Karya di Mambal

Yup... Karya yang dilaksanakan di Mambal, Badung, Bali. Ibu-ibu mulai berkumpul di banjar dekat pasar untuk mapeed menuju pura pada sore ini tanggal 7 Oktober 2012. Setelah semua berkumpul, ibu-ibu selanjutnya mapeed menuju pura dengan menjunjung gebogan. Terasa sangat alami karena peedan ini melintasi persawahan. Padi-padi yang baru menguning dilintasi ibu-ibu yang menuju pura yang berada di ujung persawahan.


Seorang ibu mulai datang ke banjar melintasi pedagang ikan hias.


Gebogan-gebogan yang diletakan di pelataran pura.


Sekaa gong anak yang mengiringi upacara.


Ibu-ibu yang mapeed melintasi persawahan.


Gebogan-gebogan yang diletakan di pelataran pura.


Seorang ibu dan anaknya melintasi persawahan menuju pura.

Tapakan Pura Natar Sari Ngunya ke Pura Taman Ayun

Yup... Tapakan Pura Natar Sari saat sudah di Pura Taman Ayun pada tanggal 6 Oktober 2012. Tradisi ngunya yang akan dilaksanakan selama berkisar sebulan akhirnya di Pura Taman Ayun, dan siang ini berencana meninggalkan pura untuk menuju pura lainya. Sehari sebelumnya perjalanan dari Pura Dalem Abian Semal. Perjalanan ini akan dilanjutkan beberapa hari lagi dan mengunjungi beberapa pura lagi. Setelah selesai perjalanan tapakan dan pengiring akan kembali ke Pura Natar Sari, Apuan, Tabanan dan melaksanakan odalan (upacara).


Para pemundut tampak bersiap untuk melalukan perjalanan selanjutnya.

>
Perjalanan sudan dimulai.


Payung-payung yang siap meninggalkan pura.


Tapakan dan pengiring berada di sisi luar pura untuk melanjutkan perjalanan.


Para pengiring meninggalkan pura.

Pepranian yang Indah

Yup... ibu-ibu mapeed (maleladan) menuju pura di Badung pada tanggal 6 Oktober 2012. Dengan menjunjung prani (gebogan) ibu-ibu berbarijan dari banjar setempat menuju pura. Prani dengan isian buah-buahan dan beberapa jenis jajan disusun dengan indah pada masing-masing prani. Warna-warni yang dipadukan dengan harmoni menjadikan prani ini trelihat menarik.

>
Ibu-ibu menjunjung prani menuju pura.


Prani yang diletakan di pelataran pura.


Ibu-ibu ke pura dengan menjunjung prani.


Barisan yang cukup panjang dengan menjunjung prani.


Ibu-ibu pulang dari pura.

Budaya mapeed di Badung

Yup... budaya mapeed saat odalan di Badung, Bali pada tangga 5 Oktober 2012. Mapeed dengan menjunjung gebogan memang sangat indah kalau dilihat karena, tradisi yang dilaksanakan turun menurun di daerah ini. Busana kebaya ibu-ibu yang seragam membuat mapeed lebih terlihat rapi. Tradisi ini dilaksanakan serangkaian odalan (upacara) keagamaan di pura setempat.


Seorang anak juga tampak digendong ayahnya menuju pura.


Barisan yang sangat panjang, peedan saat menuju pura.


Mapeed menuju pura.


Gebogan-gebogan yang diletakan di pelataraan pura.


Persembahyangan di pura setempat.

Ngunya Tapakan Pura Natar Sari

Yup... Ngunya dilaksanakan tapakan Pura Natar Sari ke Pura Dalem Abian Semal tanggal 4 Oktober 2012. Ngunya merupakan berkunjungnya umat ataupaun tapakan dari desa sendiri ke pura desa lain. Perjalanan ini dimaksudkan dalam nilai kebersamaan dan kekeluargaan. Tradisi ini sudah berlangsung dari zaman dulu. Banyak nilai kebersamaan yang mucul dari acara ini.


Tapakan rangda saat di pura.


Persiapan makan bersama


Kampuh-kampuh yang digantung di areal pura.


Sekaa Gong Nong Pur saat berada di pura.


Persembahyangan di areal depan pura.

Mapeed ke Pura

Yup... Ibu-ibu mapeed ke pura saat ordalan di badung, Bali tanggal 4 Oktober 2012. Warni gebogan yang terlihat begitu indah, ibu-ibu dengan busana kebaya seragam menuju pura. Serangkaian odalan di pura warga mulai melaksanakan persembahyangan ke di pura setempat. Begitu juga ibu-ibu dari berbagai kelurahan yang ada di seputaran pura. Tradisi mapeed sangat memang dilaksanakan secara turun menurun dari jaman dulu.


Ibu-ibu mapeed ke pura, terlihat seorang anak bersama ibunya ke pura.


Saat peedan sampai di pura.


Jero mangu tampak memercikan air suci ke gebogan-gebogan yang diletakan di areal pura.


