Video Sanghyang Sampat, Puluk-puluk
Sanghyang Sampat di Desa Pakraman Puluk-puluk, Tengkudak, Penebel, Tabanan - Bali.
Sanghyang Sampat
Sanghyang Sampat merupakan salah satu tradisi warga Puluk-puluk untuk menjaga dan memperkenalkan alam desa kepada warga khususnya persawahan. Air dan tanah merupakan hal yang sangat penting bagi para petani desa, mereka selalu berharap untuk mendapatkan hasil panen yang baik dengan terjaganya sawah. Banyak cara-cara yang dilakuakan baik secara sekala atau niskala, selalu menjaga kesuburan tanah dan juga kebersihan air.
Upacara Sanghyang Sampat dimulai dari pura dengan beberapa prosesi. Usai upacara kedua Sanghyang berlari ke arah yang tidak tentu dan melesat berlari ke luar pura. Sanghyang Lanang dan Sanghyang Istri dengan dibawa oleh krama terpilih disebut dengan 'Panyunggi' dan pembawa pasepan masing-masing. Terkadang arahnya bisa terpisah, kadang bisa bersama lagi. Yang pasti Sanghyang selalu mencari sumber-sumber air, yadnya di sawah dan juga beberapa pura yang ada di desa dengan jalan-jalan dan waktu yang tidak bisa diprediksi kapan dan kemana.
Yang menarik adalah anak-anak akan selalu mengikuti kemanapun Sanghyang berlari, walau harus terjatuh ke sawah, ketinggalan karena terkadang Sanghyang berlari cukup kencang. Mereka kelihatan tampak gembira dan senang mengikuti. Inilah pengenalan alam desa kepada generasi muda, karena Sanghyang memutar sampai ke pelosok-pelosok desa. Di setiap tugu sawah (tempat haturan) biasanya selain banten juga dilengkapi buah-buahan bagi para pemilik sawah. Buah itu bisa diambil dan dimakan anak-akan yang mengikuti Sanghyang usai Sanghyang memutar-mutari haturan yang ada di setiap sawah.
Pada akhirnya kedua Sanghyang akan kembali ke pura tempat awal berlangsungnya upacara. Warga yang mengikuti, keanyakan anak-anak akan diberikan minum sampai di pura.
Salah satu tembang Sanghyang sampat:
Bintang Siang
Bintang ya bintang siang
Ya reke gusi ya tumbuh kangin
Kesumba ne ya reke gusi
Tarik mabunga
Kesumba ne ya reke gusi
Tarik mabunga
Terima kasih Krama Puluk-puluk atas kesempatannya bisa mengabadikan tradisi yang adi luhung ini.
Mohon maaf jika ada kesalahan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Paling Banyak Dilihat
-
Yup... senian rekontruksi Arja Godongan dari Abian Tuwung Kabupaten Tabananpada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-35 di Kalangan Angsoka Taman Bu...
-
Yup... Hari ini tanggal 5 Mei 2013 umat Hindu melaksanakan persembahyangan di Pura Samuantiga, Bali. Ada tradisi yang unik dari dari upacara...
-
Yup... Memang sebagian dari kita tidak bisa menikmati Galungan, entah karena pekerjaan, lingkungan ataupun yang lainnya. Semestinya orang-or...
-
Yup... Pentas Karawitan Klasik Gong Luang dari Kuta Utara, Badung pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-37 di Kalangan Angsoka Taman Budaya, Bal...
-
Yup... Upacara mendak bagia saat Karya Pura Dalem Marga di Bali pada 8 April 2015.
-
Yup... Upacara saat para lelaki sudah menjadi remaja di Dauh Tukad, Bali pada tanggal 24 Juli 2013.
-
Yup... Upacara Ngusaba sambah di pura Sengkidu, Karangasem pada 13 November 2011. Tari Rejang mengawali upacara. Tradisi unik, menyayat leng...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar