Yup... Pertunjukan seni khususnya tarian Bali anak-anak yang dilaksanakan di Denpasar, Bali pada 26 Januari 2014.
Tari Pendet
Para penari berpakian cukup unik. Dengan hiasan bunga dan emas di rambut serta membawa nampan kecil yang berisi rangkaian janur dengan isi beraneka bunga. Dari segi pakaian ini masik terlihat gadis Bali zaman dahulu. Masih mneggunakan sabuk dan pundak masih belum tertutup oleh pakaian hanya sabuk yang diselempangkan di salah satu pundaknya. Beberapa daerah menggunakan busana agak berbeda mulai dari prada emas yang masik minim dan juga full prada.
Tarian ini dibawakan gadis-gadis dengan lembah gemulai. Tarian penyambutan tamu ini tidak begitu beringas, tapi sangat sayu penuh dengan senyum. Pada saat berdiri maupun bersimpuh sesekali mengedipkan mata dan melemparkan bunga-bunga yang dibawakanya. Pada masanya sekarang tidak hanya para remaja yang menarikan Tari Pendet ini tetapi tidak kalah anak-anak dan para ibu-ibu juga berperan aktif. Tarian diiringi dengan tabuh gong yang agak lambat.
Tarii ini biasa tampil saat para tamu mulai berdatangan. Kerap kali tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu penting dan juga yang bergerak di pariwisata akan sering menjumpai tarian ini. Tak dipungkiri kelestarian ini juga didukung seringnya tampil saat acara-acara besar yang bersifat internasional ada di Bali. Tapi tidak hanya hal tersebut, kesenangan dan kecintaan warga untuk tetap belajar dari kecil sebagai salah satu upaya melestarikannya.
Konon tarian ini terinsfirasi dari Tari Pendet yang sering ditarikan di pura-pura. Tarian sakral ini memang ada sejak dahulu. Biasanya tarian pendet di pura ditarikan secara idak sadar (kesurupan). Diperlukan beberapa upakara ataupun sesajen sebelum tarian dimulai. Terkadang mereka langsung sentak bisa menari walaupun keseharianya tidak pernah menari. Inspirai ini membuat dibuatkan tari pendet untuk pertunjukan.
Tari Kupu-kupu Tarum
Sangat unik Tari Kupu-kupu Tarum ini dengan memasangkan berupa sayap kupu-kupu di kedua tangan, tetapi biasa terbuat dari kayu yang lumayan keras.. Penari adalah seorang gadis dengan mengenakan mahkota dan juga hiasan motif dipasangkan di telinga. Dai pakian yang masih kental bernuansa Bali. Kain-kain yang masih bercorak ukiran yang berprada emas.
Layaknya kupu-kupu beerbangan di taman penuh bunga. Begitu juga penari selalu menghempakan sayapnya bergerak ke sana-sini seolah mencari bunga dengan keharumanya. Hinggap di bunga satu ke bunga yang lainya. Keindahan taman yang penuh bunga dan sejuknya udara tanpa polusi adalah kekayaan alam yang sangat berharga.
Tarian ini merupakan tarian hiburan yang biasa dipentaskan saat ada kegiatan seni di setiap daerah di Bali. Dari beberapa pertunjukan yang tapil kebanyakan yang membawakan Tari Kupu-kupu Tarum ini adalah dari anak-anak saja. Mulai jarang dibawakan oleh remaja. Kemungkinan geraak lucu anak sesuai dengan indahnya kupu-kupu yang indah berwarna-warni.
Tari Lelakut
Tari Lelakut (orang-orangan sawah) ini mengenakan busana sangat sederhana. Tidak seperti tarian Bali lainnya para penari didandani jelek, yang biasanya penari Bali terkenal dengan kecantikannya. Dengan mengenakan topi petani, topi krucut dari bambu. Tanpa banyak hiasan hanya kalung yang sederhan saja.
Lebih banyak menampilkan berbagai ekspresi wajah yang selalu berubah. Kadang senyum, kecut dan memasang wajah jeleknya. Layaknya lelakut, gerakan tari ini lebih kaku terjadi lompatan-lompatan kecil. Tapi ada kepastian gerak dan pengulangan yang pasti.
Tarian pertunjukan ini tergolong tarian yang baru, merubah pakem-pakem tari yang lembah gemulan. Memberikan kesan yang berbeda dan asik untuk ditonton. Terkadang kita dibuat tertawa denga wajah-wajah lucunya.
Tari Merak Angelo
BUrung Merak menginspirasi tarian ini. Terlihat busana yang dikenakan mirip dengan burung merak. Mulai dari mahkota yang berisi kepala merak dan beberapa bulu terselip di belakang mahkota. Pakaian yang dikenakan juga mirip, dari corak warna juga ada motif ekor merak di kain belakang layaknya ekor indah merak yang seddang berdiri.
Pada saat pertama keluar pentas seakan penari datang mematuk penonton. Selanjutnya kelihatan suasana penari mulai bergaya penari Bali lainnya. Yang paling menarik saat para penari memainkan ekornya begitu indah dan sangat menarik. Seakan ingin memamerkan ekornya yang begitu indah, terlihat juga saat penari memblakangi penonton dan mengibas-ibaskan kain ekornya. Gerakan ke kiri dan ke kanan sperti burung sedang bermain juga kerap kali ditampilkan.
Pertunjukan tari ini sering dibawakan saat pentas seni-seni di Bali. Terutama saat pentas tari-tarian Bali sebagai hiburan warga-warga baik di desa maupun kota, kelulusan siswa dan hiburan selingan upacara keagamaan.
Kesenian Janger
Penampilan dai penari jangger memang eksentrik. Terlihat para pemain yang gadis biasa disebut dengan janger dan pemain pria yang dikatakan dengan kecak. Para gadis biasanya mengenakan mahkota, membawa kipas dan juga dari segi pakian sangat indah dengan dilengkapi selendang. Tak kalah dengan penari kecak mereka juga mengenakan mahkota udenga, gelungan melingkar di leher berupa badong juga dengan pakaian yang unik. Kecak dan janger biasanya seragam dan menyesuaikan keserasian masing-masing.
Disamping gerak tari Bali yang dipentaskan, kesenian pergaulan ini juga diiring nyanyian serempak dari masing-masing penari. Lebih terbiasa nyanyiannya bersahutan. Dalam perkembangan gerak-gerak kesenian ini begitu bervarian, dimunculkan gerak-gerak baru untuk menjaring penonton agar tidak monoton, walaupun dengan pakem yang sama. Gerak goryang kanan-kiri penari saat berdiri. Penari jangger biasa jalan di tempat dengan memainkan kipasnya juga selndang dikibaskan layaknya sayap burung. Kecak juga gaya jalan di tempat dengan gaya satu tanggan di pinggang dan tangan yang lainya digerakan di depan dada secara bergantian. Begitu juga saat duduk kecak dengan bersila dan janger bersimpuh dengan terus bergerak dan bernyanyi.
Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara seni pertunjukan tradisi, kelulusan sekolah, dan juga hiburan di desa-desa. Pemainya saat sekarang mulai dari kumpulan anak-anak, ramaja dan bahkan sering juga dijumpai kesenian dibawakan oleh orang yang lanjut usia. Kesenian dibawakan dalam suasana suka cita, layaknya tarian untuk pesta semua bergembira. Biasanya yang membedakan adalah jenis nyanyian yang dibawakan. Misal anak-anak lebih sering menyanyikan tentang pelajaran masa-masa bermain dan juga tentang sekolah. Untuk remaja terbiasa membawakan nyanyian tentang cinta. Untuk yang usia lanjut nyanyian tentang pengalaman hidup, dan perbuatan-perbuatan agar bisa hidup dengan baik.
Konon kesenian janger ini moncul di Bali berkisar tahun 1930-an. Saat itu hanya dipentaskan oleh muda-mudi saja. Kesenian Janger ini mengalami pasang surut, pada akhirnya di tahun 1960 lagi mulai banyak ditarikan, sungguh sayang kesenian ini dipakai untuk saling sindir dalam persaingan politik. Beberapa daerah di Bali mulai membentuk sekaa (kelompok) tetap dalam kesenian ini, yang sebelumnya jika akan ada pentas baru dikumpuklan para pemainnya. Beberapa sekaa yang konon terkenal adalah dari daerah Sibang, Tabanan, Singapadu, Metra. Yang menarik lagi di daerah Metra kesenian ini dijadikan kesenian sakral layaknya sanghyang, lebih dikenal dengan sanghyang janger maborbor. Para pemain biasanya bergulingan di bara api, sampai makan api.
Tari Tenun
BUsana dari tarian ini lebih sederhana layaknya seorang gadis desa yang jauh dari kemewahan. Dengan busana lelunakan, pakian dan juga kain yang cukup sederaha. Tapi dengan kemajuan sekarang ini biasanya juga ditambahkan dengan asesoris rambut dan kepala disimpakan bunga emas. Sabuk yang melilit di badan trasa kehidupan wanita Bali ditambah dengan sanggul rambut dan juga asesoris subeng di kuping. Di dada juga tampak colekan beberapa titik pamor, konon ini sebaga pertanda supaya tidak diganggu secara gaib disamping juga sebagai penangkal alergi karena banyak bekerja dengan kapas ataupun benang.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh beberapa orang gadis atau tidak jarang juga tunggal. Gerak-gerak tari ini menampilkan si gadis yang sedang menenun. Mulai dari memintal benang, memasang benang di alat tenun pempersiapkan alat tenun dan sampai menenun untuk menghasilkan kain tenun yang baik. Dalam aksinya menenun ini penari selalu aktip terkadang berdiri untuk layaknya memperbaiki benang juga tampak bersimpuh untuk meneliti benang yang masuk ke alat tenun. Yang paling terlihat ketika penari bersimpuh tetapi terus bergerak, mungkin hal yang cukup sulit dilakukan oleh penari-penari yang belum terlatih. Terlihat sambil bersimpuh serong kiri serong kanan dan juga bandan tegak.
Dalam pentas seni setiap daerah di Bali tari ini sering sekali ditampilkan. Mungkin karena banyak yang tertarik karena dalam busana tidak terlalu mahal dan juga geraknya yang lebih mudah. Tari tradisi ini sampai saat ini masih tetap lestari tak terlepas dari sanggar-sanggar yang ada untuk selalu mengajarkan seni tari ini kepada murid-muridnya.
Kalau dilihat dalam kenyataanya kegiatan menenun sekarang mungkin sangat jarang dijumpai di Bali. Tidak sebanyak Tari Tenun yang ada, para pengerajin kain tenun dan kain endek ini sudah mulai banyak meninggalkan pekerjaanya konon karena penghasilanya tidak mencukupi mereka banyak beralaih ke profesi yang lain.
Tari Joged
Dari segi tampilah Penari Joged terlihat tidak ada aturan yang begitu ketat. Berbeda dari masing-masing daerah. Ada yang hanya berbusana kebaya dengan kain, ada juga busana dengan lebih rumit dengan prada emas. tetapi tetap memakai mahkota (gelungan). Biasanya selalu membawa kipas dan selendang. Selendang ini nanti digunakan untuk menarik penontok sebagai pengibing.
Tarian pergaulan ini memang sangat digemari oleh para penonton karena ada interaksi diantarnya. Penonton juga dapat ngibing, menari bersama dengan penari di panggung. Gerak tari tidak mengikuti aturan yang pasti, ini disesuaikan dengan tabuh (musik) yang sedang dimainkan sekaa penabuh. Keluwesan, kecantikan dan perawakan penari menjadikan para penonton terkadang berebut untuk menjadi pengibing. Tabuh yang dimainkan juga terkesan bebas, untuk menarik para penonton menikmati suguhan ini biasanya dibawakan dari tabuh-tabuh yang masih hit saat ini. Bisa mengambil dari lagu-lagu ataupun sesuatu yang lagi tren.
Kesenian ini biasa dipentaskan saat ada acara budaya, hari-hari besar dan juga undangan ke masing-masing rumah saat ada hajatan. Tabuh sebagai pengiring biasanya digunakan tingklik, rindik, jegog dan tidak mengikat pada satu jeni alat musik. Untuk kesenian ini biasanya para pengibing duduk paling depan untuk mendapat giliran yang pertama, di beberapa tempat malah ada sampai membawa nomor antrian supaya dapat ngibing.
Konon tarian ini mulai berkembang di daerah Buleleng (Bali bagian utara) pada tahun 1946. Tarian ini begitu melegenda sampai sekarang. Tarian ini mendapat simpati yang besar di masyarakat akhirnya menyebar ke seluruh pelosok Bali sampai sekarang kesenian tari Joged ini paling eksis.
Kesenian Dolanan
Ini adalah kesinan permainan anak-anak yang ada di setiap daerah di nusantara ini. Begitu juga di Bali kesenian ini begitu menarik untuk disaksiskan, biasanya dilakukan oleh banyak (sekelompok) anak-anak. Dari segi busana biasanya mengikuti dari masing-masing daerah. Kesederhanaan tapi masih memperlihatkan ciri dari asal muasal penari bersangkutan.
Semacam operet pada pertunjukanya biasanya diselingi dengan humor tingkah polah para anak-anak yang membuat penonton tertawa. Tidak hanya itu kehahlian menari dan bernyanyi juga dipertunjukan. Dalam setip pertunjukan biasanya dibawakan satu tema tertentu. Lebih banyak menampilkan permainan, hiburan dan yang terpenting bisa menghibur dan mebuat penonton tertawan. Selebihnya keahlian dalam menari bernyanyi akan meberikan nilai lebih.
Acara ini mulai jarang ditampilkan karena memberlukan peserta yang cukup banyak terkadang sepuluh orang bahkan lebih. Terkadang terkendala saat latihan, tidak semua anak dapat selalu hadir. Tetapi semangat para seniman cilik ini sangat terasa, saat pementasan Pesta Kesenian Bali yang menampilkan gong kebyar anak biasanya selalu siap dengan kesenian dolanan.
Tari Baris Tunggal
Terlihat dari awal yang dikenakan adalah busana keprajuritan. Badong, Lamak juga mahkota krucut tidak lupa terselip sebuah keris di punggung. Busana yang penuh dari kepala sampai kaki lebih menggambarkan prajurit yang siap berperang dan penuh dengan perlindungan badan. busana dasar putih dan dilapisi beberapa asesoris lain pembungkus tubuh.
Gerak tari ini sangat enerjik layak seorang prajurit gagah perkasa. Gerak memutar tubuh, tangan yang selalu sigap, dan juga likikan matn yang selalu tajam menatap ke segala arah. Bahu naik dan beberapa kali dada diusungkan ke depan.
Baris tunggal terbiasa ditarikan saat pertunjukan tidak jarang pula saat upacara ngaben (kematian) tarian ini selalu ada. Tarian ini ditampilakn semabai penghormatan kepada orang yang telah meninggal atau leluhur. Saat dipertunjukan dlam pentas seni juga tarian ini sebagai balih-balihan atau tontonan hiburan bagi masyarakat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling Banyak Dilihat
-
Yup... Pantai Kusamba yang berada di Kabupaten Klungkung ini memang memberikan kesegaranya untuk siapa saja yang berkunjung ke sana. Pantai ...
-
Yup... Mapeed di Sukawati, Gianyar pada tanggal 14 April 2012. Ratusan umat melintasi jalan desa setempat dengan berbusana adat Bali. Ibu be...
-
Yup... Tari Legong Kuntul saat parade semara pagulingan oleh Sanggar Sangita Mredangga Desa Batuagung, Jembrana pada Pesta Kesenian Bali (PK...
-
Yup... Upacara di Bali selalu ada yang menarik untuk didokumentasikan. Salah satunya para penari saat mengiringi upacara. Kal ini pada tangg...
-
Yup... Pertunjukan Tarian Bali anak-anak di Denpasar, Bali pada 24 Mei 2015. Tari Pendet Tari Condong Tari Oleg Tambulilingan Be...
-
Yup... Pawai budaya yang dilanakan di seputaran lapangan puputan badung, Denpasar tanggal 23 September 2012. Pawai Utsawa Bali sani merupaka...
-
Yup... Pertunjukan Maha Bandana Prasadha kesenian klasik oleh Sekaa Kesenian Klasik Gambang Manikasanti Banjar Kedaton, Kelurahan Tonja Denp...
-
Yup... Tari Rejang dan Baris Wayang dari Sekaa Baris Wayang Pura Dalem Lumintang, Pemecutan Kaja, Denpasar pada Pesta Kesenian Bali ke-34 ta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar