Tari-Tari Bali

Yup... Menyaksikan tari-tari Bali yang dibawakan oleh anak-anak di Denpasar, Bali pada 14 Februari 2014.


Tari Puspanjali



Tari Puspanjali

Busana penari tampak begitu indah dan menarik untuk dilihat. Warna-warni yang yang tampak mencolok dan hidup menjadikan tarian ini daya tarik sendiri. Asesoris rambut yang penuh dengan bunga dan juga emas-emasan memberi kesan yang beda. Gelang di pergelangan tangan dan juga kain dan dimodifikasi juga layaknya saya yang hanya berada di sebelah kiri saja. Sabuk besar, badong dan juga selendang melintang di bahu menjadi ciri dari tari penyambutan ini.

Para gadis secara berkelompok bisanya menarikan tarian ini. Tari penyambutan untuk para tamu yang datang dengan gerak yang mendayu-dayu, lemah gemulai tidak ada gerakan yang keras dan ekpresif. Mukin layaknya menebarkan pesona sehingga para penonton tidak mau beranjak untuk menyaksikan tarian ini sampai tuntas. Rasa hormat dan juga simpatik kepada para tamu yang hadir sebagai tujuan utamnya.

Puspanjali dipentaskan sebagai awal acara dalam pertunjukan seni. Juga sering ditarikan saat ada tamu-tamu luar daerah yang datang. Tarian selamat datang ini sampai saat ini masih tetp lestari dan banyak dijumpai di setiap daerah di Bali. Tebiasa juga kelompok-kelompok seni atau sanggar selalu mengajarkan tarian ini.

Kata Puspanjali berasal dari kata puspa yang berarti bunga dan anjali bermakna menghormat. Tari Puspanjali merupakan tarian kehormatan untuk menyambut tamu yang digambarkan dengan keindahan bunga, hormat dari penyambut dan juga yang disambut.



Tari Merak Angelo

Burung Merak menginspirasi tarian ini. Terlihat busana yang dikenakan mirip dengan burung merak. Mulai dari mahkota yang berisi kepala merak dan beberapa bulu terselip di belakang mahkota. Pakaian yang dikenakan juga mirip, dari corak warna juga ada motif ekor merak di kain belakang layaknya ekor indah merak yang seddang berdiri.

Pada saat pertama keluar pentas seakan penari datang mematuk penonton. Selanjutnya kelihatan suasana penari mulai bergaya penari Bali lainnya. Yang paling menarik saat para penari memainkan ekornya begitu indah dan sangat menarik. Seakan ingin memamerkan ekornya yang begitu indah, terlihat juga saat penari memblakangi penonton dan mengibas-ibaskan kain ekornya. Gerakan ke kiri dan ke kanan sperti burung sedang bermain juga kerap kali ditampilkan.

Pertunjukan tari ini sering dibawakan saat pentas seni-seni di Bali. Terutama saat pentas tari-tarian Bali sebagai hiburan warga-warga baik di desa maupun kota, kelulusan siswa dan hiburan selingan upacara keagamaan.



Tari Condong

Tari Condong merupakan tarian Bali yang biasanya menggunakan busana serba merah daengan hiasan prada emas. Dengan memakai mahkota (gelugan) seperti seorang putri. Tari ini dimainkan oleh seorang atau sekelompok gadis.

Tari ini merupakan bagian Tari Legong Kraton (lasem). Mengisahkan para bidadari yang sangat gemar menari dengan gerak tubuh yang lemah gemulai. Tarian ini sangat menarik untuk disaksikan, para penari bergerak sangat lentur baik saat mereka dengan agem (gerak) berdiri ataupun saat bersimpuh.



Tari Wirayuda

Busana yang digunakan oleh penari Wirayuda adalah busana seorang prajurit yang sedang latihan perang. Tarian ini dibawakan oleh laki-laki dengan membawa senjata tombak. Biasanya ditarikan secara berkelompok antara duan atau lebih pasang penari.

Tari Wirayuda mengisahkan kepahlawanan, patriot yang siap membela bangsa. Tarian yang terinsfirasi oleh tarian-tarian Baris yang sudah ada sebelumnya seperti Bari Baris Gede, Baris Tumbak dann juga Baris Katekok Jago. Tari inu terlihat menarik ketika para penari saling meengadu tombak sesama penari lainnya.



Tari Panji Semirang

Tari Bali ini identik dengan busana yang cukup menarik dan unik. Terlihat membawa asesoris kipas, mengenakan mahkota semacam udeng dan kain dengan kancutan di pinggiran kiri. Kegagahan tarian putri ini terlihat dari badong yang dikenakan. Di zaman sekarang busana kebanyakan mengenakan prada layaknya emas berkilauan dan dikombinasi dengan pernak-pernik kaca cermin kecil-kecil agar tampak mencolok dan berkilauan.

