Imlek 2014

Yup... Persembahyangan umat dalam menyambut tahun baru Imlek 2565 di Bali pada 31 DEsember 2014.
















Tradisi Dug-dug Mong

Yup... Tradisi Dug-dug Mong yang dilaksanakan warga Desa Batuyang, Bali pada 31 Januari 2013.














Pertunjukan Seni Anak-anak

Yup... Pertunjukan seni khususnya tarian Bali anak-anak yang dilaksanakan di Denpasar, Bali pada 26 Januari 2014.



Tari Pendet

Para penari berpakian cukup unik. Dengan hiasan bunga dan emas di rambut serta membawa nampan kecil yang berisi rangkaian janur dengan isi beraneka bunga. Dari segi pakaian ini masik terlihat gadis Bali zaman dahulu. Masih mneggunakan sabuk dan pundak masih belum tertutup oleh pakaian hanya sabuk yang diselempangkan di salah satu pundaknya. Beberapa daerah menggunakan busana agak berbeda mulai dari prada emas yang masik minim dan juga full prada.

Tarian ini dibawakan gadis-gadis dengan lembah gemulai. Tarian penyambutan tamu ini tidak begitu beringas, tapi sangat sayu penuh dengan senyum. Pada saat berdiri maupun bersimpuh sesekali mengedipkan mata dan melemparkan bunga-bunga yang dibawakanya. Pada masanya sekarang tidak hanya para remaja yang menarikan Tari Pendet ini tetapi tidak kalah anak-anak dan para ibu-ibu juga berperan aktif. Tarian diiringi dengan tabuh gong yang agak lambat.

Tarii ini biasa tampil saat para tamu mulai berdatangan. Kerap kali tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu penting dan juga yang bergerak di pariwisata akan sering menjumpai tarian ini. Tak dipungkiri kelestarian ini juga didukung seringnya tampil saat acara-acara besar yang bersifat internasional ada di Bali. Tapi tidak hanya hal tersebut, kesenangan dan kecintaan warga untuk tetap belajar dari kecil sebagai salah satu upaya melestarikannya.

Konon tarian ini terinsfirasi dari Tari Pendet yang sering ditarikan di pura-pura. Tarian sakral ini memang ada sejak dahulu. Biasanya tarian pendet di pura ditarikan secara idak sadar (kesurupan). Diperlukan beberapa upakara ataupun sesajen sebelum tarian dimulai. Terkadang mereka langsung sentak bisa menari walaupun keseharianya tidak pernah menari. Inspirai ini membuat dibuatkan tari pendet untuk pertunjukan.



Tari Kupu-kupu Tarum

Sangat unik Tari Kupu-kupu Tarum ini dengan memasangkan berupa sayap kupu-kupu di kedua tangan, tetapi biasa terbuat dari kayu yang lumayan keras.. Penari adalah seorang gadis dengan mengenakan mahkota dan juga hiasan motif dipasangkan di telinga. Dai pakian yang masih kental bernuansa Bali. Kain-kain yang masih bercorak ukiran yang berprada emas.

Layaknya kupu-kupu beerbangan di taman penuh bunga. Begitu juga penari selalu menghempakan sayapnya bergerak ke sana-sini seolah mencari bunga dengan keharumanya. Hinggap di bunga satu ke bunga yang lainya. Keindahan taman yang penuh bunga dan sejuknya udara tanpa polusi adalah kekayaan alam yang sangat berharga.

Tarian ini merupakan tarian hiburan yang biasa dipentaskan saat ada kegiatan seni di setiap daerah di Bali. Dari beberapa pertunjukan yang tapil kebanyakan yang membawakan Tari Kupu-kupu Tarum ini adalah dari anak-anak saja. Mulai jarang dibawakan oleh remaja. Kemungkinan geraak lucu anak sesuai dengan indahnya kupu-kupu yang indah berwarna-warni.




Tari Lelakut

Tari Lelakut (orang-orangan sawah) ini mengenakan busana sangat sederhana. Tidak seperti tarian Bali lainnya para penari didandani jelek, yang biasanya penari Bali terkenal dengan kecantikannya. Dengan mengenakan topi petani, topi krucut dari bambu. Tanpa banyak hiasan hanya kalung yang sederhan saja.

Lebih banyak menampilkan berbagai ekspresi wajah yang selalu berubah. Kadang senyum, kecut dan memasang wajah jeleknya. Layaknya lelakut, gerakan tari ini lebih kaku terjadi lompatan-lompatan kecil. Tapi ada kepastian gerak dan pengulangan yang pasti.

Tarian pertunjukan ini tergolong tarian yang baru, merubah pakem-pakem tari yang lembah gemulan. Memberikan kesan yang berbeda dan asik untuk ditonton. Terkadang kita dibuat tertawa denga wajah-wajah lucunya.





Tari Merak Angelo

BUrung Merak menginspirasi tarian ini. Terlihat busana yang dikenakan mirip dengan burung merak. Mulai dari mahkota yang berisi kepala merak dan beberapa bulu terselip di belakang mahkota. Pakaian yang dikenakan juga mirip, dari corak warna juga ada motif ekor merak di kain belakang layaknya ekor indah merak yang seddang berdiri.

Pada saat pertama keluar pentas seakan penari datang mematuk penonton. Selanjutnya kelihatan suasana penari mulai bergaya penari Bali lainnya. Yang paling menarik saat para penari memainkan ekornya begitu indah dan sangat menarik. Seakan ingin memamerkan ekornya yang begitu indah, terlihat juga saat penari memblakangi penonton dan mengibas-ibaskan kain ekornya. Gerakan ke kiri dan ke kanan sperti burung sedang bermain juga kerap kali ditampilkan.

Pertunjukan tari ini sering dibawakan saat pentas seni-seni di Bali. Terutama saat pentas tari-tarian Bali sebagai hiburan warga-warga baik di desa maupun kota, kelulusan siswa dan hiburan selingan upacara keagamaan.



Kesenian Janger

Penampilan dai penari jangger memang eksentrik. Terlihat para pemain yang gadis biasa disebut dengan janger dan pemain pria yang dikatakan dengan kecak. Para gadis biasanya mengenakan mahkota, membawa kipas dan juga dari segi pakian sangat indah dengan dilengkapi selendang. Tak kalah dengan penari kecak mereka juga mengenakan mahkota udenga, gelungan melingkar di leher berupa badong juga dengan pakaian yang unik. Kecak dan janger biasanya seragam dan menyesuaikan keserasian masing-masing.

Disamping gerak tari Bali yang dipentaskan, kesenian pergaulan ini juga diiring nyanyian serempak dari masing-masing penari. Lebih terbiasa nyanyiannya bersahutan. Dalam perkembangan gerak-gerak kesenian ini begitu bervarian, dimunculkan gerak-gerak baru untuk menjaring penonton agar tidak monoton, walaupun dengan pakem yang sama. Gerak goryang kanan-kiri penari saat berdiri. Penari jangger biasa jalan di tempat dengan memainkan kipasnya juga selndang dikibaskan layaknya sayap burung. Kecak juga gaya jalan di tempat dengan gaya satu tanggan di pinggang dan tangan yang lainya digerakan di depan dada secara bergantian. Begitu juga saat duduk kecak dengan bersila dan janger bersimpuh dengan terus bergerak dan bernyanyi.

Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara seni pertunjukan tradisi, kelulusan sekolah, dan juga hiburan di desa-desa. Pemainya saat sekarang mulai dari kumpulan anak-anak, ramaja dan bahkan sering juga dijumpai kesenian dibawakan oleh orang yang lanjut usia. Kesenian dibawakan dalam suasana suka cita, layaknya tarian untuk pesta semua bergembira. Biasanya yang membedakan adalah jenis nyanyian yang dibawakan. Misal anak-anak lebih sering menyanyikan tentang pelajaran masa-masa bermain dan juga tentang sekolah. Untuk remaja terbiasa membawakan nyanyian tentang cinta. Untuk yang usia lanjut nyanyian tentang pengalaman hidup, dan perbuatan-perbuatan agar bisa hidup dengan baik.

Konon kesenian janger ini moncul di Bali berkisar tahun 1930-an. Saat itu hanya dipentaskan oleh muda-mudi saja. Kesenian Janger ini mengalami pasang surut, pada akhirnya di tahun 1960 lagi mulai banyak ditarikan, sungguh sayang kesenian ini dipakai untuk saling sindir dalam persaingan politik. Beberapa daerah di Bali mulai membentuk sekaa (kelompok) tetap dalam kesenian ini, yang sebelumnya jika akan ada pentas baru dikumpuklan para pemainnya. Beberapa sekaa yang konon terkenal adalah dari daerah Sibang, Tabanan, Singapadu, Metra. Yang menarik lagi di daerah Metra kesenian ini dijadikan kesenian sakral layaknya sanghyang, lebih dikenal dengan sanghyang janger maborbor. Para pemain biasanya bergulingan di bara api, sampai makan api.




Tari Tenun

BUsana dari tarian ini lebih sederhana layaknya seorang gadis desa yang jauh dari kemewahan. Dengan busana lelunakan, pakian dan juga kain yang cukup sederaha. Tapi dengan kemajuan sekarang ini biasanya juga ditambahkan dengan asesoris rambut dan kepala disimpakan bunga emas. Sabuk yang melilit di badan trasa kehidupan wanita Bali ditambah dengan sanggul rambut dan juga asesoris subeng di kuping. Di dada juga tampak colekan beberapa titik pamor, konon ini sebaga pertanda supaya tidak diganggu secara gaib disamping juga sebagai penangkal alergi karena banyak bekerja dengan kapas ataupun benang.

Tarian ini biasanya ditarikan oleh beberapa orang gadis atau tidak jarang juga tunggal. Gerak-gerak tari ini menampilkan si gadis yang sedang menenun. Mulai dari memintal benang, memasang benang di alat tenun pempersiapkan alat tenun dan sampai menenun untuk menghasilkan kain tenun yang baik. Dalam aksinya menenun ini penari selalu aktip terkadang berdiri untuk layaknya memperbaiki benang juga tampak bersimpuh untuk meneliti benang yang masuk ke alat tenun. Yang paling terlihat ketika penari bersimpuh tetapi terus bergerak, mungkin hal yang cukup sulit dilakukan oleh penari-penari yang belum terlatih. Terlihat sambil bersimpuh serong kiri serong kanan dan juga bandan tegak.

Dalam pentas seni setiap daerah di Bali tari ini sering sekali ditampilkan. Mungkin karena banyak yang tertarik karena dalam busana tidak terlalu mahal dan juga geraknya yang lebih mudah. Tari tradisi ini sampai saat ini masih tetap lestari tak terlepas dari sanggar-sanggar yang ada untuk selalu mengajarkan seni tari ini kepada murid-muridnya.

Kalau dilihat dalam kenyataanya kegiatan menenun sekarang mungkin sangat jarang dijumpai di Bali. Tidak sebanyak Tari Tenun yang ada, para pengerajin kain tenun dan kain endek ini sudah mulai banyak meninggalkan pekerjaanya konon karena penghasilanya tidak mencukupi mereka banyak beralaih ke profesi yang lain.




Tari Joged

Dari segi tampilah Penari Joged terlihat tidak ada aturan yang begitu ketat. Berbeda dari masing-masing daerah. Ada yang hanya berbusana kebaya dengan kain, ada juga busana dengan lebih rumit dengan prada emas. tetapi tetap memakai mahkota (gelungan). Biasanya selalu membawa kipas dan selendang. Selendang ini nanti digunakan untuk menarik penontok sebagai pengibing.

Tarian pergaulan ini memang sangat digemari oleh para penonton karena ada interaksi diantarnya. Penonton juga dapat ngibing, menari bersama dengan penari di panggung. Gerak tari tidak mengikuti aturan yang pasti, ini disesuaikan dengan tabuh (musik) yang sedang dimainkan sekaa penabuh. Keluwesan, kecantikan dan perawakan penari menjadikan para penonton terkadang berebut untuk menjadi pengibing. Tabuh yang dimainkan juga terkesan bebas, untuk menarik para penonton menikmati suguhan ini biasanya dibawakan dari tabuh-tabuh yang masih hit saat ini. Bisa mengambil dari lagu-lagu ataupun sesuatu yang lagi tren.

Kesenian ini biasa dipentaskan saat ada acara budaya, hari-hari besar dan juga undangan ke masing-masing rumah saat ada hajatan. Tabuh sebagai pengiring biasanya digunakan tingklik, rindik, jegog dan tidak mengikat pada satu jeni alat musik. Untuk kesenian ini biasanya para pengibing duduk paling depan untuk mendapat giliran yang pertama, di beberapa tempat malah ada sampai membawa nomor antrian supaya dapat ngibing.

Konon tarian ini mulai berkembang di daerah Buleleng (Bali bagian utara) pada tahun 1946. Tarian ini begitu melegenda sampai sekarang. Tarian ini mendapat simpati yang besar di masyarakat akhirnya menyebar ke seluruh pelosok Bali sampai sekarang kesenian tari Joged ini paling eksis.






