Pengetahunan dan wawasan itu kebanyakan karena kata tersebut sudah jarang dipakai saat ini. Hal lain juga disebabkan oleh yang bersangkutan tidak berada di bidang tersebut. Perubahan pola kehidupan warga juga menjadi salah satu semakin jarangnya kata-kata tersebut dipakai.
Sebagai contoh dahulu kehidupan warga di Bali kebanyakan hidup di sektor pertanian sehingga banyak sekali kata-kata penyebutan benda dengan kata berbeda juga. Sekarang tentunya kata tersebut menjadi berkurang karena warga kebanyakan bekerjja di sektor pariwisata.
Beberapa kata-kata tersebut adalah :
1 Pesan = terbuat dari daging, dibakar
Tum = terbuat dari sayur, dikukus
2 Udud = cangkul
Tambah = bentuk kaya garpu
Serampang, kejeng, = cangkul
3 Matekap
Ngelampit
Nenggala
4 Inem = minum dengan memasukkan beberapa teguk langsung ke kerongkongan.
Siup = menyeruput air/minuman hanya sedikit saja dari wadahnya (gelas atau cawan atau mangkok).
Oyot = menenggak air atau minuman lain dengan sedikit tergesa-gesa.
Ceret = meminum air atau minuman lain dengan cara membiarkan air atau minuman itu langsung mancur dari
saluran teko/ceretan/ganjreng menuju mulut menganga yang menadah di bawahnya...
Magerosan = asal katanya geros, yaitu merujuk pada suara yang terdengar pada saat menyeruput minuman
panas. Magerosan biasanya digunakan untuk menunjukkan aktivitas meminum kopi atau teh
panas. Atau, komoh
Maciritan = biasane sekaa tuake ane demen ngorahang ""maciritan"" sawireh liyu timpalne nyeret tuak uli
ganjrenge munyine: cririt...cririt...cririt...
5 Panyong
Linggis
6 tiuk
seselet
mutik
pengiris
lemat

Tidak ada komentar:
Posting Komentar