Gerak tari sangat energik seorang wanita yang bertingkah layaknya pria yang gagah perkasa dan sering diistilahkan dengan tarian bebancihan, yaitu wanita yang kuat dan gagah perkasa tetapi juga gerak gemulai dan kelembutanya tidak bisa disembunyikan dan jika dilihat dengan teliti akan nampak jelas. Tarian ini juga identik dengan tatapan mata yang tajam, selalu melirik ke segala arah. Kesigapan dan kewaspadaan terpancar jelas. Permainan kipas juga lebih sederhana dari tarian Bali lain yang menggunakan asesoris kipas. Hanya terlihat penari lebih banyak bergaya dengan kuda-kuda yang kuat dan sesekali memainkan kain yang berada di sebelah kiri dan bergerak memutar.

Panji Semirang biasa ditampilkan dalam acara-acara pertunjukan seni. Biasanya lebih ditampilkan dalam seni hiburan kepada warga. Dewasa ini tari-tari kekebyaran juga digalakan kepada generasi muda untuk tetap melestarikan budaya khususnya dalam seni tari yang juga diiringi dengan seni tetabuahn atau musik Bali.

Tari ini mengambil cerita seorang gadis yang bernama Galuh Candra Kirana dalam perjalanan mencari kekasihnya yang bernama Raden Panji Inu Kertapati. Lika-liku perjalanan digambarkan dalam gerak tarian ini. Penyamaran Galuh Candra Kirana memerankan sorang pria dengan nama Raden Panji. Mengambil cerita di kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kisah cinta yang tidak mulus karena di antara mereka juga ada cinta seorang Galuh Liku yang juga nekat melaukan apa saja demi cinta.




Tari Baris Tunggal

Terlihat dari awal yang dikenakan adalah busana keprajuritan. Badong, Lamak juga mahkota krucut tidak lupa terselip sebuah keris di punggung. Busana yang penuh dari kepala sampai kaki lebih menggambarkan prajurit yang siap berperang dan penuh dengan perlindungan badan. busana dasar putih dan dilapisi beberapa asesoris lain pembungkus tubuh.

Gerak tari ini sangat enerjik layak seorang prajurit gagah perkasa. Gerak memutar tubuh, tangan yang selalu sigap, dan juga likikan matn yang selalu tajam menatap ke segala arah. Bahu naik dan beberapa kali dada diusungkan ke depan.

Baris tunggal terbiasa ditarikan saat pertunjukan tidak jarang pula saat upacara ngaben (kematian) tarian ini selalu ada. Tarian ini ditampilakn semabai penghormatan kepada orang yang telah meninggal atau leluhur. Saat dipertunjukan dlam pentas seni juga tarian ini sebagai balih-balihan atau tontonan hiburan bagi masyarakat.





Tari Burat Wangi

Tari Burat Wangi merupakan tari persembahan yang mengungkapkan tentang rasa bakti dan puji syukur kepada Sang Maha Pencipta yang disajikan dalam bentuk persembahan dengan berbagai bunga dan wewangian. Uniknya bunga yang dibawa biasanya di depan perut dan bisa di lepas dan dipasang lagi.


Tari Legong Kraton (Lasem)

Salah satu jenis tari legong adalah Tari Legong Kraton ato ada juga yang menyebutnya denga Legong Lasem. Terdiri dari tiga penari satu sebagai condong dan dua orang sebagai lasem. Condong dengan mengenakan busana merah sedangkan lasem dengan hijau, terkadang juga ungu tua. Lasem juga dilengkapi dengan gelungan dan juga kipas. Saat keluar terakhir condong mengenakan sayak layaknya sang rajawali.

Tari legong merupakan tari klasik sehingga geraknya begitu kuat. Sangat terasa dari lirikan mata dan mimik muka yang sangat berkarakter. Pada kahir pertunjukan terjadi pertarungan antara condong dengan memakai sayap dan juga penari lasem.

Konon tarian ini pertama muncul dan dikembangkan di Sukawati dan dahulu hanya ditarikan di kalangan kerasaan sebagai hiburang orang-orang berkuasan di sana. Tetapi penari-penarinya dipilih dari kalangan rakyat yang pintar menari dan juga cantik tentunya. Belakangan tari legong ini bisa disaksikan di pementasan seni di mana saja.



Para penari foto bersama usai pementasan.

Tidak ada komentar:

Paling Banyak Dilihat