Sembahyang si Sawah

Sembahyang si Sawah

Saat motret di persawahan saya berjumpa dengan seorang nenek. Sayang sekali si nenek sudah tuli, beliau hanya berbicara saja tanpa mengerti apa yang saya ucapkan. “Sampun med tiang bongol!” (sudah lama nenek tuli). Lalu saya hanya memperhatikan apa yang dilakukan beliau.
Beliau memotong beberapa tangkai padi dan dihitung, kemudian memilahnya menjadi dua bagian. Satu bagian dipotong panjang yang satu pendek. Lalu yang panjang diikat dengan tali bambu ditambahkan rangkaian janur. Lalu ditumpuk dengan potongan kecil ditambahkan dengan bunga-bunga dan sesajen. Ikatan itu diletakkan di sawah lalu didampingi dengan sesajen dan diperciki tirta.

Satu tamas (wadah) sudah cukup, ye… ternyata saya ditawari lungsurannya (sesajen yang sudah dihaturkan).'

Tidak ada komentar:

Paling Banyak Dilihat