan persembahyangan.

Konon payung yang dipasang di semua areal pura berwarna-warni dan sekarang yang tampak kebanyakan payung berwarna putih dan kuning hanya ada sebagian payung dengan warna yang berbeda. Payung juga ada yang berbagai ukuran, dan beberapa payung juga terlihat payaung bertumpuk.


Pemangku memerciki tirta (air suci) ke banten yang dihaturkan umat di Pura Taman Pule.



Topeng Wayang Wong yang digantung di langit-langit salah satu banguanan di dalam pura.


Ibu-ibu duduk-duduk setelah mapeed dari banjar masing-masing ke pura yang berjarak lumayan jauh.


Terlihat patung kakek tua yang sedang menari berada di dalam pura.


Ibu-ibu mapeed dari banjar setempat menuju pura.


Peedan saat melintas di madia mandala pura.

<
Persembahyangan di pura, terlihat beberapa payung memenuhi pura.

Taman Pule Ramai

Yup... Suasana persembahyangan di Pura Taman Pule, Mas, Gianyar dipadati umat yang melaksanakan persembahyangan. Ibu-ibu yang melaksanakan 'peedan' dengan menjunjung gebogan berjalan secara rapi berbarisan menuju pura sore ini tanggal 13 Februari 2012. Semakin sore suasana pura semakin dijejali umat untuk bersembahyang. Pura yang yang banyak dihiasi tedung (payung) di sepanjang areal pura membuat terlihat unik. Pura Taman Pule di Mas Gianyar ini memang terbilang luas, areal pura terdiri dari beberapa tempat persembahyangan.


Ibu-ibu 'mapeed' menjunjung gebogan menuju Pura Taman Pule, Mas.


Gebogan di samping patung rangda.

>
Ibu-ibu ngayah menari di pura.


Seorang ibu bersembahyang di Pura Beji Taman Pule.


Seorang kakek sedang bersantai dengan menikmati rokok.


Suasana ramai di jaba pura. Berbagai dagangan tersedia di sini baik kebutuhan rumah tangga. Dari beraneka balon yang disukai anak-anak, kain-kain yang disukai ibu-ibu juga beraneka ragam makanan tersedia.


Persembahyangan di Pura Taman Pule.


Disepanjang areal pura dihiasi dengan tedung (payung).

Deretan Payung Kuning

Yup... Saat peeden tiba di Pura Puru Sada, pura pun kembali ramai itu berulang-ulang dari pagi hingga sore. Peedan yang dilaksanakan oleh 18 banjar ini, dilaksanakan oleh ibu-ibu dengan menjunjung gebogan dengan warna-warni buah dan jajan yang sangat menarik. Pura Puru Sada merupakan cagar budaya yang terletak di Desa Kapal, Mengwi, Badung, Bali. Hari ini 12 Februari 2012 suasana sangat cerah dengan langit yang begitu biru di siang hari dan berwarna jingga emas saat sore hari. Beraneka payung kuning menghiasi pura. Persembahyangan warga sangat hikmat di pura ini.


Ornamen Boma yang berada di atas pintu masuk pura.


Salah seorang prajuru tampak memercikan tirta (air suci) ke gebogan-gebogan yang ada di pelataran tempat menaruh banten.


Seorang anak nunas tirta selesai menghaturkan bakti.


Seorang anak menghaturkan bakti diapit oleh orangtuanya.


Peedan dari salah satu banjar tiba di pura.


Candi di pura yang baru saja diplaspas setelah diperbaiki karena ujung candi yang patah akibat gempa beberapa waktu lalu menimpa Bali.


Pemangku yang bersembahyang di hadapan tapakan berupa barong dan rangda yang merupakan simbol untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.


Suasana saat sore, langit yang berwarna jingga keemasan.

Sembahyang di Lembah Yeh Gangga

Yup... Suasana hujan dari pagi hari sehingga membuat suasana sangat dingin di Pura Yeh Gangga.
Pura yang merupakan cagar budaya nasional ini terletak di lembah, tepatnya di daerah Perean, Tabanan, Bali.
Upacara yang berlangsung tanggal 11 Februari 2012 ini diawali dengan 'ke beji'menuju sumber mata air yang berada tepat di bawah pura. Prosesi juga berlangsung upacara 'mendak'.


Suasana di Pura Yeh Gangga.


Prosesi mendak


Suasana Pura Yeh Gangga yang berada di lembah.

Aneka Menu saat Kuningan

Yup... Sepuluh hari setelah Galungan adalah Kuningan yaitu tepatnya tanggal 11 Februari 2012.
Berbagai hidangan biasanya dibuat seperti aneka lawar, calon tidak lupa juga banten untuk dihaturkan saat persembahyangan di rumah maing masing.


Hidangan berupa Lawar Nangka, Lawar Paku dan Lawar Buah Kacang.


Lawar Kulit lawar yang terdiri dari kulit babi.


Lawar ayam

Calon merupakan dagin yang dicampur dengan parutan kelapa dan dibentuk berupa budaran-budaran kecil.


Banten sodan dengan wadah tamas yang diisi dengan nasi, buah, jajan dan diatasnya ditambahkan dengan canang.


Suasana Sanggah saat kuningan. Sanggah merupakan tempat suci di masing-masing rumah, berbentuk seperti pura kecil.


Sanggah yang sudah dipasangi wastra. Wastra menrupakan kain-kain yang dipakai untuk menghias dan menutupi bangunan-bangunan sanggah.


Pindekan atau baling-baling bambu yang terus berputar saat tertiup angin. Baling-baling bambu ini cukup banyak ada beberapa tempat saat musim angin.

Menikmati Komedi Putar

Yup... Hiburan anak-anak yang ada di Mekarsari, Baturiti sangat menghibur anak-anak hari ini 11 Februari 2012.
Selain komedi putar banyak lagi hiburan yang melatih ketangkasan dan pikiran. Dengan membeli tiket dari harga Rp 1.000 sampai Rp 5.000 kita akan dapat menikmati berbagai hiburan yang ada.


Komedi putar mulai berputar saat petang mulai tiba.


Permainan kuda putar yang banyak digemari oleh anak-anak.


Permainan kuda putar.

Mohon Keselamatan Keliling Desa

Yup... Masyarakat Baturiti melaksanakan prosesi upacara mengelilingi desa yang disebut warga setemppat dengan Malancaran saat Galungan tanggal 1 Februari 2011. Prosesi yang konon sudah berpuluh-puluh tahun tidak dilaksanakan ini, kembali diselenggarakan dengan tujuan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan untuk masyarakat desa setempat.

Desa yang terdiri dari beberapa banjar dibagi beberapa tahapan. Jadi di setiap banjar disambut dengan banjar bersangkutan baik dengan tetabuhan dan umat yang menghaturkan banten.

Disepanjang perjalanan banyak masyarakat yang menghaturkan berbagai banten dan persembahan lainya, banyak juga yang menaruh berbagai jenis logam dijalanan yang dilalui iringan Ida Betara. Selanjutnya masyarakat diberikan sejenis benang keselamatan dan tirta (air suci).

Suasana hujan tidak mengendurkan semangat warga untuk menghaturkan bakti.



Pemasangan benang tri datu sebagai simbul keselamatan bagi para warga.


Tidak hanya warga binatang juga ikut dalam prosesi berjalan mengelilingi desa.


Warga tampak di depan masjid untuk bersembahyang saat Ida Betara melewatinya.


Berbagai jenis uang logam lama diletakan pada jalan yang dilalui Ida Betara.


Saat Galungan ini tampak buruh galian masih bekerja, yang seharusnya hari libur untuk daerah Bali.


Persembahan banten oleh warga di salah satu banjar yang merupakan bagian dari Desa Baturiti.


Perjalanan umat melewati hutan kecil yang ada di desa.


Seorang nenek mempersembahkan banten.


Ibu-ibu PKK mempersiapkan nasi yasa setelah selesai warga mengelilingi desa.

Tradisi saat Galungan

Yup... Galungan kali ini pada tanggal 1 Februari 2012 suasana tertutup mendung. Tradisi Galungan memang sangat menarik bagi orang Bali. Dimulai dari pembuatan penjor di masing-masing depan rumah sampai pembuatan berbagai jenis makanan khas Bali. Nyait dan metanding istilah yang akrab oleh Ibu-ibu dalam membuat sarana upakara yang dihaturkan saat Galungan.

Satu hari sebelum Galungan disebut dengan Penampahan Galungan di hari ini biasanya dari pagi banyak dibuat berbagai makanan sebagai sarana upacara seperti lawar, sate dan urutan. Dan ibu-ibu mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk kepentingan saat Galungan keesokan harinya. Pemasangan penjor dan menghias tempat suci juga dilakukan di hari ini.

Mulai pagi di hari Galungan masyarakat mulai melaksanakan persembahyangan. Dimulai dari tempat suci yang ada di rumah (Sanggah/Merajan) sudah dipersembahkan berbagai jenis sesajen. Persembahyangan dilanjutkan ke pura-pura yang ada di desa setempat, sampai hari sore persembahyangan masih tetap berlangsung.


Persembahyangan masyarakat Bali ke pura yang ada di desa setempat.


Urutan sebagai salah satu makanan tradisional yang dibuat dari daging babi.


Berbagai jenis lawar dibuat di hari Penampahan Galungan seperti Lawar Nangka, Lawar Pepaya, Lawar Paku (Pakis) dan Lawar Kacang.


Pembuatan sate lilit yang terbuat dari isi daging ayam yang dicampur dengan parutan kelapa dengan berbagai bumbu yang nantinya dipakai untuk sesajen.


Tum merupakan jenis lauk yang dibungkus dengan daun pisang dengan cara dikukus.


Setumpukan banten yang belum selesai ditanding. Berisikan buah, jajan, saur, penek dengan beralaskan tamas.


Suasana sanggah di saat galungan.


Suasana jalanan yang setiap depan rumah dipasangi dengan penjor.

Paling Banyak Dilihat