Selesai persembahyangan, ibu-ibu mulai pulang dan mulai mengambil gebogannya.


Suasasna pura mulai menyepi setelah beberapa umat pulang dari pura.

Odalan di Singapadu

Yup... Odalan (upacara) yang dilaksanakan di pura daerah Singapadu, Gianyar, Bali pada tanggal 3 Oktober 2012. Masyarakan tampak berduyu-duyun datang ke pura untuk melaksanakan persembahyangan dalam odalan ini. Ibu-ibu tampak berbarisan menjunjung gebogan menuju pura, tampak juga para anak-anak juga para warga mengenakan busana khas bali berbarisan menuju pura. Di belakang barisan tampak sekaa gong menabuh mengiringi perjalanan. Sampai di pura gebogan-gebogan diletakan di pelataran pura sebelum dilaksanakan persembahyangan bersama.


Ibu-ibu mapeed ke pura, terlihat juga anjing mengikuti.


Sekaa gong juga tamapk ikut mengiringi peedan ke pura.


Para gadis-gadis juga tampak mengenakan busana khas Bali juga ikut berjalan menuju pura.


Gebogan-gebogan yang ditempatkan di pelataran pura.


Foto bersama anak-anak di depan pintu masuk pura.

Tradisi Mapeed di Badung

Yup... Tradis mapeed yang dilaksanakan ibu-ibu di Badung, Bali pada tanggal 3 Oktober 2012. Ibu-ibu mulai berkumpul di banjar desa dengan menjunjung gebogan setelah hari mulai sore. Mereka berbarisan bersama-sama menuju ke pura. Saat odalan (upacara) di pura setempat, ibu-ibu terlihat dengan busana yang seragam dengan warna-warni gebogan yang dijunjung terlihat sangat indah.


Ibu-biu mulai berkumpul di banjar sebelum berjalan bersama menuju pura. Tampak juga seekor anjing dengan setia menunggui.


Ibu-ibu mulai berjalan menuju pura. Terliha juga anak yang ikut


Peedan setelah sampai di pura.


Tari topeng sidakarya dalam upacara di pura.


Gebogan-gebogan yang diletakan di areal pura.

Mabiasa Tradisi untuk Kesuburan

Yup... Tradisi Mabiasa yang ada di Tying Tali, Karangasem, Bali pada tanggal 2 Oktober 2012. Tradisi ini dipercaya untuk kesuburan alam sekitar dan juga kemakmuran masyarakar setempat khususnya. Acara dimulai dari persembahyangan masyarakat di pura yang berada di persawahan. Selanjutnya jempana-jempana bersama pengusung dan juga umat lainya mengikuti dan berjalan di persawahan warga. Hal ini dipercaya sebagai kesuburan biarpun padi-padi yang mereka di tanam agak sedikit rusak tetapi mereka bersuka citaa menyambu jempana-jempana ini.


Masyarakat menuju tempat persembahyangan yang ada di tengah persawahan.


Jempana-jempana melintasi persawahan.


Jempana-jempana tampak melewati dan menginjak tanaman padi yang sedang menghijau.


Jempana dan masyarakat lain melintasi jalan.


Masyarakat selesai persembahyangan dan kembali ke pura desa masing-masing.

Tradisi Belongan

Yup.. Tradisi belongan yang ada di desa Nggis, Karangasem, Bali pada tanggal 1 Oktober 2012. Tradisi ini konon sangat langka karena jarang dilaksanakan berkisar 10 tahun sekali. Terakhir dilaksanakan pada tahun 1994. Tradisi ini merupakan tradisi untuk menyambut para tamu (untuk upacara) dengan cara berbeda. Mereka memasang tumpukan bambu berkisar seratus meter dan menutup jalan sehingga hanya ada satu jalan yang dapat dilalui. Jalan ini sengaja dibuat agar hanya bisa dilalui hanya oleh satu orang di sana dibuat jalan berlumpur dengan berbagai halangan seperti penyiraman air dari atas yang sudah diperiapkan. Para pemuda berada di balik-bali bambu guna menjada air tetam mengalir. Para tetamu yang lewat dapat dipastiakn sudah basah dan kaki penuh dengan lumpur. Tapi meraka selalu dalam keadaan persahabatan tanpa ada rasa dendam. Ini merupakan tradisi turun temurun jika diambil hikmanya sangat besar. mulai dari rasa persahabata, meredam rasa marah dan sebagainya.


Jalan sengaja ditutup untuk belongan.


Bentuk belongan yang cukup panjang yang nantinya dilintasi tamu dari desa lain, para pemuda di balik bambu sudah siap denga kucuran air.


Tetamu dari dipastikan sudah basah dan kaki penuh dengan lumpur.


Dengan suasana gelap saya motret memakai flash, hanya terlihat beberapa orang di ujung jalan membawa lampu senter.


Persembahyangan bersama.


Acara selesai para tetamu mulai pulang ke pura desa masing-masing.

Paling Banyak Dilihat