Tapakan mulai berdatangan dari beberapa desa di sekitar pura menuju Pura Petilan. Beberapa tapakan berupa barong dan rangda berkumpul di Pura Petilan. Selesai bersembahyang di dalam pura, semua rangda dan barong ke luar pura dan mengelilingi wantilan sebanyak tiga kali. Di dalam wantilan yang dilaksanakan tajen (adu ayam) juga berlangsung, sehingga membuat suasana terasa sesak dan gaduh. Sesekali orang yang kerauhan (trance) meinta keris dan menancapkannya ke bagian tubuhnya, serng disebut dengan ngurek.
Selesai mengelilingi wantilan barong dan rangda pun kembali ke tengah pura. Acara dilanjutkan dengan tarian-tarian sakral. Setelah hari mulai petang barong dan rangda kembali ke desa masing-masing bersama dengan pemundutnya dan acara pengrebongan pun berakhir.

Rangda yang disungsung oleh pemedek dari lain desa menuju Pura Petilan.

Salah satu patug yang ada di Pura.

Menghaturkan bakti di depan barong-barong.

seorang wanita kerauhan (trance) di depan barong.

Persembahyangan sebelum pengerebongan dimulai.

Rangda saat di pintu Pura Petilan, siap melaksanakan pengerebongan. Mengelilingi wantilan sebanyak tiga kali.

Aksi ngurek, menancapkan keris ke anggota tubuh secara tidak sadar.

Barong-barong siap melaksanakan pengerebongan.

Rangda-rangda saa ngerebong.
4 komentar:
informasi yang sangat penting dalam setiap moment..
5W1H yang sangat menarik..
what, where, when, who, why and how..
Great "Potret Bali"
Terima kasih
Selamat sore, pak Nyoman. Jika mau menyaksikan upacara sakral ini, jam berapa sebaiknya sudah ada di Pura Petilan? Terima kasih
Acara biasa berlangsung dari siang hari berkisar jam 1 siang. Pengrebongan biasanya sore hari berkisar jam 4 sore.
Posting Komentar