Kesenian Dolanan

Ini adalah kesinan permainan anak-anak yang ada di setiap daerah di nusantara ini. Begitu juga di Bali kesenian ini begitu menarik untuk disaksiskan, biasanya dilakukan oleh banyak (sekelompok) anak-anak. Dari segi busana biasanya mengikuti dari masing-masing daerah. Kesederhanaan tapi masih memperlihatkan ciri dari asal muasal penari bersangkutan.

Semacam operet pada pertunjukanya biasanya diselingi dengan humor tingkah polah para anak-anak yang membuat penonton tertawa. Tidak hanya itu kehahlian menari dan bernyanyi juga dipertunjukan. Dalam setip pertunjukan biasanya dibawakan satu tema tertentu. Lebih banyak menampilkan permainan, hiburan dan yang terpenting bisa menghibur dan mebuat penonton tertawan. Selebihnya keahlian dalam menari bernyanyi akan meberikan nilai lebih.

Acara ini mulai jarang ditampilkan karena memberlukan peserta yang cukup banyak terkadang sepuluh orang bahkan lebih. Terkadang terkendala saat latihan, tidak semua anak dapat selalu hadir. Tetapi semangat para seniman cilik ini sangat terasa, saat pementasan Pesta Kesenian Bali yang menampilkan gong kebyar anak biasanya selalu siap dengan kesenian dolanan.



Tari Baris Tunggal

Terlihat dari awal yang dikenakan adalah busana keprajuritan. Badong, Lamak juga mahkota krucut tidak lupa terselip sebuah keris di punggung. Busana yang penuh dari kepala sampai kaki lebih menggambarkan prajurit yang siap berperang dan penuh dengan perlindungan badan. busana dasar putih dan dilapisi beberapa asesoris lain pembungkus tubuh.

Gerak tari ini sangat enerjik layak seorang prajurit gagah perkasa. Gerak memutar tubuh, tangan yang selalu sigap, dan juga likikan matn yang selalu tajam menatap ke segala arah. Bahu naik dan beberapa kali dada diusungkan ke depan.

Baris tunggal terbiasa ditarikan saat pertunjukan tidak jarang pula saat upacara ngaben (kematian) tarian ini selalu ada. Tarian ini ditampilakn semabai penghormatan kepada orang yang telah meninggal atau leluhur. Saat dipertunjukan dlam pentas seni juga tarian ini sebagai balih-balihan atau tontonan hiburan bagi masyarakat.


Pentas Seni Anak-anak

Yup... Pentas seni tarian Bali anak-anak yang dilaksanakan di Denpasar, Bali pada 25 Januari 2014.







Tari Sekar Jagat

Penari sekar jagat biasanya mengenaan mahkota bunga emas yang berbentuk krucut di bagian depan. Dari segi pakian juga terlihat dandanan gadis Bali zaman dulu karena masih terlihatnya bahu penari masih terbuka. Penutup badan hanya sampai di atas dada dengan hiasan di leher serupa badong. Di kedu tangan juga terlihat adanya gelang emas dan juga subeng di kuping. Yang menguatkan penari membawa bunga kertas yang dirangkai dengan janur di atas dulang kecil. Dengan kain yang diikatkan dengan sabuk besar juga terdapat selendang di depan.

Tari Sekar Jagat identik dengan tari yang lemah gemulai, diperuntukan untuk penyambutan. Terkesan tarian ini lebih aktif dengan satu gerakan tangan saja, karena tangan satunya memegang rangkaian bunga yang selalu dibawa. Mimik wajah yang kebanyakan senyum dari awal pentas sampai akhir menjadikan tontonan yang asik untuk dinikmati. Tarian ini biasanya dibawakan secara berkelompok oleh gadis-gadis, mereka sering membuat formasi sehingga lebih manis untuk ditampilkan.

Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara formal sebagai pendahuluan. Lebih sering juga diadakan dalam acara pentas seni dan tontonan mengisi upacara di pura ataupun kegiatan sekolah.

Dari asal katanya sekar dan jagat mengandung arti, sekar yaitu bunga sedangkan jagat berarti alam semesta. Kemungkinan dimaksudkan keharuman bunga di seluruh nusantara. Tidak hanya bunga tapi juga kecantikan dan gerak tari yang diiringi gambelanya.




Tari Legong Lasem

Merupakan jenis dari Tari Legong busananya sama. Dengan membakai mahkota/gelungan dan pakian berduansa prade emas. Dilengkapi dengan membawa kipas. Penari biasanya gadis berpasangan.

Gerakan dari Legong Kuntul ini adalah meniru gerak gerik burung kuntul ( bangau) mungkin di Bali lebih dikenal dengan kokokan. Mulai dari agem berdiri sampai dengan bersimpuh berpasangan menjadi daya tarik sendiri. Agak sulit memang dibedakan karen busana yang dipakai tidak seperti burung melainkan layaknya penari bali pada umumnya. Tetapi jika lebih diselidik mungki akan tahu bagaimana mereka saat mulai terbang, berain dengan sesamanya. Bagaimanapun lebih terkesan ke Legong ini terlihat dari lirikan mata dan agem-agem yang ditampilkan dengan gerak kipas yang terbilang tidak terlalu banyak.

Konon tarian ini dahulu hanya ditarikan di kalangan kerasaan sebagai hiburang orang-orang berkuasan di sana. Tetapi penari-penarinya dipilih dari kalangan rakyat yang pintar menari dan juga cantik tentunya. Belakangan tari legong ini bisa disaksikan di pementasan seni di mana saja.






Tari Legong Kraton (Lasem)

Salah satu jenis tari legong adalah Tari Legong Kraton ato ada juga yang menyebutnya denga Legong Lasem. Terdiri dari tiga penari satu sebagai condong dan dua orang sebagai lasem. Condong dengan mengenakan busana merah sedangkan lasem dengan hijau, terkadang juga ungu tua. Lasem juga dilengkapi dengan gelungan dan juga kipas. Saat keluar terakhir condong mengenakan sayak layaknya sang rajawali.

Tari legong merupakan tari klasik sehingga geraknya begitu kuat. Sangat terasa dari lirikan mata dan mimik muka yang sangat berkarakter. Pada kahir pertunjukan terjadi pertarungan antara condong dengan memakai sayap dan juga penari lasem.

Konon tarian ini pertama muncul dan dikembangkan di Sukawati dan dahulu hanya ditarikan di kalangan kerasaan sebagai hiburang orang-orang berkuasan di sana. Tetapi penari-penarinya dipilih dari kalangan rakyat yang pintar menari dan juga cantik tentunya. Belakangan tari legong ini bisa disaksikan di pementasan seni di mana saja.




Tari Pendet

Para penari berpakian cukup unik. Dengan hiasan bunga dan emas di rambut serta membawa nampan kecil yang berisi rangkaian janur dengan isi beraneka bunga. Dari segi pakaian ini masik terlihat gadis Bali zaman dahulu. Masih mneggunakan sabuk dan pundak masih belum tertutup oleh pakaian hanya sabuk yang diselempangkan di salah satu pundaknya. Beberapa daerah menggunakan busana agak berbeda mulai dari prada emas yang masik minim dan juga full prada.

Tarian ini dibawakan gadis-gadis dengan lembah gemulai. Tarian penyambutan tamu ini tidak begitu beringas, tapi sangat sayu penuh dengan senyum. Pada saat berdiri maupun bersimpuh sesekali mengedipkan mata dan melemparkan bunga-bunga yang dibawakanya. Pada masanya sekarang tidak hanya para remaja yang menarikan Tari Pendet ini tetapi tidak kalah anak-anak dan para ibu-ibu juga berperan aktif. Tarian diiringi dengan tabuh gong yang agak lambat.

Tarii ini biasa tampil saat para tamu mulai berdatangan. Kerap kali tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu penting dan juga yang bergerak di pariwisata akan sering menjumpai tarian ini. Tak dipungkiri kelestarian ini juga didukung seringnya tampil saat acara-acara besar yang bersifat internasional ada di Bali. Tapi tidak hanya hal tersebut, kesenangan dan kecintaan warga untuk tetap belajar dari kecil sebagai salah satu upaya melestarikannya.

Konon tarian ini terinsfirasi dari Tari Pendet yang sering ditarikan di pura-pura. Tarian sakral ini memang ada sejak dahulu. Biasanya tarian pendet di pura ditarikan secara idak sadar (kesurupan). Diperlukan beberapa upakara ataupun sesajen sebelum tarian dimulai. Terkadang mereka langsung sentak bisa menari walaupun keseharianya tidak pernah menari. Inspirai ini membuat dibuatkan tari pendet untuk pertunjukan.





Tari Teruna Jaya

Tari Teruna Jaya mengenakan busana yang bernuansa ungu tua dengan prada emas. Kepala dihiasi dengan udeng (pengikat kepala). Dalam menari juga menggunakan kipas. Pakaian dan kain (kamen) juga berhisakan dengan prada emas. Kain di pinggir kiri diberikan kancutan (kain lebih).

Tarian ini terbiasa dengan gerakan tunggal dalam artian walaupun ditarikan oleh lebih dari satu orang tidak akan ada interaksi sesama penari. ditarikan oleh seorang puteri dengan gerak gerik seorang putera ini sering dikatakan dengan tari bebancihan. Tarian ini menggambarkan seseorang yang baru beranjak dewasa, terkensan agak emosional memamerkan diri. Ini terlihat dari gerak tari yang begitu cepat, dengan lirikan mata yang tajam dan selalu was-was melirik ke segala arah.

Teruna Jaya biasa dibawakan saat pentas-pentas seni, baik bersifat hiburan maupun formal. Tarian ini masih banyak bisa dijumpai saat acara-acara di Bali, tetap lestari sampai sekarang.





Tari Cendrawasih

Penari Cendrawasih berbusana layaknya mengikuti keindahan dari burung cendrawasih. Biasanya dengan ekor berwasna kuning. Memakai mahkota (gelungan) dengan berbentuk burung, kepala menghadap depan dan sayapnya terhempak ke samping. Penari juga mengenakan gelang yang melekat di kedua lengan dan pergelangan tangan.

Gerak tari mengikuti burung cendrawasih, yang mungkin banyak terdapat di daerah Indonesia timur seperti di Papua dan sekitarnya. Penarinya biasanya gadis-gadis yang berpasangan. Gerak terkadang melakukan lompatan-lompatan kecil dan memamerkan ekornya. Terihat dari tarian ini mereka layaknya burung yang saling bercanda, merpindah dari dahan ke ranting dan mereka sangat menikmati keindahan alam bersama teman dan pasanganya.

Tari Cendrawasih bisanya dipentaskan saat acara-acara tertentu sebagi tontonan kepada warga. Terlihat dibawakan saat pesta kenaikan kelas, pentas seni tari dan beberapa acara lain untuk memberikan tontonan.





Tari Puspanjali

Busana penari tampak begitu indah dan menarik untuk dilihat. Warna-warni yang yang tampak mencolok dan hidup menjadikan tarian ini daya tarik sendiri. Asesoris rambut yang penuh dengan bunga dan juga emas-emasan memberi kesan yang beda. Gelang di pergelangan tangan dan juga kain dan dimodifikasi juga layaknya saya yang hanya berada di sebelah kiri saja. Sabuk besar, badong dan juga selendang melintang di bahu menjadi ciri dari tari penyambutan ini.

Para gadis secara berkelompok bisanya menarikan tarian ini. Tari penyambutan untuk para tamu yang datang dengan gerak yang mendayu-dayu, lemah gemulai tidak ada gerakan yang keras dan ekpresif. Mukin layaknya menebarkan pesona sehingga para penonton tidak mau beranjak untuk menyaksikan tarian ini sampai tuntas. Rasa hormat dan juga simpatik kepada para tamu yang hadir sebagai tujuan utamnya.

Puspanjali dipentaskan sebagai awal acara dalam pertunjukan seni. Juga sering ditarikan saat ada tamu-tamu luar daerah yang datang. Tarian selamat datang ini sampai saat ini masih tetp lestari dan banyak dijumpai di setiap daerah di Bali. Tebiasa juga kelompok-kelompok seni atau sanggar selalu mengajarkan tarian ini.

Kata Puspanjali berasal dari kata puspa yang berarti bunga dan anjali bermakna menghormat. Tari Puspanjali merupakan tarian kehormatan untuk menyambut tamu yang digambarkan dengan keindahan bunga, hormat dari penyambut dan juga yang disambut.

Mapeed di Tabanan

Yup... Budaya mapeed yang dilaksanakan warga Tabanan saat odalan di Pura Dalem, Kota Tabanan, Bali pada 22 Januari 2014.










Tradisi Bersalawat

Yup... Tradisi bersalawat serangkaian Maulid Nabi di Bali pada 19 Januari 2014.











Melepas Matahari 2013

Yup... Acara sambut tahun baru dan melepas matahari 2013 di Denpasar, Bali pada 31 Desember 2013.














Paling Banyak Dilihat