Persembahan Bentuk Ogoh-ogoh

Yup... Persembahayan yang unik dihaturkan warga ke Pura Penataran Sasih, Bali pada tanggal 4 Maret 2013. Perembahan yang berupa ogoh-ogoh yang dibuat dari berbagai bunga, budan, sayuran dan sebagainya diusung oleh pemuda-pemuda menuju pura. Dalam perjalanan ke pura diperlukan juga seorang yang membantu menyingkirkan penghalang dari ranting-ranting kayu pengganggu karena bentuk haturan yang tinggi. Sebelum perjalanan dimulai seperti biasa warga mulai berkumpul di banjar. Mulai dari ibu-ibu dengan menjunjung gebogan dan juga anak-anak dengan busana khas Bali mulai memenuhi bale banjar untuk mengikuti acara marerod ke pura. Diawali dengan anak-anak dengan busana payas Bali diikuti dengan barisan ibu-ibu menjunjung banten gebogan dan selanjutnya haturan berupa ogoh-ogoh dari hasil bumi dan musik bali selanjutnya di barisan belakan warga yang ikut ke pura. Setelah sampai di pura dilaksanakan persembahyangan bersama semua warga.


Suasana banten-banten gebogan dan haturan ogoh-ogoh garuda wisnu.


Warga mulai berdatangan berkumpul di bale banjar.


Anak-anak dengan busana payas Bali.


Marerod menuju pura.


Membawa tonggat untuk membantu menanggulai halangan mengusung haturan yang tinggi.


Suasana persembahyangan di pura.


Warga pulang selesai persembahyangan

Persembahyangan Orang Bali

Yup... Warga di Bali yang melaksanakan persembahyangan di Pura Penataran Sasih, Bali pada tanggal 3 Maret 2013. Suasana desa yang tampak begitu asrri dengan ibu-ibu tampak mulai berkumpul di bale banjar untuk melaksanakan marerod. Marerod merupakan bersajal berama menuju pura, dilengkai dengan menjunjung gebogan. Tidak hanya ibu-ibu anak-anak mereka pun ikut melaksanakan tardisi yang adiluhung ini. Anak-anak dengan mengunakan busana khas Bali, pepayasan Bali terlihat amat cantik. Setelah semu warga berkumpul mereka mulai berbarisan bersiap menuju pura. Dimulai di awal anak-anak diikuti ibu-ibu menjunjung gebogan dan diiringi oleh musik Bali di akhir barisan tampak warga lainya juga ikut. Samapi di pura gebogan-gebogan diletakan di pelataran pura dan dilaksanakan persembahyangan bersama.


Ibu-ibu berdtangan menuju balai banjar.


Suasana desa yang tampak begitu asri.


Marerod menuju pura.


Tampak suasana di pura dengan deretan gebogan yang diletakan di pelataran.


Banten geboan dan barong yang ada di pura.


Anak-anak dengan busana Bali saat berada di sisi luar pura.


Selesai persembahyangan dan warga pulang.

Pentas Tari Bali

Yup... Pertunjukan pentas tari Bali di Wantilan Pura Penataran Sasih, Bali yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret malam. Beberapa tari Bali dipentaskan saat ini diantaranya adalah Tari Legong Kraton, Tari Jauk Keras, Jauk Manis, Cendrawasih, Oleg Tamulilingan, Teruna Jaya, Baris Tunggal dan juga Sekar Jagat. Tari-tari ini mendapat sambutan antusian dari warga yang menonton saat malam ini. Tar-tari bali tradisi ini memang menjadi hiburan yang masih sangat banyak penikmatnya di zaman ini. Dengan iringan musik bali tari-tari ini begitu bersemangat dan sungguh indah. Gerak-gerak dan lirikan tari yang menjadi kehasan dari pentas seni Bali yang ada.


Condong dalan Tari Legong Kraton.


Tari Legong Kraton


Tari Jauk Keras


Tari Cendrawasih


Musik Bali


Tari Teruna Jaya


Tari Oleg Tamulilingan


Tari Jauk Manis


Tari Sekar Jagat


Tari Bari Tunggal

Mapeed ke Pura

Yup... Warga yang melaksanakan mapeed ke pura saat odalan pada tanggal 2 Maret 2013. Budaya berjalan berbarisan ini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih lestari samapai sekarang. Ibu-ibu mulai berkumpul dan siap-siap menuju ke pura berbarisan. Acara ini berlangsung serangkaian odalan padudusan agung di Pura Penataran Sasih, Bali. Tidak hanya ibu-ibu juga terlihat anak-anak dengan mengunakan busana payas bali juga ikut dalam barisan ke pura. Sesampainya di pura acar mulai dilanjutkan denga persembahyangan bersama. Hari mulai petang dan setelah selesai persembahyangan warga mulai pulang dari pura.


Warga berkumpul dan siap marerod ke pura.


Seorang nenek tampak menjunjung gebogan dan ikut dalam acara marerod.


Marerod menuju ke pura


Peedan sampai di pura.


Anak dengan busana adat payas bali.


Warga mulai pulang dari pura.

Mamasar di Pura Penataran Sasih

Yup... Upacara mamasar di Pura Penataran Sasih, Bali pada tanggal 1 Maret 2013. Upacara ini dilaksanakan saat hari mulai sore, upacara layaknya seperti di pasar. Setelah sesuunan mulai tedun ke sisi luar pura dan melaksanakan murwa daksina. Sesuunan dan pretima-pretima yang dijunjung warga mulai memutar sebanyak tiga kali. Selanjutnya dilaksanakan ritual dan persembahyangan bersama oleh warga. Acra puncaknya adalah pemberian beberapa kebutuhan warga seperti beras, setelah pembagian itu warga selanjutnya membayar dengan jegumlah uang seiklasnya. Beras ini nantinya akan dibawa pulang dan diletakann di tempat beras di rumah dan juga para petani akan menempatkanya di sawah mereka.


Persembahyangan bersama


Pretima-pretima saat upacara memasar di sisi luar pura.


Tapakan barong, rangda, rarung dan juga celuluk.


Terlihat barong landung saat murwa daksina.


Warga menjunjung saab yang berisaikan canang dalam persembahyangan.


Pembagian beras san pengumpulan uang.

Marerod ke Pura

Yup... Tradisi ibu-ibu maleladan ke Pura Penataran Sasih, Bali pada tanggal 28 Februari 2013. Tradisi ini dilaksanakan turun menurun saat odalan di pura setempat, maleladan ini juga disebut dengan nama lain dari warga yaitu marerod. Di daerah lain marerod ini seringkali disebut juga dengan mapeed. Warga mulai berkumpul di banjar untuk kemudian bersama-sama berbarisan menuju pura. Ibu-bu juga dengan menjunjung banten gebogan dan busana yang seragam beriringan ke pura. Barisan yang panjang dan menarik terlihat di jalan menuju pura. Setelah samapi di pura gebogan-gebogan diletakan berderetan rapi di pelataran pura. Setelah hari mulai petang dilaksanakan persembahyangan bersama.


Berkumpul sebelum melaksanakan marerod ke pura.


Ibu-ibu berdatangan dari rumah masing-masing untuk berkumpul.


Persiapan barisan marerod ke pura.


Mareroda sampai di candi bentar pura.


Acara sebelum persembahyangan di pura


Persembahyangan selesai marerod

Sanghyang Jaran Bangkit Lagi

Yup... Pentas tari sanghyang jaran yang dilaksanakan di Pura Penataran Sasih, Pejeng, Bali pada tanggal 27 Februari 2013. Tari sakral ini dilaksanakan kembali di sisi luar pura sejak terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2013. Tarian unik yang biasa disebut "ngebur api" ini menjadi tontonan yan menarik bagi warga. Setelah tengah malam, api yang terbuat dari serabut kelapa mulai dibakar. Tarian ini diiringi oleh nyanyian yang sakral. Setelah penari mulai kesurupan, bara api pun mulai dimakan dan disemburkan dan sesekali menggosek-gosek di bara api tadi. Acara ini berlangsung setelah tadi pagi dilaksanakan siat sampian di pura serangkaian upacara padudusan agung.


Penari sanghyang jaran mulai menggosek-gosek bara api.


Penari mulai bersiap untuk melaksanakan ritual tari sanghyang jaran.


Penari mulai makan bara api dan menyemburkannya.


Persembahyangan kepada jaranan yang dipakai menari.

Tradisi Siat Sampian

Yup... Tradisi siat sampian yang dilaksanakan di Pura Penataran Sasih, Pejeng, Bali pada tanggal 27 Februari 2013. Sebelum upacara puncak wali ini dilaksanakan dimulai dengan tari-tari wali lainnya. Mulai pagi sudah diadakan tari rejang dewa dan juga tari baris gede. Setelah hari beranjak makin siang beberapa ritual lainya dilaksanakan oleh para sutri (permas) dan juga parekan diantaranya berkeliling pura dan juga tradisi obak-ombakan. Permas merupakan sebutan pengayah bagi para wanita dan mereka biasanya mengenakan busana khusus kebaya putih dan kain hitam sedangkan parekan merupakan pengayah pria dengan busana serba putih.

Siat sampian kali ini dilaksanakan dalam rangka odalan padudusan agung yang dilaksanakan di pura setempat. Acara berlangsung dalam suasana seluruh areal pura dipenuhi dengan geboga-gebogan yang berukuran tinggi-tinggi. Setelah permas dan parekan berkeliling pura beberapa kali dengan gerakan menari mereka akhirnya mulai mengambil sampian yang tadinya sudah dilepaskan dari dangsil-dangsil yang ada di areal pura. Mereka semua mengambil sampain yang mulai layaknya memecutkan kepada rekan-rekan mereka. Acara sejenis perang ini terjadi sangat singkat sebelum acara selesai.

Setelah acara siat sampian ini selesai, dilaksanakan ritual selanjutnya adalah sesuhunan tapakan yang murwa daksina. Satu persatu sesuuhan diturunkan ke halaman pura dan mulai mengelilingi pura sebanyak tiga kali. Saking banyaknya pamundut yang ada makan perjalanan mengelilingi pura ini berjalan begitu alon. Dan acara pun selesai selanjutnya warga mulai pulang kerumah masing-masing. Upacara odalan masih berlangsung beberapa hari kedepan.


Siat sampian


Tari Rejang Dewa


Tari Baris Gede


Nenek-nenek yang sedang ngobrol dengan latar gebogan.


Tarian dari permas (sutri)


Tapakan yang melaksanakan murwadaksina.


Suasana saat ibu-ibu menjunjung gebogan.

Paling Banyak Dilihat