Beberapa bebotoh datang dari segala penjuru daerah di Bali. Sesampainya mereka di pura tak lupa mereka menghaturkan bakti sebelum melaksanakan tajen. Dari pagi hari setelah kulkul (kentungan) dibunyikan bertanda tejen sudah bisa dimulai, bebotoh pun mengeluarkan ayamnya dan mencari lawan yang seimbang. Setelah merasa cocok ayam pun dipasangi taji selanjutnya diadu.
Tajen alias adu ayam berlangsung tidak hanya satu grup tetapi banyak grup-grup kecil saling beradu. Gemuruh sorakan para bebotoh terdengar "cok..cok...cok... gasal..gasal..gasal". Ayam yang sudah kalah langsung dipotong dan dibagikan baik kepada pemenang maupun kepemilik ayam sesuai dengan kesepakatan.
Setelah hari semakin siang suasana pura semakin sepi, karena bebotoh sudah berangsur pulang. Sebelumnya mereka juga singgah di warung yang berjejer di sepanjang jalan samping pura.

Tajen berlangsung dar pagi hari, beberapa bebotoh mengadu ayam mereka.

Tajen, pertarungan seru antar dua ayam yang sudah dipasangi taji. Pemasang taji adalah orang khusus yang dibayar oleh pemilik ayam berkisar Rp 10.000

Bebotoh yang mengeluarkan ayamnya dan siap untuk mengadunya.

Pedagang obat tradisional Bali di luar pura.

Bebotoh sedang mencari lawan ayam yang seimbang.

Ayam yang sudah dipasang taji, siap diadu.

Bebotoh yang menghaturkan bakti.

Menghitung duit hasil adu ayam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar